https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/stilistika/issue/feedStilistika : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Seni2024-11-22T11:26:22+00:00I Kadek Adhi Dwipayana, S.Pd., M.Pd.adhidwipa88@gmail.comOpen Journal Systems<p>Stilistika: Journal of Language and Arts Education is a language and arts education journal published by the Indonesian and Regional Language Education Study Program, Universitas PGRI Mahadewa Indonesia. This journal is published twice a year, namely in <strong>May</strong> and <strong>November</strong>. Contains writings in Indonesian and English originating from the results of research, theoretical studies and application of theory to the study of educational issues, language and art.</p>https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/stilistika/article/view/3896PRAKTIK POLITIK DALAM CERPEN WEBSITE SUARA SAKING BALI: KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA2024-08-04T00:04:36+00:00Ni Putu Novsa Dewinovsadewi26@gmail.com<p>Penelitian ini berjudul “Praktik Politik dalam Cerpen Website <em>Suara saking Bali</em>: Kajian Sosiologi Sastra”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, mendeskripsikan, dan menganalisis praktik politik yang terdapat di dalamnya. Penelitian ini menggunakan teori sosiologi sastra. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi pustaka. Teknik <em>purposive sampling</em>, teknik baca, teknik catat, dan teknik terjemahan digunakan dalam pengumpulan data. Metode deskriptif-analitik digunakan dalam tahap analisis data. Metode informal digunakan dalam tahap penyajian hasil analisis data. Hasil dari penelitian ini adalah cerpen-cerpen dalam website <em>Suara Saking Bali</em> mengandung praktik kecurangan politik yang terdiri atas ketidakadilan hukum, pemimpin sogokan dan tidak berkualitas, korupsi, kolusi, dan nepotisme, politik dinasti, sifat tidak demokratis, serta praktik <em>money politik.</em> Ideologi praktik politik ini disampaikan oleh pengarang dengan cara sesuai dengan pendapat Raymond Williams dengan menambahkan gagasan ke dalam novel, menyodorkan gagasan sebagai konvensi, memunculkan gagasan sebagai perilaku tokoh utama, melarutkan gagasan dalam keseluruhan dunia fiksi, dan menampilkan gagasan sebagai suprastruktur.</p>2024-11-22T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Stilistika : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Senihttps://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/stilistika/article/view/4079REPRESENTASI SEKTE APOKALIPTIK PADA PERISTIWA TEWASNYA KELUARGA DI KALIDERES: ANALISIS WACANA KRITIS2024-10-01T23:53:47+00:00Dewi Herlinadewiherlina@mail.ugm.ac.idYasmin Afifahyasminafifah@mail.ugm.ac.id<p>Teks berita menjadi ruang bagi media untuk menjelaskan fenomena sosial dalam bahasa dengan cara yang sistematis. Salah satunya bentuknya adalah mengaitkan suatu fenomena dengan pengetahuan sebelumnya pada berita yang ditulis. Peristiwa kematian misterius satu keluarga di Kalideres cukup menjadi perhatian masyarakat karena dikaitkan erat dengan Sekte Apokaliptik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi maksud dan tujuan (ideologi) yang digunakan oleh Cnn.com dan Kompas.com pada wacana berita tersebut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data bersumber dari 6 berita media Cnn.com dan Kompas.com. Metode analisis menggunakan pendekatan tiga dimensi yang dikemukakan oleh Fairclough (2013:132) yaitu analisis tekstual, praktik wacana, dan praktik sosiokultural. Analisis tekstual didukung teori Linguistik Sistemik Fungsional yang dikemukakan Halliday (1989). Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pilihan-pilihan tekstual, media Cnn.com memberikan citra negatif pada Sekte Apokaliptik dan menekankan sebagai faktor utama penyebab kematian misterius keluarga tersebut. Pada wacana Kompas.com, pilihan-pilihan tekstual cenderung memaparkan faktor-faktor penyebab lain seperti kelaparan, tumpukan sampah, dan penemuan buku berbagai agama, Sekte Apokaliptik bukan menjadi topik pembicaraan.