PEMBELAJARAN SASTRA YANG APRESIATIF BERBASIS LITERASI
DOI:
https://doi.org/10.59672/stilistika.v8i2.768Keywords:
Pembelajaran Sastra, Apresiatif, LiterasiAbstract
Pembelajaran sastra yang apresiatif menekankan pada keserasian antara pemahaman teori sastra dan keterampilan bersastra. Pembelajaran sastra yang lebih dominan pada aspek pengetahuan sudah tentu tidak memberi manfaat yang berarti bagi peserta didik. Peserta didik tidak merasa tertarik mempelajari sastra. Pembelajaran sastra yang apresiatif dapat diciptakan apabila seorang guru merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran sastra dengan baik. Guru memberikan materi pembelajaran sastra yang menekankan pada aspek kognitif, psikomotor, dan afektif. Pembelajaran sastra yang apresiatif dapat diwujudkan apabila peserta didik memiliki budaya membaca dan menulis dengan baik. Kecakapan literasi ini memiliki peranan yang sangat fundamental dalam menciptakan pembelajaran sastra yang berkualitas.
Appreciative literary learning emphasizes harmony between literary theory understanding and literary skills. Literature learning which is more dominant in the aspect of knowledge certainly does not provide meaningful benefits for students. Students do not feel interested in studying literature. Appreciative literary learning can be created if a teacher plans, implements, and evaluates literary learning well. The teacher provides literary learning material that emphasizes cognitive, psychomotor, and affective aspects. Appreciative literary learning can be realized if students have a culture of reading and writing well. This literacy skill has a very fundamental role in creating quality literary learning.
Downloads
References
Aminuddin. 2000. Pembelajaran Sastra sebagai Proses Pemberwacanaan dan Pemahaman Perubahan Ideologi. Surakarta: Univertisa Muhamadiyah University Press.
Dot. 2004. “Sastra Punya Peran Penting Ajarkan Nilai Luhur Bangsa.” Dalam http//www.kompas./Selasa 03-08-2004
Ismail, Taufiq. 2000. Tentang Cara Menjadi Bangsa Rabun Membaca dan Lumpuh Menulis Pula sehingga Jelas di Dunia Kita Pakar Terkemuka dalam Bahasa Indonesia dalam Era Globalisasi. Jakarta: Depdikans.
Ismail, Taufiq. 2004. Setelah Menguap dan Tertidur 45 Tahun. Makalah disampaikan pertemuan ilmiah nasional XII. Yogyakarta: Universita Ahmad Dahlan.
Kemendikbud. 2016. Panduan Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta.
Oemarjati, Boen, S. 2005. “Pengajaran Sastra pada Pendidikan Menengah di Indonesia Quovadis?”Makalah dalam Konferensi Internasional Hiski di Swarna Dwipa, Palembang.
Permendikbud No. 23 Tahun 2015.
Yarsama, Ketut. 2018. “Implementasi Media Audiovisual untuk Meningkatkan Memproduksi Pantun pada Siswa Kelas XI MIPA 3 SMA N 1 Denpasar Tahun Pelajaran 2017/2018.” Dalam jurnal Pendidikan Bahasa dan Seni, Stilistika Volume VII No I November 2018, ISSNP 2089 8460, ISSNE 2621-3338
Yarsama. Ketut. 2019. “Pengajaran Mikro.” Diktat. Denpasar: FPBS IKIP PGRI Bali.
Published
How to Cite
Issue
Section
Copyright (c) 2020 Stilistika : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Seni
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Hak cipta mencakup hak eksklusif untuk mereproduksi dan mengirimkan artikel ini dalam semua bentuk dan media, termasuk mencetak ulang, memotret, mikrofilm dan reproduksi serupa lainnya, serta terjemahannya. Reproduksi dari bagian manapun dari jurnal ini, penyimpanannya di database dan transmisinya dengan bentuk atau media apa pun, seperti salinan elektronik, elektrostatik dan mekanis, fotokopi, rekaman, media magnetik, dan lain-lain, akan diizinkan hanya dengan izin tertulis dari penerbit jurnal.