DEFISIT TUTURAN ANAK TUNA RUNGU DALAM WACANA AKADEMIK DI SLB NEGERI GIANYAR
KAJIAN PRAGMATIK KLINIS
DOI:
https://doi.org/10.59672/stilistika.v7i2.292Keywords:
defisit, tindak tutur, kendala tutur, anak tunarunguAbstract
Defisit pragmatik merupakan ketidaksempurnaan dalam mengucapkan simbol-simbol bahasa karena gangguan medis. Ketidaksempurnaan tersebut mengakibatkan gangguan berbahasa seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan defisit tuturan anak tuna rungu dalam wacana akademik, meliputi (1) tindak tutur anak tuna rungu, dan (2) kendala tutur anak tuna rungu. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi dan wawancara dengan teknik perekaman. Data penelitian ini berupa data deskriptif dan refektif. Hasil penelitian ini adalah (1) terdapat defisit tindak tutur asertif, tindak tutur direktif, tindak tutur komisif, dan tindak tutur ekspresif. (2) Kendala tutur yang dialami oleh anak tuna rungu terjadi pada bentuk tuturan yang diujarkan dan sering terdengar tidak jelas.
Pragmatic deficits are imperfections in pronouncing language symbols because of medical disorders. These imperfections cause a person's language disorder. This study aims to describe the deficits of speech of deaf children in academic discourse, including (1) speech acts of deaf children, and (2) constraints of speech by deaf children. This study uses a qualitative descriptive design. Data collection methods used are the method of observation and interviews with recording techniques. The research data is descriptive and refective data. The results of this study are (1) there is a deficit of assertive speech acts, directive speech acts, commissive speech acts, and expressive speech acts. (2) Speech constraints experienced by deaf children occur in the form of speech spoken and often sounds obscure.
Downloads
References
Cummings, Louise (Ed). (2007). Pragmatik Sebuah Perspektif Multidisipliner. Terjemahan Abdul Syukur Ibrahim. Pragmatics,AMultydiscplinary Perspective. Yogyakarta: PustakaPelajar.
Cummings, L. 2009. Clinical Pragmatics. Cambridge: Cambridge University Press
Grice, H, P. 1975. Logic and Conversation.DalamMartinich, A, P. (Ed). 2001. The Philosophy of Language. New York: Oxford University Press.
Ibrahim, Abdul Syukur. (2012). Disorder Pragmatik Anak Tuna Rungu Dalam Interaksi Pembelajaran Di Kelas. LITERA, Volume 11, Nomor 2, Oktober 2012.
Leech, Geoffrey (Ed). (1993). Prinsip-prinsipPragmatik. Terjemahan M.D.D. Oka.The Principles of Pragmatics.1983. Jakarta: PenerbitUniversitas Indonesia.
Lloyd, L., & Dahle, A. 1976. Detection and Diagnosis of a Hearing Impairment in the Child. Volta Review 78.
Moores, DF. (1978). Current Research and Theory with the Deaf: Educational Implications. Dalam Liben, LS (Ed). Deaf Children: Developmental Perspectives. New York: Academic Press.
Northern, JL., & Downs, MP. (1978). Hearing in Children (ed 2). Baltimore: Wiliams & Wilkins.
Searle, John R.(1979). Taxonomy of Illocutionary Act. Dalam Martinich A.P. The Philosophy of Language. 2001. Fourth Edition. New York: Oxford University Press.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D). Bandung: Alfabeta.
Wijana, Dewa Putu. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta : Andi.
Published
How to Cite
Issue
Section
Copyright (c) 2019 Stilistika : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Seni
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Hak cipta mencakup hak eksklusif untuk mereproduksi dan mengirimkan artikel ini dalam semua bentuk dan media, termasuk mencetak ulang, memotret, mikrofilm dan reproduksi serupa lainnya, serta terjemahannya. Reproduksi dari bagian manapun dari jurnal ini, penyimpanannya di database dan transmisinya dengan bentuk atau media apa pun, seperti salinan elektronik, elektrostatik dan mekanis, fotokopi, rekaman, media magnetik, dan lain-lain, akan diizinkan hanya dengan izin tertulis dari penerbit jurnal.