</p>2024-11-22T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Stilistika : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Senihttps://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/stilistika/article/view/4139THE PRESERVATION OF THE SUBAK CONCEPT THROUGH EDUCATIONAL MEDIA IN SUBAK TEBA MAJALANGU EDUCATIONAL TOURISM, DENPASAR2024-10-16T04:29:44+00:00Kadek Ayu Ekasanidosen.kae@gmail.comDenok Lestaridenoklestari@ipb-intl.ac.idPutu Dian Yuliani Paramitadianyulianiparamita@gmail.comAgung Rizky Fedora Febrawanagungfedora2@gmail.comI Putu Eka Nova Ariwidanaekanova2411@gmail.com<p>This study aims to develop an educational comic using the ADDIE model (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation) to promote the preservation of the traditional Subak system in Bali. Subak is a significant cultural heritage in Bali; however, it is under threat due to modernization and a lack of awareness among younger generations about its value. Therefore, interactive and engaging media such as comics are considered effective tools for conveying information about Subak preservation. The development process follows the ADDIE framework, starting with needs analysis, story and visualization design, development using Canva, implementation through trials in elementary schools in Bali, and evaluation involving language, illustration, and IT experts. The results indicate that the comic media effectively enhances students' understanding of the Subak system and the importance of cultural preservation. Expert validation also suggests that the comic is suitable for educational use, with recommendations for improvements in visualization and language simplification.</p>2024-11-22T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Stilistika : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Senihttps://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/stilistika/article/view/4098PENGARUH MEDIA QUIZIZZ TERHADAP PENGUASAAN KANJI PADA SISWA DI LKP TSUNAGARI INDONESIA JAPAN2024-10-07T11:00:51+00:00Putu Cicilia Septipaniputucicilia@gmail.comAnak Agung Ratih Wijayantiratih.wijayanti@triatmamulya.ac.id<p> </p> <table> <tbody> <tr> <td class="s18"> <div> <p class="s3"><span class="s19">A B S T R A K</span></p> </div> </td> </tr> <tr> <td> <div> <p class="s23"><span class="s20">Bahasa Jepang memiliki empat huruf yakni </span><span class="s21">Hiragana, Katakana, Kanji</span><span class="s20"> dan </span><span class="s21">Romaji</span><span class="s20">. Diantara keempat jenis huruf tersebut, huruf </span><span class="s21">Kanji</span> <span class="s20">dianggap</span><span class="s20"> paling </span><span class="s20">sulit</span> <span class="s20">dipelajari</span> <span class="s20">oleh</span> <span class="s20">siswa</span><span class="s20">.</span> <span class="s20">dengan target penguasaan huruf </span><span class="s21">Kanji</span><span class="s20"> pada siswa. Pembelajaran tidak bisa hanya pada buku panduan saja, tetapi butuh media </span><span class="s20">belajar </span><span class="s20">yang menarik</span><span class="s20">. </span><span class="s20">Media digital menjadi media yang efektif dalam hal ini</span><span class="s20">, q</span><span class="s21">uizizz merupakan salah satu media pembelajaran </span><span class="s20">yang berbasis </span><span class="s21">games based learning</span><span class="s20"> yang dapat memberikan kontribusi positif terhadap pembelajaran huruf </span><span class="s21">Kanji</span><span class="s20">. </span><span class="s20">Berdasarkan pada observasi awal melalui wawancara, siswa mengatakan huruf yang paling sulit dipelajari dan dihafalkan adalah huruf </span><span class="s21">Kanji</span><span class="s20"> dengan waktu pelatihan bahasa Jepang yang dapat</span> <span class="s20">cukup singkat selama 6 bulan. </span><span class="s20">Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pemanfaatan aplikasi</span><span class="s20"> media pembelajaran digital</span> <span class="s21">Quizizz</span><span class="s20"> </span><span class="s20">dalam peningkatan penguasaan huruf </span><span class="s21">Kanji</span><span class="s20"> pada siswa di </span><span class="s20">LKP </span><span class="s21">Tsunagari</span><span class="s20"> Indonesia Japan. </span><span class="s20">Penelitian ini menggunakan