Pembelajaran Merdeka Sastra: Sebuah Pendekatan Alternatif Inovatif
Keywords:
pembelajaran sastra, membaca, pandemi Covid-19Abstract
Indonesia telah mengikuti tes PISA sejak tahun 2000, tetapi hasilnya terus menunjukkan penurunan. Bidang membaca berada pada tingkat memprihatinkan, tidak ada proses belajar di sekolah yang mampu meningkatkan kemampuan membaca peserta didik. Padahal, menikmati bacaan merupakan prasyarat untuk menjadi pembaca yang efektif. Untuk itu, aktivitas membaca harus dijadikan sebagai budaya. Membaca karya sastra hendaknya suatu kewajiban bagi peserta didik dan tercantum dalam kurikulum. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengaplikasikan pentingnya membaca karya sastra dengan menggunakan metode kualitatif dan analisis studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa membaca karya sastra/fiksi lebih siginifikan dalam mengembangkan keterampilan membaca peserta didik dibandingkan membaca jenis teks lain, seperti majalah, nonfiksi, koran, dan komik dengan penjelasan sebagai berikut. Pertama, membaca sastra/fiksi merupakan membaca dengan penuh penghayatan atau membaca mendalam. Waktu yang dibutuhkan lebih lama dibandingkan dengan membaca jenis teks lain. Kedua, faktor terpenting membaca karya sastra/fiksi dalam meningkatkan kemampuan membaca peserta didik terletak pada proses menikmati bacaan yang dibaca sehingga dapat menumbuhkembangkan aktivitas membaca peserta didik. Ketiga, membaca karya sastra/fiksi , berarti peserta didik membaca kehidupan sehingga peserta didik akan dapat memilih atau mengambil sikap (baik/buruk) dalam menghadapi kehidupan itu. Pandemi Covid-19 yang mengharuskan setiap orang menjaga jarak sosial hendaknya menjadi “peluang emas” atau sebagai kesempatan untuk aktivitas membaca bagi peserta didik. Pembudayaan membaca harus diupayakan menjadi pembelajaran Merdeka Sastra melalui melalui kolaborasi berbagai pihak: keluarga, sekolah, pemerintah, dan masyarakat.