CERITA RAKYAT TANTING MAS DAN TANTING RAT: MENGUNGKAP KONSEP RWA BHIENDA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT BALI-HINDU (DALAM KAJIAN LINGUISTIK KOGNITIF)
DOI:
https://doi.org/10.59672/stilistika.v14i1.5598Keywords:
Cerita rakyat Bali, Tanting Mas dan Tanting Rat, Rwa Bhineda, linguistik kognitif budaya, dualismeAbstract
Cerita rakyat Tanting Mas dan Tanting Rat merupakan salah satu tradisi lisan masyarakat Bali-Hindu dalam istilah Bali disebut dengan satua yang artinya cerita. Teks cerita rakyat ini mengungkap ajaran-ajaran filosofis kehidupan utamanya konsep Rwa Bhineda. Tujuan tulisan ini mengkaji bagaimana pengungkapan konsep Rwa Bhineda itu digambarkan sebagai objek kajian. Fokus kajian pada aspek kognitif dalam perspektif sosio-kultural linguistik yang terintegrasi dalam analisis tekstual dan kontesktual. Sumber data utama adalah teks cerita rakyat Tanting Mas dan Tanting Rat yang dianalsis secara deskriptif kualitatif dengan pendekatan folklor dan linguistik kognitif kultural. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, secara tekstual cerita rakyat Bali Tanting Mas lan Tanting Rat menunjukkan penggunaan bahasa yang khas misalnya majas (gaya bahasa) sastra prosa naratif untuk menciptakan efek kognitif ‘kesucian dan magis’ dengan memanfaatkan fitur sosio-linguistik dan simbol-simbol budaya Hindu (Bali). Efek kesucian dan magis dicapai dengan sumber daya bahasa menggunakan bahasa Bali halus yang secara sosial sarat makna simbolis, juga menunjukkan tingginya penggunaan bahasa secara simbolik sosial. Cerita ini sarat dengan lambang dan isi pengetahuan black magic yang berhubungan dengan konsep Rwa Bhineda (simbol dualistis) yakni kebaikan dan kejahatan sebagai simbol perlawanan. Dalam konteks budaya menggambarkan kehancuran negara. Ada dua elemen yang saling terkait, yakni ilmu putih dan ilmu hitam (black magic) yakni Rwa Bhineda yang saling bertentangan dan berlawanan seperti pebuatan baik dan jahat/buruk dharma-adharma yang tidak terlepas dari perbuatan manusia.
Downloads
References
Ardana, I Ketut. (2015). Calonarang dalam Kebudayaan Bali. Pusat Kajian .
Aryani, N. K. (2022). Ajaran Susila Dalam Satua Leak Maslikuan. Lampuhyang, 13 (1), 194-
DOI: https://doi.org/10.47730/jurnallampuhyang.v13i1.299
Barker, & Chris. (2014). Dwi Tunggal Dalam Dimensi Lontar: Dualisme Dalam Penciptaan . Yogyakarta: PT. Kanisius Bendi Yudha.
Chaya, I. N. (2004). Rwabhineda Dalam Konteks Seni Budaya Wali” dalam Mudra, . Denpasar: Institut Seni Indonesia, Denpasar.
Dharmojo. 1998. Sastra Lisan Ekagi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pembangunan Bangsa
Emzir dan Rohma, S. 2015. Teori dan Pengajaran Sastra. Jakarta:Raja Grafindo Persada
Geeraets, Dirk, Cuykens, Hubert. (2007). The OxfordHandbook of Cognitive Linguistics. New York: OxfordUniversity Press.
Hutomo, Suripan, S. (1991). Mutiara Yang Terlupakan: Pengantar Studi Sastra . Jawa Timur: HISKI.
Kardji, I. W. (1990). Sromotan (Pupulan Satua Kawisesan Utawi Pangleyakan}. Denpasar: Fakultas Sastra Universitas Udayana.
Langacker, R. W. (1990). Concept, Image, and Symbol: The Cognitive Basis of Grammar Berlin.
Muhadjir. (1995). Metodologi Penelitian Kualitatif: Telaah Positivistik, Rasionalistik, Phenomenologik dan Realisme Metaphisik. Yogyakarta: Rake Sarasin.
Nadihari, N. N. S (2007). Satua Tanting Mas Lan Tanting Rat: Analisis Semiotik. Skripsi Bahasa dan Sastra Bali, Jurusan Sastra Daerah. Denpasar: Universitas Udayana.
Palmer, G. B., and Sharifian, F. (2007). Applied cultural linguistics: an emerging paradigm.
In Applied Cultural Linguistics. Edited by Farzard Sharifian and Gary B. Palmer.
Amsterdam: John Benjamin.
Putra, N. (2011). Penelitian Kualitatif: Proses dan Aplikasi. Jakarta: Indeks Paramita.
Sibarani, Robert. (2012). Kearifan Lokal :Hakikat, Peran, dan Metode Tradisi Lisan. Jakarta.
Sumitri, N.W, & Arka, I Wayan.2021. Manuskrip Bali Rukmini Tatwa : Harmonisasi Seksual
Suami Istri Melalui Bingkai Sastra Rempah dalam Perspektif Linguistik Kognitif
dalam Sastra Rempah. Yogyakarta: Penerbit PT Kanisius.
Titib, I. M. (2022). Teologi dan Simbol-Simbol dalam Agama Hindu. Surabaya: PT Paramita.
Sudikan, Setya Yuwana. (2001). Metode Penelitian Kebudayaan. Surabaya: Unesa Unipress bekerjasama dengan Citra Wacana.
Yendra, I. W. (2013). Leak Ngamah Leak. Surabaya: PT Paramita.
Zoetmulder, P. J., & Robson. (2004). Kamus Jawa Kuna Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Stilistika : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Seni

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Hak cipta mencakup hak eksklusif untuk mereproduksi dan mengirimkan artikel ini dalam semua bentuk dan media, termasuk mencetak ulang, memotret, mikrofilm dan reproduksi serupa lainnya, serta terjemahannya. Reproduksi dari bagian manapun dari jurnal ini, penyimpanannya di database dan transmisinya dengan bentuk atau media apa pun, seperti salinan elektronik, elektrostatik dan mekanis, fotokopi, rekaman, media magnetik, dan lain-lain, akan diizinkan hanya dengan izin tertulis dari penerbit jurnal.













