INOVASI PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA LISAN DALAM KONTEKS MASA PANDEMI COVID-19
DOI:
https://doi.org/10.59672/stilistika.v9i1.961Keywords:
Inovasi, Pembelajaran Sastra Lisan, Pandemi Covid-19Abstract
Pandemi covid-19 merupakan bencana besar yang tidak bisa dideprediksi sebelumnya. Wabah covid-19 telah membuat sistem pendidikan di Indonesia tidak dapat berjalan dengan maksimal. Inovasi perlu dilakukan dalam sistem pembelajaran saat ini sebagai upaya mengatasi problematika pendidikan, khususnya dalam pembelajaran apresiasi sastra lisan yang ditimbulkan oleh pandemi covid-19. Permasalahan pembelajaran sastra sesungguhnya bukan baru terjadi saat pandemi covid-19 ini saja. Permasalahan pembelajaran sastra sudah dari dulu mengalami kendala dalam konteks kreasi dan inovasi. Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran sastra pada konteks kekinian sudah sangat urgent untuk dilakukan terlebih lagi pada masa pandemi covid-19. Masa pandemi covid-19 membuat para pengajar harus melakukan sikap yang adaptif. Metode Blended learning dapat dijadikan solusi pembelajaran inovatif dan kreatif. Blended learning mengacu pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi, terditi atas, (1) seeking of information, (2) acquisition of information, dan (3) synthesizing of knowledge. Sosial media, seperti faaceebook dan youtube sesungguhnya dapat dimanfaat sebagai media inovatif pembelajaran apresiasi sastra selama pandemi covid-19.
Downloads
References
Aminudin. 2004. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar baru Algesindo.
Budiman, Kris. 2003. Dari Saman ke larung, Menemukan Kembali Sisa-sia Feminitas. Jurnal Perempuan untuk Pencerahan dan Kesetaraan. Edisi 30, halaman 7.
Dwipayana, I Kadek Adhi dan Gede Sidi Artajaya. 2018. Hegemoni Ideologi Feodalistis dalam Karya Sastra Berlatar Sosiokultural Bali. Jurnal Kajian Bali: Journal of Bali Studies. Volume 08, Nomor 02, Oktober 2018, hlm 85-104.
Dwipayana, I Kadek Adhi dan Ida Bagus Gede Bawa Adnyana. 2019. Legitimasi Hukum Adat Bali dalam Karya Sastra Kultural. Retorika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya. Volume 12, Nomor 2, Agustus 2019, hlm 208-222.
Haryadi. 1994. Sastra Melayu. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.
Huang, R. H., Liu, D. J., Tlili, A., Yang, J. F., & Wang, H. H. (2020). Handbook on facilitating flexible learning during educational disruption: The Chinese experience in maintaining undisrupted learning in COVID-19 Outbreak. Beijing: Smart Learning Institute of Beijing Normal University.
Kattsof, Louis. 2004. Pengantar Filsafat. Terjemahan Soejono Soemargono. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.
Kenney, J., & Newcombe, E. (2011). Adopting a blended learning approach: Challenges encountered and lessons learned in an action research study. Journal of Asynchronous Learning Networks, 15(1), 45-57.
Miller, J. P. (2010). Whole child education. Toronto: University of Toronto Press.
Moehanto, Budhy. 1987. Tuntunan Sekar Macapat. Pemalang: CV Mitra Utama.
Ramsay, G. (2001). Teaching and Learning With Information and Communication Technology: Succes Through a Whole School Approach. National Educational Computing Conference, July 25-27. Chicago.
Suastika, I Made. 2011. Tradisi Sastra Lisan (Satua) di Bali. Kajian Bentuk, Fungsi, dan Makna. Denpasar: Pustaka Larasan.
Tilaar. 2000. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Published
How to Cite
Issue
Section
Copyright (c) 2020 Stilistika : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Seni
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Hak cipta mencakup hak eksklusif untuk mereproduksi dan mengirimkan artikel ini dalam semua bentuk dan media, termasuk mencetak ulang, memotret, mikrofilm dan reproduksi serupa lainnya, serta terjemahannya. Reproduksi dari bagian manapun dari jurnal ini, penyimpanannya di database dan transmisinya dengan bentuk atau media apa pun, seperti salinan elektronik, elektrostatik dan mekanis, fotokopi, rekaman, media magnetik, dan lain-lain, akan diizinkan hanya dengan izin tertulis dari penerbit jurnal.