PAPINDAN DALAM BAHASA BALI

Authors

  • Ida Ayu Iran Adhiti Universitas PGRI Mahadewa Indonesia
  • Gede Sidi Artajaya Universitas PGRI Mahadewa Indonesia
  • Ida Ayu Pristina Pidada Universitas Bali Dwipa

DOI:

https://doi.org/10.59672/stilistika.v11i2.2855

Keywords:

papindan, bahasa Bali

Abstract

Abstrak

Paribasa Bali adalah bahasa rinengga, yang dipakai sebagai alat untuk memperindah kata-kata dan pada saat berbicara atau melawak. Bahasa rinengga ini juga dapat dipakai sarana untuk mengeluarkan isi hati atau pikiran dengan perbandingan, sindiran mengenai keadaan dan tingkah laku manusia. Sementara yang dipakai untuk membandingkan adalah benda atau binatang. Beberapa istilah yang digunakan untuk menyebut peribahasa dalam bahasa Bali  seperti: basita paribasa, basita parihasa, paribahasa Bali, dan pralambang bahasa Bali. Sedangkan dalam karya sastra, ungkapan tradisi Bali yang kemudian dikenal dengan Paribasa Bali merupakan salah satu aspek dari kesenian Bali yang mengadung nilai-nilai luhur serta berpengaruh bagi pandangan masyarakat penuturnya. Sumber data penelitian ini terdiri atas sumber data primer dan sumber data skunder. Sumber data primer diperoleh dari sejumlah penutur asli yang digunakan sebagai informan. Sumber data skunder diperoleh dari sumber data yang sudah ada, terutama sumber-sumber kajian pustaka sebagai perbandingan.Pengumpulan data dilakukan dengan metode kepustakaan yakni mengumpulkan beberapa sumber yang terkait dengan papindan bahasa Bali. Metode ini dibantu  sourcesdalam bahasa Bali. Papindan merupakan salah satu bentuk dari paribasa Bali. Ditinjau dari segi fungsi, papindan berguna dalam kehidupan berbahasa bagi masyarakat Bali. Di samping ditinjau dari segi bentuk dan fungsi, papindan juga dapat dikatakan mempunyai  ciri-ciri yang spesifik.

Abstract

Paribasa Bali is a rinengga language, used as a tool beautify words in general conversation as well as in jest. Rinengga is also used as a means to realize one’s heart’s content or thoughts for comparison, as well as express satire concerning the state and the behavior of mankind. At the same time, it is used to compare objects and animals. A number of terms are used to describe proverbs in Balinese language, such as: basita paribasa, basita parihasa, paribasa bali, and pralambang bahasa bali. Within literature, tradisional Balinese phrases, known as Paribasa Bali, make up one aspect of Balinese art containing noble values, which influence the view of society’s speakers.tive speakers as informant.The secondary data sources are taken from the existing data sources, especially in literature review sources as comparison. The data collection is done from library method which is collecting several sources related to Balinese papindan.This method is helped bynote taking techniques which is collecting data belonging to the form and fuction of papindan in Balinese. The data source of this research consists of primary data sources and secondary data sources are taken from the numbers of na. Papindan constitutes a forms of Balinese proverb. Reviewed from a functional perspective, papindan is useful within the speaking life of Balinese society. Apart from being reviewed from a structural and functional perspective, papindan can also be said to have specific characteristics.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Ananda Kusuma, Sri Reshi. 1986. Kamus Bahasa Bali. Denpasar: CV Kayumas Agung.

Antara, I.G.P.1985.Dasar Anatomi Sastra. Singaraja: FKIP Unud.

Bagus, I Gusti Ngurah.1980.Paribasa Bali.Jakarta: Himpunan Penterjemahan Indonesia.

Badan Pembina Bahasa, Aksara, Dan Sastra Bali Provinsi Bali.2006. Paribasa Bali. Denpasar: Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.

Bungin, 2008. Penelitian Kuantitatif Dan KualitatifJakarta: Prenada Media Group.

Cresswell, John W. 2000. Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches: Brief Contents

Depdikbud. 1995. Tata Bahasa Baku Bahasa Bali. Denpasar: Depdikbud.

Depdiknas.2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Ginarsa, Ketut. 1980. Paribasa Bali. Singaraja: CV Kayu Mas Agung.

Gautama, Budha Wayan.2005. Tata Sukerta Basa Bali. Gianyar: CV Kayumas Agung.

Gautama, Budha Wayan.2007. Kasusastraan Bali. Surabaya: Paramita.

Hidayat, M.Syamsul. 2004. Bunga Rampai Peribahasa Dan Pantun. Surabaya: Apollo.

Panitia Penyusun Kamus Bali Indonesia. 1978. Kamus Bali-Indonesia.Denpasar: Dinas Pengajaran Propinsi Daerah Tingkat I Bali.

Pryana, Eka Agus I Putu.2011. “Kemampuan Memahami Dan Menggunakan Papindan Oleh Siswa Kels IX SMP Dharma Wiweka Denpasar. Tahun Pelajaran 2010/1011”. Denpasar: Program Studi: Pendidikan Bahasa Indonesia Dan Daerah, Bidang Ilmu:Pendidikian Bahasa Dan Sastra Bali,Fakultas Pendidikan Bahasa Dan Seni,IKIP PGRI Bali.

Sulaga dkk, 1996.Tata Bahasa Baku Bahasa Bali. Denpasar: Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Bali.

Simpen, I Wayan.2010.Basita Parihasa. Denpasar: Upada Sastra.

Suryati, Ni Made. 2012. “Variasi Fonologis Dan Leksikal Bahasa Lio Di Flores, Nusa Tenggara Timur: Kajian Dialek Geografi” (Disertasi). Denpasar: Program Doktor; Program Studi Linguistik; Program Pascasarjana Universitas Udayana.

Published

2023-05-25

How to Cite

Adhiti, I. A. I., Artajaya, G. S., & Pidada, I. A. P. (2023). PAPINDAN DALAM BAHASA BALI. Stilistika : Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Seni, 11(2), 311-324. https://doi.org/10.59672/stilistika.v11i2.2855