pendekatan kua</span><span class="s20">n</span><span class="s20">titatif, metode eksperimen One Group </span><span class="s21">Pretest-Posttest Design</span><span class="s20">. Metode eksperimen ini digunakan untuk melakukan tes awal (</span><span class="s21">pretest</span><span class="s20">) sebelum melakukan perlakuan dan kemudian melakukan tes akhir (</span><span class="s21">posttest</span><span class="s20">). Hasil penelitian ini</span> <span class="s20">diperoleh dari hasil </span><span class="s21">pretest</span><span class="s20"> dan </span><span class="s21">posttest</span><span class="s20"> yang dianalisis menggunakan uji normalitas, uji N-Gain dan Uji Wilcoxon yang memperoleh hasil signifikansi sebesar </span><span class="s20">0,005 < 0,05 yang artinya hipotesis diterima, terdapat pengaruh media </span><span class="s21">Quizizz</span><span class="s20"> terhadap penguasaan </span><span class="s21">Kanji</span><span class="s20"> pada siswa LKP </span><span class="s21">Tsunagari</span><span class="s20"> Indonesia Japan.</span></p> </div> </td> </tr> <tr> <td> <div> <p class="s25"><span class="s19">Kata </span><span class="s19">Kunci</span><span class="s19">:</span> <span class="s24">Bahasa</span> <span class="s24">Jepang</span><span class="s24">, Kanji, </span><span class="s24">Quizizz</span></p> </div> </td> </tr> <tr> <td> <div> <p class="s3"><span class="s24">A B S T R A C T</span></p> </div> </td> </tr> <tr> <td> <div> <p class="s25"><span class="s21">The Japanese language consists of four writing systems: Hiragana, Katakana, Kanji, and Romaji. Among these, Kanji is considered the most challenging for students to learn, particularly in achieving mastery of its characters. Learning cannot rely solely on textbooks; engaging learning media is essential. Digital media, such as Quizizz, emerges as an effective tool in this context, being a game-based learning platform that can positively contribute to Kanji education. Initial observations through interviews revealed that students find Kanji to be the most difficult script to learn and memorize, especially given the relatively short duration of Japanese language training, which spans only six months. This study intends to explore the utilization of the digital learning application Quizizz in enhancing students' mastery of Kanji at LKP </span><span class="s21">Tsunagari</span><span class="s21"> Indonesia Japan. A quantitative approach is employed, utilizing the One Group Pretest-Posttest Design experimental method. This method involves conducting a pretest prior to the treatment and a posttest afterward. The results are analyzed using normality tests, N-Gain tests, and the Wilcoxon test, producing a significance level of 0.005 < 0.05, indicating that the hypothesis is accepted. This suggests that Quizizz significantly influences Kanji mastery among students at LKP </span><span class="s21">Tsunagari</span><span class="s21"> Indonesia Japan.</span></p> <p> </p> </div> </td> </tr> <tr> <td class="s26"> <div> <p class="s25"><span class="s24">Keywords:</span> <span class="s24">Japanese, Kanji, Quizizz</span></p> </div> </td> </tr> </tbody> </table>2024-11-22T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Stilistika : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Senihttps://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/stilistika/article/view/4004PENERAPAN TUTURAN ILOKUSI DALAM PRAKTEK MENGANTARKAN TAMU OLEH MAHASISWA ROOM DIVISION2024-10-02T12:01:20+00:00Ni Luh Komang Julyanti Paramita Sarijulyanti.paramita@triatmamulya.ac.idSulistyoadi Joko Saharjosulistyo.adi@triatmamulya.ac.idPutu Agus Prayogiagus.prayogi@triatmamulya.ac.id<p>Bali sebagai salah satu tujuan wisata yang digemari oleh wisatawan manca negara dan wisatawan local, selalu berupaya untuk menata diri dan memberikan pelayanan yang maksimal. Salah satu aspek yang mendukung hal tersebut adalah para pelaku wisata yang dituntut untuk memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Hal tersebut juga berlaku bagi para pelajar yang mendalami ilmu pariwisata. Memiliki kemampuan berbahasa asing (Bahasa Inggris) menjadi salah satu prioritas untuk bekerja di sektor pariwisata. Selain bahasa kemampuan berkomunikasi yang baik juga menjadi standar yang wajib dimiliki bagi pelaku pariwisata. Penelitian ini menganngkat fenomena penerapan tuturan ilukosi oleh mahasiswa <em>room division</em> selama praktek mengantarkan tamu (<em>escorting guest</em>) dalam Bahasa Inggris. