INVENTARISASI KEARIFAN LOKAL SUBAK SEBAGAI MEDIA LITERASI SAINS IPA: Asfek Pemuliaan Hasil Pertanian dan Pengendalian Hayati

Authors

  • I Made Maduriana IKIP Saraswati Tabanan
  • I Ketut Surata IKIP Saraswati Tabanan

Abstract

Upaya meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran IPA dapat dilakukan dengan mengajak siswa melakukan pengamatan langsung pada lingkungan. Banyak laboratorium alam yang bisa dikunjungi salah satunya adalah Subak. Sebagai kearifan lokal Bali Subak merupakan sistem irigasi dengan ritual dan pemeliharaan ekosistem. Dengan menerapkan konsep Tri Hita Karana, yang mengedepankan prinsip hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam. Merupakan media yang tepat dijadikan sumber belajar dalam pembelajaran IPA, sekaligus memperkenalkan Subak secara langsung kepada generasi muda. Penelitian dilakukan di dua Subak yakni Subak Siyut Gianyar yang berlokasi di pinggir pantai dan Subak Mantring  yang berlokasi di Desa Petak Kaja Gianyar. Pengumpulan data memakai teknik survei, wawancara mendalam (indepth interview), dan diskusi kelompok terarah (focus group discussion/FGD). Diskusi kelompok terarah melibatkan tiga orang petani, satu guru yang petani dan seorang pekaseh. Hasil wawancara mendalam terhadap petani di kedua Subak diperoleh data, dalam pemilihan bibit tanaman mereka melakukan seleksi terhadap bibit tanaman dan seleksi dengan merendam bibit yang dipilh adalah yang tenggelam. Mengatasi hama dan penyakit tanaman selalu mengedepankan permohonan kepada Tuhan dengan malakukan ritual Nanggluk Merana di Subak Siyut dan Dewa Seraya di Subak Mantring. Pemberantasan secara mekanis dan kimia dilakukan dengan memanfaatkan barang bekas seperti kaleng bekas dan secara kimia dengan memakai bahan alami seperti pandan harum, bangkai kepiting dan yang terakhir memakai pestisida yang dijual di toko pertanian. Hasil diskusi kelompok terarah (FGD) sepakat, dalam mengatasi hama dan penyakit petani di kedua Subak menerapkan kosep Tri Hita Karana, untuk menjaga keseimbangan alam, mereka percaya jika salah satu mata rantai ini terputus maka hama dan penyekit tertetntu akan mewabah. Disepakati pula untuk memanfaatkan Subak sebagai model dalam literasi sains IPA dengan mengajak siswa mengenal Subak secara langsung. Pengenalan sejak dini bertujuan agar generasi muda mengenal Subak tidak hanya lewat buku, tetapi melihat dan merasakan kegiatan bertani yang ada di Subak. Subak dapat dijadikan laboratorium dalam pembelajaran lingkungan.

Downloads

Download data is not yet available.

Published

2022-09-29