KOSA KATA TANAMAN OBAT TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN DAYA TAHAN TUBUH (IMUN) PADA PANDEMI COVID-19: KAJIAN EKOLINGUISTIK

Authors

  • I Putu Gede Sutrisna Institut Teknologi dan Kesehatan Bali
  • Asthadi Mahendra Bhandesa Institut Teknologi dan Kesehatan Bali

DOI:

https://doi.org/10.5281/zenodo.6757742

Keywords:

Leksikal, Tanaman Obat, Pengetahuan, Sikap

Abstract

KOSA KATA TANAMAN OBAT TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN DAYA TAHAN TUBUH (IMUN) PADA PANDEMI COVID-19: KAJIAN EKOLINGUISTIK

 

I Putu Gede Sutrisna1, Asthadi Mahendra Bhandesa2

Institut Teknologi dan Kesehatan Bali1,2

putusutrisna92@gmail.com, bhandesa_asthadi@yahoo.com

 

 

ABSTRAK

 

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengatahui pengetahuan remaja di Desa Kenderan terkait kosakata tanaman obat tradisional yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh; (2) Untuk mengetahui sikap remaja di Desa Kenderan terkait tanaman obat tradisional yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Penelitian ini bersifat eksploratif. Informasi diperoleh dengan teknik wawancara untuk memperoleh data pengetahuan tanaman obat tradisional dengan bantuan kuesioner terstruktur. Data sikap terhadap tanaman obat dikumpulkan dengan kuesioner pola Likert. Perolehan data yang telah terkumpul diolah secara deskriptif. Subjek penelitian ini adalah remaja di Desa Kenderan dengan jumlah responden dari masing-masing banjar sebanyak 10 orang. Jadi, jumlah total responden adalah 100 orang. Hasil penelitian menunjukan: pengetauan leksikal remaja Desa Kenderan tentang tanaman Obat yang dapat digunakan untuk meningkatkan imun tubuh adalah 60% remaja sedikit tahu tanaman sambiloto, 40% tidak tahu tanaman sambiloto. Pengetahuan remaja tentang cara memanfaatkan tanaman sambiloto adalah 30% menyatakan sedikit tahu dan 70% menyatakan tidak tahu. Pengetahuan leksikal remaja tentang minyak kelapa adalah 40% sangat tahu, 50% banyak/tahu, 10% ada/biasa. Pengetahuan remaja tentang cara memanfaatkan minyak kelapa adalah 10% banyak tahu, 40% ada/biasa, 30% sedikit tahu, 20% tidak tahu. Pengetahuan leksikal tentang daun kelor adalah 30% menyatakan sangat tahu, 60% banyak/tahu, 10% sedikit tahu. Pengetahuan remaja tentang cara memanfaatkan daun kelor adalah 20% banyak tahu, 10% ada/biasa, 60% sedikit tahu, 10% tidak tahu. Pengetahuan leksikal tentang meniran adalah 30% sedikit tahu, 70% tidak tahu. Pengetahuan remaja tentang cara penggunaan meniran adalah 30% sedikit tahu, 70% tidak tahu. Pengetahuan leksikal tentang jahe adalah 60% sangat tahu, 40% banyak/tahu. Pengetahuan tentang cara memanfaatkan jahe adalah 40% banyak/tahu, 20% ada/biasa, 30% sedikit tahu, 10% tidak tahu. Pengetahuan remaja tentang temulawak adalah 40% sangat tahu, 50% banyak/tahu, 10% sedikti tahu. Pengetahuan remaja tentang cara memanfaatkan temulawak adalah 30% tahu, 20% ada/biasa, 40% sedikit tahu, 10% tidak tahu. Sikap remaja terhadap tanaman/tumbuhan obat meliputi sikap bangga, sikap sadar, dan sikap setia. Ketiga sikap remaja ini memerlukan perhatian semua pihak terkait dalam upaya meringankan beban remaja, masyarakat dalam bidang kesehatan khususnya, dan dalam bidang pelestarian lingkungan umumnya. Hal ini terlihat dari 40% remaja tidak setuju dengan anggapan kampungan, terbelakang dan rendah pada pengguna tanaman dan tumbuhan sebagai obat, 40% remaja setuju pentingnya tanaman obat bagi Kesehatan, dan 40% setuju akan memelihara dan mengajak teman untuk memelihara tanaman obat.