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dimana data dicatat yang kemudian diolah menggunakan teori Searle dan Leech dan hasilnya dipaparkan secara deskriptif. Beberapa tuturan ilokusi yang ditemukan adalah tuturan ilokusi asertif menginformasikan, tuturan ilokusi direktif memerintahkan atau meminta, tuturan ilokusi komisif menawarkan, dan tuturan ilukosi ekspresif dalam bentuk unrngkapan teruma kasih.</p> <p><strong>Kata Kunci: tuturan, Bahasa Inggris, ilokusi, pengantaran tamu</strong>.</p>2024-11-22T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Stilistika : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Senihttps://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/stilistika/article/view/3919BOOK CREATOR SEBAGAI MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA KEDUA2024-08-19T00:16:26+00:00I Komang Dodik Muliartakondradodik@gmail.com<p>Tulisan ini membahas mengenai <em>book creator</em> sebagai salah satu media dalam pembelajaran bahasa kedua. Mengingat pemerolehan bahasa pada anak banyak ditentukan oleh interaksi yang terjalin antara anak dengan orang-orang yang ada disekitarnya, maka dari itu pembelajaran mengenai bahasa kedua sangatlah penting. Bahasa kedua adalah bahasa yang diperoleh seseorang setelah dia memperoleh bahasa pertama (bahasa ibu). Pemerolehan bahasa kedua adalah proses ketika seseorang memperoleh sebuah bahasa lain setelah terlebih dahulu ia menguasai sampai batas tertentu bahasa pertamanya. Ada beberapa faktor yang memengaruhi pemerolehan bahasa kedua, salah satunya sangat dipengaruhi oleh lingkungan termasuk lingkungan belajarnya. Dalam hal ini, peran guru dalam pembelajaran bahasa kedua sangat besar. Terlebih lagi dalam memilih media pembelajaran yang tepat. Guru harus berupaya untuk menggunakan media pembelajaran yang relevan, tetapi menarik bagi siswa sehingga minat dan kreativitas siswa semakin terasah. Salah satu media pembelajaran bahasa yang inovatif adalah <em>book creator. Book creator</em> merupakan alat digital yang memungkinkan siswa melihat dan mendengar cerita bergambar. Dengan <em>book creator</em> gambar berceritai yang ditayangkan di layar depan kelas, siswa akan lebih banyak mendengar dan melihat kosa kata yang baru. selain itu siswa akan mendengar cara pengucapan yang benar dari kosa kata tersebut. Jadi <em>book creator</em> bergambar ini dinilai sangat cocok digunakan dalam pembelajaran bahasa kedua. Selain menambah kosa kata dan belajar langsung cara pelafalannya, minat siswa dalam belajar jadi meningkat dikarenakan suasana kelas menjadi menyenangkan dengan ditampilkannya media <em>book creator </em>bergambar ini.</p>2024-11-22T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Stilistika : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Senihttps://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/stilistika/article/view/3613PERBANDINGAN BENTUK GENDING JOGED BUMBUNG DI DESA SIDATAPA BULELENG DENGAN BENTUK GENDING JOGED BUMBUNG DI DESA PENATIH DENPASAR2024-03-07T03:06:55+00:00Kadek Agung Sari Wigunakadekagung@mahadewa.ac.idI Ketut Lanusnananglanus@gmail.comI Wayan Mastra31wayanmastra@gmail.comKomang Dedy Kurniawan Putrakurniawanputrakomangdedy@gmail.com<p>Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih dalam tentang bentuk <em>gending</em> joged bumbung di Desa Sidatapa Buleleng dan mengungkap hal-hal yang dianggap penting agar masyarakat umum mengetahui dan menambah wawasan tentang kesenian Bali khsusnya karawitan Bali. Penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan mencoba melakukan pembanding antara bentuk <em>gending</em> joged bumbung di Desa Sidatapa dengan bentuk <em>gending</em> joged bumbung di Desa Penatih, Banjar Saba, Denpasar. Dari pembanding ini, diharapkan dapat melihat perbedaan bentuk <em>gending</em> joged bumbung yang ada di Desa Sidatapa, Buleleng dengan bentuk gending joged di Desa