PERBANDINGAN BENTUK GENDING JOGED BUMBUNG DI DESA SIDATAPA BULELENG DENGAN BENTUK GENDING JOGED BUMBUNG DI DESA PENATIH DENPASAR

Authors

  • Kadek Agung Sari Wiguna Universitas PGRI Mahadewa Indonesia
  • I Ketut Lanus Universitas PGRI Mahadewa Indonesia
  • I Wayan Mastra Universitas PGRI Mahadewa Indonesia
  • Komang Dedy Kurniawan Putra Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.59672/stilistika.v13i1.3613

Keywords:

tujuan, metode penelitian, dan hasil penelitian.

Abstract

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih dalam tentang bentuk gending joged bumbung di Desa Sidatapa Buleleng dan mengungkap hal-hal yang dianggap penting agar masyarakat umum mengetahui dan menambah wawasan tentang kesenian Bali khsusnya karawitan Bali. Penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan mencoba melakukan pembanding antara bentuk gending joged bumbung di Desa Sidatapa dengan bentuk gending joged bumbung di Desa Penatih, Banjar Saba, Denpasar. Dari pembanding ini, diharapkan dapat melihat perbedaan bentuk gending joged bumbung yang ada di Desa Sidatapa, Buleleng dengan bentuk gending joged di Desa Penatih khususnya mengenai adanya lima elemen musik yang terkandung di dalam bentuk gending joged bumbung itu sendiri. Lima elemen musik yang dimaksud yaitu melodi, ritme, harmonisasi, dinamika, dan tempo. Hasil penelitian menyatakan bahwa gending joged bumbung di Desa Sidatapa merupakan bentuk gending tradisi yang strukturnya terdiri dari tiga bagian yaitu yaitu pepeson, ibing-ibingan dan pekaad. Sedangkan bentuk gending joged bumbung yang ada di Desa Penatih menggunakan tujuh struktur gending yaitu pepeson, ibing-ibingan, nigtig (jauk) tetangis, ngalih buah, jaran-jaranan, dan pekaad. Karakter dan ciri khas struktur gending joged bumbung itu sendiri menjadikan bentuk gending joged bumbung di Desa Sidatapa berbeda dari yang lain.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Bandem, I Made. 2004. Kaja dan Kelod (Tarian Bali dalam Transisi). Yogyakarta: ISI Yogyakarta.

Bahari, Nooryan. 2008. Kritik Seni : Wacana, Apresiasi dan Kreasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Yogayakarta: Kanisius.

Djelantik, A.A.M. 1998. Estetika Sebuah Pengantar. MSPI (Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Donder, I Ketut. 2005 : 57. Esensi Bunyi Gamelan Dalam Ritual Hindu.Denpasar: Paramita.

Hastanto, Sri. 2009. Konsep Pathet dalam Karawitan Jawa. Solo: ISI Pres Surakarta.

Himpunan Laporan Hasil Inventarisasi Kesenian Daerah. 1984/1985. Joged BumbungDEPDIKBUD.

Khan, Hazrat Inayat. 2002. Dimensi Mistik Musik dan Bunyi. Yogyakarta: Pustaka Sufi.

Rohidi, Tjetjep Rohendi. 2011. Metodelogi Penelitian Seni. Semarang: Cipta Prima Nusantara.

Setiawan, Erie. 2014. Memahami Musik dan Rupa Musik. Yogyakarta: Art Music Today.

Sumardjo, Jakob. 2010. Estetika Paradoks. Bandung: Sunan Ambu Press.

Supanggah, Rahayu. 2002. Bothekan Karawitan 1. Jakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Published

2024-11-22

How to Cite

Sari Wiguna, K. A., Lanus, I. K., Mastra, I. W. ., & Putra, K. D. K. . (2024). PERBANDINGAN BENTUK GENDING JOGED BUMBUNG DI DESA SIDATAPA BULELENG DENGAN BENTUK GENDING JOGED BUMBUNG DI DESA PENATIH DENPASAR. Stilistika : Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Seni, 13(1), 63-72. https://doi.org/10.59672/stilistika.v13i1.3613