Kata Kunci: Leksikal, Tanaman Obat, Pengetahuan, Sikap

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

VOCABULARY OF TRADITIONAL MEDICINE PLANTATIONS TO BOOST IMMUNE SYSTEM DURING COVID-19 PANDEMIC: ECOLINGUISTIC STUDY

 

 

ABSTRACT

 

The study aimed (1) to find out the knowledge of teenagers in Kenderan Village regarding traditional medicinal plantations which can be used to boost immune system; (2) To find out the attitude of teenagers in Kenderan Village regarding traditional medicinal plantations which can be used to boost immune system. This study employed exploratory design. The information obtained by interviewing techniques and structured questionnaire shared to collect data of knowledge of traditional medicinal plantations. Likert questionnaire used to collect data towards medicinal plantation. The data were analysed descriptively. The subjects of this study were teenagers in Kenderan Village with 10 respondents from each Banjar. So, the total respondents were 100 participants. The finding showed that there were 60% of the participants understood about lexical knowledge about medical plantations to boost immune, and there were 40% of the participant did not understand about lexical knowledge about medical plantations to boost immune. There were 30% of the participants little understood in utilising Sambiloti plant, and there were 70% did not understand in utilising Sambiloto plan. Teenagers' lexical knowledge about coconut oil were 40% participants very knowledgeable, 50% participants much/know, 10% participants present/ordinary. Teenagers' knowledge about how to use coconut oil where 10% participant knew a lot, 40% participants were present/usual, 30% participants knew little, 20% participants didn’t know. Lexical knowledge about Moringa leaves were 30% participants very knowledgeable, 60% were much/knowing, 10% were knowing little. Adolescents' knowledge of how to use Moringa leaves where 20% participant knew a lot, 10% participants were there/usual, 60% participants knew little, 10% participants did not know. Lexical knowledge about Meniran were 30% participant had little knowledge, 70% participants did not know. Adolescents' knowledge of how to use Meniran where 30% participants know a little, 70% participants did not know. Lexical knowledge about ginger, 60% participants very knowledgeable, 40% participants much/know. Knowledge of how to use ginger, 40% participants know, 20% participants present/usual, 30% participants know little, 10% participants did not know. Adolescents' knowledge of Temulawak was 40% very knowledgeable, 50% participants very knowledgeable, 10% participants very knowledgeable. Teenagers' knowledge of how to use Temulawak was 30% participants know, 20% participants have/usual, 40% participants know little, 10% participants did not know. Teenagers’ attitudes towards medicinal plants include pride, awareness, and loyalty. These three attitudes of teenagers require the attention of all relevant parties in an effort to ease the burden on teenagers, the community in the health sector in particular, and in the field of environmental conservation in general. This can be seen from 40% of teenagers who disagree with the notion of being tacky, backward and inferior in using medicine plantation, 40% of teenagers agreeing on the importance of medicinal plants for health, and 40% agreeing to maintain and invite friends to maintain medicine plantation.

 

Keywords: Lexical, Medicine Plantation, Knowledge, Attitude

Downloads

Download data is not yet available.

References

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, T. Y. (2015). Jamu & kesehatan. Lembaga Penerbit Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan (LPB), Jakarta, Indonesia.

Alkandahri, M. Y., Subarnas, A., & Berbudi, A. (2018). Aktivitas Immunomodulator Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata Nees). Farmaka, 16(3), 16–21.

Aryanta, I. W. R. (2019). Manfaat Jahe Untuk Kesehatan. Widya Kesehatan, 1(2), 39–43.

Kardinan, I. A., & Kusuma, F. R. (2004). Meniran penambah daya tahan tubuh alami. AgroMedia

Kosim, L., Priosoeryanto, B. P., & Purwakusumah, E. D. (2007). Potensi Temulawak Testandar Untuk Menanggulangi Flu Burung.[Laporan penelitian]. Bogor (ID): Pusat Studi Biofarmaka, Institut Pertanian Bogor.

Kuntorini, E. M. (2018). Botani ekonomi suku Zingiberaceae sebagai obat tradisional oleh masyarakat di Kotamadya Banjarbaru. Bioscientiae, 2(1).

Pratiwi, A. R. (2020). Pangan Untuk Sistem Imun. SCU Knowledge Media.

Rusli, dkk. (2020). Sosialisasi dan Edukasi Pemanfaatan TanamanBerkhasiatObatDalam Menghadapi Masa Pandemi COVID-19 di Kota Kendari. Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat. Vol. 1, No. 2, Desember 2020. ile:///C:/Users/Username/AppData/Local/Temp/13-Article Text-156-1-10-20201231-1.pdf

Savitri, A. (2016). Tanaman Ajaib! Basi Penyakit dengan TOGA (Tanaman Obat Keluarga). Bibit Publisher.

Sulaksana, J., & Jayusman, D. I.(2004). Meniran, Budidaya dan Pemanfaatan Untuk Obat. Jakarta: Penebar Swadaya.Sutarmi, R. H. (2006). Taklukkan penyakit dengan VCO. Ed, 5, 5–24.Toripah, S. S. (2014). Aktivitas Antioksidan Dan Kandungan Total Fenolik Ekstrak Daun Kelor (Moringaoleifera LAM). Pharmacon, 3(4).

Published

2022-05-31

How to Cite

Sutrisna, I. P. G., & Bhandesa, A. M. (2022). KOSA KATA TANAMAN OBAT TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN DAYA TAHAN TUBUH (IMUN) PADA PANDEMI COVID-19: KAJIAN EKOLINGUISTIK. Stilistika : Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Seni, 10(2), 319-333. https://doi.org/10.5281/zenodo.6757742