Penatih khususnya mengenai adanya lima elemen musik yang terkandung di dalam bentuk <em>gending</em> joged bumbung itu sendiri. Lima elemen musik yang dimaksud yaitu melodi, ritme, harmonisasi, dinamika, dan tempo. Hasil penelitian menyatakan bahwa <em>gending</em> joged bumbung di Desa Sidatapa merupakan bentuk <em>gending</em> tradisi yang strukturnya terdiri dari tiga bagian yaitu yaitu <em>pepeson, ibing-ibingan</em> dan <em>pekaad</em>. Sedangkan bentuk <em>gending</em> joged bumbung yang ada di Desa Penatih menggunakan tujuh struktur <em>gending</em> yaitu <em>pepeson, ibing-ibingan, nigtig</em> (<em>jauk</em>) <em>tetangis, ngalih buah, jaran-jaranan</em>, dan <em>pekaad</em>. Karakter dan ciri khas struktur <em>gending</em> joged bumbung itu sendiri menjadikan bentuk <em>gending</em> joged bumbung di Desa Sidatapa berbeda dari yang lain.</p>2024-11-22T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Stilistika : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Senihttps://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/stilistika/article/view/4119GURATAN MAKNA RELIGIUS DALAM TRADISI RITUAL DHEKE SA’O ETNIK RONGGA DI MANGGARAI TIMUR: KAJIAN ETNOLINGUISTIK2024-10-16T23:24:16+00:00Ni Wayan Sumitriwsmitri66@gmail.com<p>Abstrak</p> <p>Penelitian ini secara garis besar mengungkap guratan makna religius dalam tradisi Dheke Sa’o pada masyarakat etnik Rongga di Manggarai Timur. dikaji dari perspektif etnolinguistik. <em>Dheke Sa’o (</em>RDS) adalah tradisi ritual dikaitkan dengan keberhasilan membangun rumah baru. Penelitian ini bersifat deskriptif dan kualitatif dengan sumber data utama tuturan tradisi ritual <em>Dheke Sa’o</em> yang dipraktikkan oleh etnik Rongga. Metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, pencatatan, perekaman, dan studi pustaka. Data dianalisis secara kualitatif pada aspek penggunaan bahasa dalam kaitannya dengan leksikon religius pada tataran tekstual dan kontekstual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sudut pandang etnolinguisti, ciri-ciri penggunaan Bahasa dalam RDS menunjukkan ciri-ciri kiasan (gaya bahasa sastra) dengan ciri sosiolinguistik yang menggunakan bahasa Rongga sebagai alat komunikasi dengan campuran beberapa kata-kata arkais sebagai bagian dari manipulasi pengaruh kuat Bahasa ritual sacral magis, sarat makna religius, merupakan aspek makna paling penting. Makna ini berkaitan dengan keyakinan orang Rongga dikaitkan dengan konseptualisasi keberadaan Tuhan, roh nenek moyang, dan roh alam dipahami sebagai kekuatan supranatural yang sangat menentukan kelangsungan hidup mereka di dunia dan di akhirat. Ciri etnolinguistik yang menonjol digunakan menonjol bermoduskan indikatif-imeperatif sebagai latar/alasan untuk harapan/keinginan agar mereka diberkati dalam kehidupan di dunia. Secara kontekstual, RDS pemeliharaan hubungan harmonis dengan kekuatan di luar kemampuan mereke sebagai manusia. Oleh karena itu, RDS harus dilestarikan agar makna religious yang dikandungnya tetap hidup dan berkembang sesuai substansi sebenarnya dalam realitas kehidupan masyarakat etnik Rongga</p> <p>Kata kunci: makna religius, tradisi ritual dheke sa’o, etnik rongga, etnolinguistik</p> <p>STROKES OF RELIGIOUS MEANING IN THE <em>DHEKE SA'O </em>RITUAL TRADITION</p> <p>ETHNIC RONGGA IN EAST MANGGARAI: AN ETHNOLINGUISTIC STUDY</p> <p> </p> <p>Abstract</p> <p> </p> <p>This research largely reveals the strokes of religious meaning in the Dheke Sa'o tradition in the Rongga ethnic community in East Manggarai. studied from an ethnolinguistic perspective. <em>Dheke Sa'o (</em>RDS) is a ritual tradition associated with the success of building a new house. This research is descriptive and qualitative in nature with the main data source being the speech of the <em>Dheke Sa'o </em>ritual tradition practiced by the Rongga ethnic group. The method of data collection is through observation, interview, recording, recording, and literature study. The data were analyzed qualitatively on aspects of language use in relation to religious lexicon at textual and contextual levels. The results show that from an ethnolinguistic point of view, the characteristics of language use