GURATAN MAKNA RELIGIUS DALAM TRADISI RITUAL DHEKE SA’O ETNIK RONGGA DI MANGGARAI TIMUR: KAJIAN ETNOLINGUISTIK
DOI:
https://doi.org/10.59672/stilistika.v13i1.4119Keywords:
Kata kunci: makna religius, tradisi ritual dheke sa’o, etnik rongga, etnolinguistikAbstract
Abstrak
Penelitian ini secara garis besar mengungkap guratan makna religius dalam tradisi Dheke Sa’o pada masyarakat etnik Rongga di Manggarai Timur. dikaji dari perspektif etnolinguistik. Dheke Sa’o (RDS) adalah tradisi ritual dikaitkan dengan keberhasilan membangun rumah baru. Penelitian ini bersifat deskriptif dan kualitatif dengan sumber data utama tuturan tradisi ritual Dheke Sa’o yang dipraktikkan oleh etnik Rongga. Metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, pencatatan, perekaman, dan studi pustaka. Data dianalisis secara kualitatif pada aspek penggunaan bahasa dalam kaitannya dengan leksikon religius pada tataran tekstual dan kontekstual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sudut pandang etnolinguisti, ciri-ciri penggunaan Bahasa dalam RDS menunjukkan ciri-ciri kiasan (gaya bahasa sastra) dengan ciri sosiolinguistik yang menggunakan bahasa Rongga sebagai alat komunikasi dengan campuran beberapa kata-kata arkais sebagai bagian dari manipulasi pengaruh kuat Bahasa ritual sacral magis, sarat makna religius, merupakan aspek makna paling penting. Makna ini berkaitan dengan keyakinan orang Rongga dikaitkan dengan konseptualisasi keberadaan Tuhan, roh nenek moyang, dan roh alam dipahami sebagai kekuatan supranatural yang sangat menentukan kelangsungan hidup mereka di dunia dan di akhirat. Ciri etnolinguistik yang menonjol digunakan menonjol bermoduskan indikatif-imeperatif sebagai latar/alasan untuk harapan/keinginan agar mereka diberkati dalam kehidupan di dunia. Secara kontekstual, RDS pemeliharaan hubungan harmonis dengan kekuatan di luar kemampuan mereke sebagai manusia. Oleh karena itu, RDS harus dilestarikan agar makna religious yang dikandungnya tetap hidup dan berkembang sesuai substansi sebenarnya dalam realitas kehidupan masyarakat etnik Rongga
Kata kunci: makna religius, tradisi ritual dheke sa’o, etnik rongga, etnolinguistik
STROKES OF RELIGIOUS MEANING IN THE DHEKE SA'O RITUAL TRADITION
ETHNIC RONGGA IN EAST MANGGARAI: AN ETHNOLINGUISTIC STUDY
Abstract
This research largely reveals the strokes of religious meaning in the Dheke Sa'o tradition in the Rongga ethnic community in East Manggarai. studied from an ethnolinguistic perspective. Dheke Sa'o (RDS) is a ritual tradition associated with the success of building a new house. This research is descriptive and qualitative in nature with the main data source being the speech of the Dheke Sa'o ritual tradition practiced by the Rongga ethnic group. The method of data collection is through observation, interview, recording, recording, and literature study. The data were analyzed qualitatively on aspects of language use in relation to religious lexicon at textual and contextual levels. The results show that from an ethnolinguistic point of view, the characteristics of language use in RDS show figurative characteristics (literary language style) with sociolinguistic characteristics that use Rongga language as a means of communication with a mixture of some archaic words as part of manipulating the strong influence of sacred magical ritual language, full of religious meaning, is the most important aspect of meaning. This meaning is related to the beliefs of the Rongga people associated with the conceptualization of the existence of God, spirits of ancestors, and spirits of nature understood as supernatural forces that greatly determine their survival in the world and in the afterlife. A prominent ethnolinguistic feature is used prominently modulated indicative-imperative as a background/reason for hope/desire that they are blessed in life in the world. Contextually, RDS maintains a harmonious relationship with forces beyond their ability as humans. Therefore, RDS must be preserved so that the religious meaning it contains remains alive and develops according to its true substance in the reality of the lives of the Rongga ethnic community.
Keywords: religious meaning, dheke sa'o ritual tradition, ethnic cavity, ethnolinguistics
Downloads
References
Daftar Pustaka
Bell, Catherine. 1992. Ritual Theory, Ritual Practice. Oxford: Oxford University Press
Bungin, B. 2008. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.
