TAKSU DALAM DRAMATARI CALONARANG
SEBUAH KAJIAN ESTETIKA HINDU
Keywords:
Taksu, CalonarangAbstract
The performance of the dramatic art of Calonarang belongs to sacred arts. In a sense, the dramatic Calonarang is always staged as a complement to the yajña ceremony. Until now the staging of Calonarang remains a complement to the yajña ceremony, and still retains its magical and sacred power. Although in its development, the dramatic performances of Calonarang have shifted. From the former catharsis to the profane. However, the dramatic performance of Calonarang until now still retains the spirit of taksu which has been a functional power of the staging functionally still remains a sacred art that comes into contact with magical power and taksu. The emergence of taksu is a spirit that brings implications for the strengthening of local beliefs, that Calonarang's performances are a way of humans sheltering from noetic power.
Downloads
References
Bandem, Deboer.2004. Kaja dan Kelod Tarian Bali Dalam Transisi. Jogjakarta: Institut Seni Indonesia.
Dibia I Wayan.2012. Taksu Dalam Seni dan Kehidupan Bali. Denpasar: Bali Mangsi Foundation.
Dibia I Wayan.1999. Selayang Pandang Seni Pertunjukan Bali. Bandung: MSPI.
Dibia I Wayan.2003. Estetika Dalam Pembangunan Bali. Denpasar: Program Magister Ilmu Agama dan Kebudayaan UNHI.
Djelantik, Anak agung Made. 1990. Pengantar ilmu Estetika. Jilid I. Denpasar : Sekolah Tinggi seni Indonesia.
Sukayasa, I Wayan.2007. Teori Rasa Mencari Santarasa dalam Ruang Seni. Surabaya: Paramita.
Sharma.Arvin.1978. Natya Sastra. Callkuta: Delhi Press.
Zoetmulder. PJ.1983. Kalangwan Selayang Pandang Sastra Jawa Kuna. Jakarta: UI Press.
Published
How to Cite
Issue
Section
Hak cipta mencakup hak eksklusif untuk mereproduksi dan mengirimkan artikel ini dalam semua bentuk dan media, termasuk mencetak ulang, memotret, mikrofilm dan reproduksi serupa lainnya, serta terjemahannya. Reproduksi dari bagian manapun dari jurnal ini, penyimpanannya di database dan transmisinya dengan bentuk atau media apa pun, seperti salinan elektronik, elektrostatik dan mekanis, fotokopi, rekaman, media magnetik, dan lain-lain, akan diizinkan hanya dengan izin tertulis dari penerbit jurnal.