in RDS show figurative characteristics (literary language style) with sociolinguistic characteristics that use Rongga language as a means of communication with a mixture of some archaic words as part of manipulating the strong influence of sacred magical ritual language, full of religious meaning, is the most important aspect of meaning. This meaning is related to the beliefs of the Rongga people associated with the conceptualization of the existence of God, spirits of ancestors, and spirits of nature understood as supernatural forces that greatly determine their survival in the world and in the afterlife. A prominent ethnolinguistic feature is used prominently modulated indicative-imperative as a background/reason for hope/desire that they are blessed in life in the world. Contextually, RDS maintains a harmonious relationship with forces beyond their ability as humans. Therefore, RDS must be preserved so that the religious meaning it contains remains alive and develops according to its true substance in the reality of the lives of the Rongga ethnic community.</p> <p> </p> <p>Keywords: religious meaning, dheke sa'o ritual tradition, ethnic cavity, ethnolinguistics</p>2024-11-22T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Stilistika : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Senihttps://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/stilistika/article/view/4117BOOSTING ENGLISH WRITING PROFICIENCY USING SCRAMBLE WORD ON STUDENT OF STULA.COM2024-10-08T07:21:20+00:00Si Putu Agung Ayu Pertiwi Dewigungayoe@gmail.comNi Komang Purwaningsihpurwacham89@email.com<table> <tbody> <tr> <td width="604"> <p>This study explores the effectiveness of scramble word activities in enhancing English writing proficiency among students of Stula.com. Employing a quasi-experimental design, 60 students were divided into an experimental group, which participated in scramble word exercises, and a control group, which engaged in traditional writing tasks. The research aimed to determine whether interactive, form-focused activities could improve students' writing skills more effectively than conventional methods. Pre-test and post-test assessments were conducted to measure improvements in writing proficiency, revealing a significant enhancement in the experimental group, with mean scores increasing from 65.4 to 78.6 (p < 0.05). In contrast, the control group showed a smaller increase in mean scores from 64.8 to 70.2. Qualitative analysis of writing samples highlighted notable improvements in sentence structure, vocabulary usage, and coherence in the experimental group’s writings. The scramble word activities fostered better grammatical accuracy and encouraged students to explore diverse vocabulary and logical flow in their compositions. These findings indicate that interactive learning strategies, such as scramble word exercises, can effectively enhance writing skills. The study recommends incorporating such activities into English writing curricula to provide students with engaging language development opportunities and improve overall writing competence.</p> </td> </tr> </tbody> </table>2024-11-22T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Stilistika : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Senihttps://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/stilistika/article/view/4151BLENDED LEARNING IN ETG2 AS LANGUAGE LEARNING STRATEGY AT TOURISM MANAGEMENT STUDY PROGRAM TRIATMA MULYA UNIVERSITY2024-11-02T10:30:37+00:00Ni Putu Yunik Anggreniyunik.anggreni@triatmamulya.ac.idI Made Agung Rai Antaraagung.rai@triatmamulya.ac.id<p>This research is aimed to describe language learning namely blended learning as strategy of teaching English for Tour Guide Subject at Diploma III Tourism Management Study Program, Triatma Mulya University in semester 4.<em> This study discusses The implementation of </em> blended learning in ETG 2 Subject, Blended Learning in the ETG 2 Subject as learning strategy of English for Specific Purposes (ESP), and the disadvantages and advantages of blended learning in ETG2 Subject.