Duranti, A. (1997). Linguistic Anthropology. Cambridge: Cambridge University Press.
Fay, Brian. 2002. Filsafat Ilmu Sosial Kontemporer. Yogyakarta. Penerbit : Jendela.
Fairclough dan Wodak 1997 “Critical Discourse Analysis” dalam Teun A.Van Dijk (ed.),
Discourse an Social Interaction: Discourse Studies a Multidisciplinary Intruduction. Vo 2
London:: Sage publication
Foley, W. A. 1991. The Yimas Language of Papua New Guinea. Stanford: Stanford University
Press.
Foley, W.A.1997. Anthropological Linguistics: an Introduction. Oxford : Blackwell.
Hermandra. (2021). Metafora Kata Mata dalam Bahasa Melayu Riau: Analisis Semantik Kognitif.
Ranah:Jurnal Kajian Bahasa. 10(2). 216—228. https://doi.org/10.26499/rnh.v10i2.2243
Kaplan, David. Dan Albert, A.M. 1999. Teori Budaya. Diterjemahkan oleh Landung Simatupang. Yogyakarta : Pusat Pelajar
Koentjaraningrat. 1984. Manusia dan Kebudayaa di Indonesia. Jakarta: Jambatan.
Langacker, R. W. (1990). Concept, Image, and Symbol: The Cognitive Basis of Grammar.
Berlin: Mouton de Gruyter.
Langlotz, Andreas. (2015). Creating Social Orientation Through Language: a Socio-Cognitive Theory Situated Social Meaning. Amsterdam: John Benjamins.
https://doi.org/10.1075/celcr.17
Mangunwijaya, Y.B. 1988. Sastra dan Religiusitas. Yogyakarta: Kanisius
Ochs, E. 1988. Culture and Language Development: a Language Acquisition in a Samoan Village. Cambridge: Cambridge University Press.
Palmer,G. B. (1996). Toward a Theory of Cultural Linguistics. Austin, USA: The University of Texas Press.
Rudiyanto, Rais, Wakit Abdullah, Purnanto, (2020). Tinjauan Etnolinguistik Makna Kultural Dalam Tradisi “Sranen Sebagai Wujud Kearifan Lokal. dalam Prosiding Seminar Nasional Linguistik dan sastra (SEMANTIKS).
Sumitri, N.W dan Arka, I W. 2022. Kekuasaan dan Kekuatan Bhuta Dalam teks Lontar Roga
Sanghara Bhumi dan Covid-19 di Bali: Analisis Etnolinguistik. Ranah : Jurnal Kajian
Bahasa 11 (1). hal. 1-12 doi: https://doi.org/10.26499/rnh.v11i1.4504
Sumitri, N.W. 2018. Ritual dan Dinamika Hidup Orang Rongga: Tradisi Lisan Dalam Wacana
Etno-Ekologi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Jakarta.
Sumitri, N.W. 2016. Tradisi Lisan Vera: Jendela Bahasa, Sastra, dan Budaya Etnik Rongga
Jakarta : Yayasan Pustaka Obor.
Sumitri, N.W. 2015. Dimensi Puitis Wacana Tradisi Lisan Dheke Sa’o Etnik Rongga di
Manggarai Timur Propinsi Nusa Tenggara Timur Dalam Sastra dan Solidaritas Bangsa
Diterbitkan Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia Komisariat Ambon.
Suryadi, Bambang dan Bahrul Hayat. 2021. Religiusitas: Konsep, Pengukuran, dan Implementasi
di Indonesia. Jakarta: Bibliosmia Karya Indonesia.
Wakit Abdullah. (2013). Kearifan Lokal dalam Bahasa dan Budaya Jawa Masyarakat Nelayan di
Pesisir Selatan Kebumen (Sebuah Kajian Etnolinguistik). Disertasi Surakarta: S3
Linguistik UNS (Unpublished).
Published
How to Cite
Issue
Section
Copyright (c) 2024 Stilistika : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Seni
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Hak cipta mencakup hak eksklusif untuk mereproduksi dan mengirimkan artikel ini dalam semua bentuk dan media, termasuk mencetak ulang, memotret, mikrofilm dan reproduksi serupa lainnya, serta terjemahannya. Reproduksi dari bagian manapun dari jurnal ini, penyimpanannya di database dan transmisinya dengan bentuk atau media apa pun, seperti salinan elektronik, elektrostatik dan mekanis, fotokopi, rekaman, media magnetik, dan lain-lain, akan diizinkan hanya dengan izin tertulis dari penerbit jurnal.