KONSTRUKSI IDENTITAS GURU BIMBINGAN KONSELING DI SMA NEGERI SEKOTA TABANAN SEBAGAI KOMUNIKATOR PENDIDIKAN
Keywords:
Konstruksi identitas, Komunikator pendidikanAbstract
Penelitian ini bermula dari dihilangkannya jam kelas bagi guru bimbingan dan konseling (BK) serta masih kurangnya jumlah guru BK di SMA Negeri Sekota Tabanan. Peneliti ingin mengkaji lebih jauh mengenai motivasi, makna profesi, dan pengalaman komunikasi yang dialami oleh guru BK. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pendekatan ini mencoba untuk mencari pemaknaan mengenai bagaimana manusia mengkonstruksi makna dan konsep-konsep penting dalam kerangka intersubjektivitas. Pada penelitian ini data diperoleh dari sepuluh guru BK sebagai key informant. Hasil penelitian ini menunjukkan tiga kategori yang melatar belakangi alasan untuk menjadi guru, yaitu keinginan pribadi, arahan orang tua dan lingkungan pergaulan atau pertemanan. Hasil penelitian ini juga memunculkan dua kategori makna identitas guru BK, yaitu makna positif dan makna negatif. Makna positif dinyatakan pada guru sebagai orang tua, dicintai anak-anak, membantu siswa mengenali dirinya, harus tahu segala hal, dan guru yang sempurna. Makna negatif dinyatakan pada guru sebagai ganjal pintu dan guru yang masih dianggap sebagai polisi sekolah. Pengalaman komunikasi guru BK berlangsung pada konteks komunikasi antarpribadi, kelompok dan organisasional. Guru BK sebagai komunikator pendidikan harus memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Gambaran kondisi guru BK dalam memaknai profesi diharapkan dapat dijadikan rujukan pengambil kebijakan agar lebih memahami secara mendalam mengenai pentingnya keberadaan guru BK di sekolah.
Downloads
References
Berger, P. L. & Luckmann, T. (2013). Tafsir sosial atas kenyataan – risalah tentang sosiologi pengetahuan. Jakarta: LP3ES.
Bungin, M. B. (2008). Konstruksi sosial media massa. Jakarta: Kencana.
Fitri, S. (2011). Konstruksi identitas calon konselor sekolah dalam masyarakat multikultur. Jurnal Jabatan Bahasa & Kebudayaan Melayu. Jilid 3 (2011). Hlm. 119-134.
Gardner, J. E. (1992). Memahami gejolak masa remaja. Jakarta: Mitra Utama.
Hadi, I. P. (2009). Penelitian khalayak dalam perspektif reception analysis. Scriptura, 3(1), 1–7. Retrieved from http://puslit2. petra.ac.id/ejournal/index.php/iko/article/ view/17015.
Hendariningrum, R. & Susilo, M. E. (2008). Fashion dan gaya hidup: identitas dan komunikasi. Ilmu Komunikasi, 6(2), 25–32.
Keliat, B. A. (1992). Gangguan konsep diri. Jakarta: EGC.
Littlejohn, S. W. & Foss, K. A. (2009). Encyclopedia of communication theory. Thousand Oaks California: Sage Publication.
Nurhadi, Z. F. (2015). Teori-teori komunikasi: teori komunikasi dalam perspektif penelitian kualitatif. Bogor: Ghalia Indonesia.
Nursalam & Efendi, F. (2008). Pendidikan dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Mulyana, D. (2005). Ilmu komunikasi suatu pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ristianti, A. (2008). Hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan identitas diri pada remaja di sma pusaka 1 jakarta. Universitas Guna Darma, 0, 1–28.
Sukmadinata, N. S. (2007). Bimbingan dan konseling dalam praktek, mengembangkan potensi dan kepribadian siswa. Bandung: Maestro.
Suminar, J. R. (2011). Konstruksi identitas guru profesional sebagai komunikator pendidikan. Disertasi, Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran.
Suminar, J. R. (2013). Komunikasi antarpribadi. Bandung: Unpad Press.
Suyatno & Jihad, A. (2013). Menjadi guru profesional – strategi meningkatkan kualifikasi dan kualitas guru di era global. Jakarta: Esensi.
Surya, M. (2009). Psikologi konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Published
How to Cite
Issue
Section
Copyright (c) 2020 Widyadari
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Hak cipta mencakup hak eksklusif untuk mereproduksi dan mengirimkan artikel ini dalam semua bentuk dan media, termasuk mencetak ulang, memotret, mikrofilm dan reproduksi serupa lainnya, serta terjemahannya. Reproduksi dari bagian manapun dari jurnal ini, penyimpanannya di database dan transmisinya dengan bentuk atau media apa pun, seperti salinan elektronik, elektrostatik dan mekanis, fotokopi, rekaman, media magnetik, dan lain-lain, akan diizinkan hanya dengan izin tertulis dari penerbit jurnal.