<em> This research is qualitative descriptive research </em>by collecting various theories and data according to facts regarding the use of blended learning in the ETG 2 Subject. <em>The result of the research show that: </em>(1) Determining teaching materials that is suitable with the characteristics of Study Program DIII Tourism Management students and lesson plan to obtain learning outcomes of ETG2 Subject in offline (Face-to-face) learning and online learning ;(2) determining e-learning teaching materials that are easy, practical, high quality, and have a variety of materials needed by students, and blended learning is a Learning Strategy of English for Specific Purposes Teaching; (3) There are 6 advantages and 3 disadvantages of using blended learning in ETG 2 Subject </p>2024-11-22T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Stilistika : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Senihttps://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/stilistika/article/view/4109KEKERABATAN BAHASA JAWA, BAHASA GORAP, DAN BAHASA TETUN: KAJIAN LINGUISTIK HISTORIS KOMPARATIF2024-10-11T00:24:55+00:00Umiatun Sa’diyahiumiatunsadiyah@gmail.comGede Sidi Artajayasidiartajayagede@gmail.com<p>Bahasa Jawa (BJ), bahasa Gorap (BG), dan bahasa Tetun (BT) merupakan rumpun bahasa Austronesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan kekerabatan ketiga bahasa tersebut meliputi persentase kekerabatan, waktu pisah, dan jangka kesalahan. Tujuan selanjutnya adalah mendeskripsikan korespondensi fonemis ketiga bahasa itu yang dianalisis melalui teknik rekonstruksi fonem dan perubahan bunyi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif (teknik leksikostatistik dan teknik glotokronologi) dan kualitatif (deskriptif kulitatif) dengan kajian Linguitik Historis Komparatif. Hasil dari penelitian ini adalah Pertama, BJ, BG, dan BT berdasarkan klasifikasi bahasa berada pada tingkat rumpun (<em>stock</em>). BJ lebih berkerabat dekat dengan BG dibandingkan dengan BT atau BG dengan BT. Kedua, hasil perhitungan glotokronologi BJ dan BG berpisah dari bahasa induk antara 1227– 681 SM (terhitung berdasarkan tahun penelitian, yaitu tahun 2024). BJ dan BT serta BG dan BT berpisah dari bahasa induk antara 2.457–1.681 SM (terhitung berdasarkan tahun penelitian, yaitu tahun 2024). Ketiga, bahasa Gorap lebih banyak mempertahankan bahasa protonya dibandingkan dengan bahasa Jawa dan bahasa Tetun.</p>2024-11-22T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Stilistika : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Senihttps://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/stilistika/article/view/4116IPPL'S STRATEGIES FOR IMPROVING ENGLISH SPEAKING SKILLS AMONG STUDENTS AT IPB INTERNASIONAL2024-10-08T07:17:33+00:00Utik Kuntariatiutik.kuntariati@ipb-intl.ac.idPutu Dian Yuliani Paramitayuliani.paramita@ipb-intl.ac.id<p>This study examines the strategies implemented by the Intensive Practical Language Program (IPPL) at IPB Internasional to enhance students' English speaking skills. The research identifies key methods such as immersive language activities, interactive speaking exercises, and personalized feedback from instructors. These strategies are designed to create an engaging and supportive learning environment that encourages active participation and continuous practice. By focusing on real-world application, the program helps students build confidence and improve fluency, essential for both academic success and professional readiness. The results show that students participating in IPPL activities demonstrate notable progress in their ability to communicate effectively in English. The study concludes that a combination of immersive experiences and consistent practice is crucial in developing strong speaking skills, making the IPPL approach an effective model for language learning in higher education settings.