ROGGHA SANGHᾹRA BHŪMI

WABAH SEMESTA ALAM DAN SUDHA BHUMI

Authors

  • Anak Agung Gde Alit Geria Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.59672/stilistika.v12i1.3304

Keywords:

roggha, sanghara, pamarisudha, dan yajña.

Abstract

Teks Ronggha Sanghāra Bhumi, merupakan ajaran kepemimpinan (niti) dari Bhagawan Dharma Loka, yang diterima baginda raja Majapahit hingga di Bali. Teks berisi uraian tatkala bumi dalam keadaan kali yuga (sanghāra). Ditandai dengan kembalinya para dewata menuju alam surga (Mahameru). Digantikan atau dipenuhi sifat-sifat jahat (běbhutan) merasuk pada setiap pikiran manusia, sehingga dunia menjadi tidak menentu (roggha). Konflik (perang) berkepanjangan, di antara pemimpin (raja) saling hina dan bermusuhan, penyakit (sasab mrana) tiada hentinya, kematian mendadak dilanda muntaber, dan sejenisnya. Segala upaya pengobatan tradisional (usada) dan (japa mantra) telah dicoba namun tidak berhasil, wabah penyakit mendunia.

Merebaknya berbagai penyakit di seluruh penjuru dunia, adalah akibat dewata luhuring akasa murka sehingga banyak manusia mati tidak tertolong. Seorang raja (pemimpin) akan tertimpa bahaya, ditandai dengan adanya salah wtu (manakan salah), salah rupa, salah prilaku, kebenaran terabaikan, raja dilecehkan, raja berbuat sewenang-wenang hingga rakyat menjadi sakit hati, dan seterusnya, menjadikan dunia ini rusak/hancur (sanghāra). Keadaan yang mengerikan itu bisa teratasi dengan cara menepi, mengurung diri di rumah, karena běbhutan sedang bergerak (apan běbhutan sděng lumaku) merasuki manusia di jagat raya ini. Selain itu, manusia mesti senantiasa berdoa kepada Sang Pencipta, melakukan  upacara yajña mamarisudha bhumi, menggelar upacara pacaruan (menetralisir dunia beserta isinya) secara menyeluruh berlandaskan rasa bakti yang tulus ikhlas mohon perlindungan-Nya.

 

Kata Kunci: roggha, sanghara, pamarisudha, dan yajña.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Agastia, IBG. 2003. Siwa Smreti. Denpasar: Yayasan Dharma Sastra.

Dharmika, I.B. 2000. Tirtayatra Dang Hyang Nirartha, dalam Kusumanjali Persembahan kepada Dang Hyang Nirartha. Denpasar: Yayasan Dharmopadesa.

Geria, Anak Agung Gde Alit. 2018. Wacana Siwa-Buddha dalam Kakawin Nilacandra. Denpasar: Cakra Media Utama.

Gie, The Liang. 1996. Filsafat Seni Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Pusat Belajar Ilmu Berguna.

Mangunwijaya, Y.B. 1982. Sastra dan Religiusitas. Jakarta: Sinar Harapan.

Molen, W. Van Der. 1983. Javaanse Tekstkritiek een overzicht en een nieuwe benadering geillustreerd aan de Kunjarakarna. Leiden: Koninklijk Instituut voor Taal.

Moleong, Lexy J. 1998. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Robson, S.O. 1978. “The Kawi Classic in Bali”. BKI. 128. 308-329.

Robson, S.O. 1978. “Pengkajian Sastra-Sastra Tradisional Indonesia” dalam Bahasa dan Sastra. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Suamba, I.B. Putu. 2007. Siwa-Buddha Di Indonesia Ajaran dan Perkembangannya. Denpasar: Program Magister (S2) Ilmu Agama dan Kebudayaan dan Widya Dharma.

Segers, Rien T. 1978. The Evaluation of Literary Texts. Lisse: The Peter de Ridder Press.

Tuuk, H.N van der. 1887-1912. Kawi Balineesch Nederlandsch Woordenboek. 4 volumes. Batavia: Landsdrukkerij.

Teeuw, A. 1991.“The Text”. Dalam Variation, Transformation and Meaning. Leiden: KITLP Press.

Zoetmulder, P.J. 1982. Old Javanese-English Dictionary. S-Gravehage: Martinus Nijhoff.

Published

2023-11-30

How to Cite

Geria, A. A. G. A. (2023). ROGGHA SANGHᾹRA BHŪMI: WABAH SEMESTA ALAM DAN SUDHA BHUMI. Stilistika : Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Seni, 12(1), 18-30. https://doi.org/10.59672/stilistika.v12i1.3304