TARI SANGHYANG SEBAGAI PELESTARI TRADISI RITUAL ZAMAN PRA-HINDU SEBUAH KEARIFAN LOKAL BANJAR JANGU, DESA DUDA, SELAT KARANGASEM

Authors

  • Ni Made Pira Erawati Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Mahadewa Indonesia
  • I Ketut Lanus Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Keywords:

Tari Sanghyang, Tradisi Ritual, Kearifan Lokal

Abstract

Tari Sanghyang sebagai pelestari tradisi ritual telah berkembang dari zaman pra-Hindu sampai sekarang di Banjar Jangu, Desa Duda, Kecamatan Selat, Karangasem. Tari Sanghyang itu memiliki nilai kearifan lokal yang telah disepakati dapat memberikan kedamaian, kesejahtraan dan kesehatan bagi masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk memahami nilai kearifan lokal tari Sanghyang dari medium kekuatan alam sampai dengan munculnya tari Sanghyang sebagai medium untuk menurunkan kekuatan dewa-dewa. Oleh karena itu penelitian ini mengkaji beberapa permasalahan mengenai, apa yang dimaksud dengan kearifan lokal?, Bagaimana perkembangnya tari Sanghyang dari zaman pra-Hindu sampai sekarang ?, dan bagaimana proses ritual dan praktek ritual tari Sanghyang sebagai seni sakral yang mengandung nilai-nilai kearifan lokal. Untuk mengkaji dan memahami permasalah tersebut digunakan metode penelitian kualitatif yang didukung dengan teori ritual tentang proses dan praktek ritual agar pelaksanaan ritual berhasil sesuai dengan tujuan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam ritual tari Sanghyang di Banjar Jangu, Desa Duda, Kecamatan Selat Karangasem terdapat nilai-nilai kearifan lokal yang disepakati sampai sekarang.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Bell, Catherine, 2009, Ritual Theory, Ritual Practice. New York: Oxford University.

Goris, R en Walter Spies 1937, “Overzich van Dans en Tooneel in Bali”, dalam Madjalah Djawa, No 5-6 tahun ke-17.

Laeyendecker, L, 1983, Tata, Perubahan, dan Ketimpangan Suatu Pengantar Sejarah Sosiologi. Jakarta: PT Gramedia.

Linggih, I Nyoman dan I Ketut Muka, 2021, “Sesolahan Legong Dedari Di Pura Luhur Catur Kanda Pat Sari Pengideran Dewata Nawa Sanga (Kajian Teo-Estetika)”, dalam Mudra Jurnal Seni Budaya, Volume 36 No 1. Febroari 2021.

Moleong, 2011, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Purna, I Made, 2017, “Pemerdayaan Tari Sanghyang Di Banjar Jangu, Desa Duda Kecamatan Selat Kabupaten Karangasem Bali”,dalam Mudra Jurnal Seni Budya, Voluma 32 No.2, Mei 2017.

Soekawati, Tjokorde Gde Raka, 1925, “De Sanghyang Op Bali” dalam Madjalah Djawa (Java Instituut), tahun ke-4.

Sugiyono, 2016, Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Bandung: Alfabeta.

T, Mursadi, 2012, “Kajian Kearifan Lokal di Desa Bungin Permai, Kecamatan Tinanggea Kabupaten, Konawe Selatan”, dalam Mudra Jurnal Seni Budaya Volume 27 No.1 Januari, 2012.

Walter Spies and Baryl de Zoete, 1938, Dance and Drama in Bali. London: Faber an Faber Limited 24 Russll Square.

Published

2022-04-20