</p>2024-11-22T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Stilistika : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Senihttps://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/stilistika/article/view/4212ANGGRENI DUTA: PERSEMBAHAN GURU-DAKSINA KEPADA DRONA2024-11-12T23:37:05+00:00Anak Agung Gde Alit Geriadatabkd2021@gmail.com<p><em>Geguritan</em> <em>Dyah Anggreni</em> merupakan hasil karya sastra lama sarat akan nilai <em>adiluhung</em>. Pada hakikatnya, kandungan isi yang tersirat dalam <em>Geguritan Dyah Anggreni</em> memiliki inti ajaran Hindu yang mencakup <em>satyam</em> (kebenaran), <em>siwam</em> (kesucian), dan <em>sundaram</em> (keindahan). Artinya, keharmonisan akan terwujud jika dibangun oleh sikap hidup yang seimbang, yakni hubungan dengan Sang Pencipta, sesama manusia, dan semesta alam yang disebut <em>Tri Hita Karana</em>. <em>Geguritan Dyah Anggreni</em> karya I Made Jimbar yang bersumber dari cerita <em>Adiparwa</em> ini, selesai ditulis pada tahun <em>Saka</em> 1923 (2001 Masehi), terdiri dari 7 <em>pupuh</em> dan 196 bait. Teks beraksara Latin berbahasa Kawi-Bali ini, berisikan tentang perjalanan Dyah Anggreni sebagai duta dari suaminya (Bambang Ekalawya) untuk mempersembahkan <em>guru-daksina </em>kepada Mahaguru Drona di Hastinapura.</p> <p>Konsep <em>guru-daksina</em>, merupakan tradisi zaman mahabharata yakni pemberian sesuatu dari seorang <em>sisya</em> (murid) kepada seorang <em>siwa</em> (guru) sebagai ucapan terima kasih seorang murid atas segala pengetahuan yang telah diajarkan gurunya. Walaupun lewat sebuah patung berwujud Drona, diyakini sebagai guru sejati yang mampu memberi segala ilmu pepanahan (<em>dhanurdhara</em>) hingga meresap pada diri Ekalawya. Di perjalanan, Dyah Anggreni dihadang para begal yang akhirnya minta bantuan kepada Arjuna. Ada janji yang seakan tergesa-gesa (<em>kadropon</em>) dilontarkan Dyah Anggreni kepada Arjuna, demi keselamatan dirinya dan para begal dapat terbunuh. Setelah berhasil, Arjuna menuntut janji hingga Dyah Anggreni berlari hingga jatuh ke jurang. Beruntung masih bisa diselamatkan oleh Dewi Peri. Mendengar kisah tersebut, Ekalawya segera minta keadilan ke Hastinapura, hingga perang tanding melawan Arjuna. Kemudian Arjuna menuntut balas ke Nishada. Akhirnya Ekalawya terbunuh dalam perang tanding karena kesaktian berupa cincin <em>kresnadana</em> dan ibu jarinya diminta oleh Kresna dan Drona. Karena kesetiaannya, Ni Dyah Anggreni kemudian mati bunuh diri sebagai tanda <em>satyeng laki</em> hingga mereka bertemu kembali di alam surga, karena telah melaksanakan kewajiban sebagai suami-istri yang baik dan setia (<em>satyeng alaki-rabi)</em> di <em>mercapadha</em> (dunia nyata)</p>2024-11-22T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Stilistika : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Senihttps://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/stilistika/article/view/4108MORFOFONOLOGI PREFIKS NASAL BAHASA BALI2024-10-08T07:29:28+00:00Nyoman Astawannyoman.astawan@gmail.comNyoman Sadwikansadwika70@gmail.com<p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p> <em>Regional language research is a means of supporting efforts to foster, develop and standardize national languages. In this regard, it is hoped that research on the Balinese language can make this contribution. From the information in various literature so far, especially in the field of morphophonology, there is not a complete picture. In this regard, this problem was raised as study material.</em></p> <p><em> The morphophonological aspect that will be discussed only includes nasal prefixes. To solve the problems above, in this study the theories of Generative Morphology and Generative Phonology are applied. As a result of the discussion, it is known that the morphophonological process of Balinese nasal prefixes, namely (1) the process of assimilating the prefix /ŋ-/ to become ŋ-; (2) the assimilation process of the prefix /ŋ-/ which is followed by the addition of the phoneme /ə/, and (3) the process of assimilation of the prefix /ŋ-/ to /m-, n-, ñ-, and ŋ-/ which is followed by the deletion of the consonant phoneme.</em></p> <p><em>Key words: morphophonology, nasal prefixes, Balinese</em></p>2024-11-22T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Stilistika : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Senihttps://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/stilistika/article/view/4222PERAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE SEBAGAI REFERENSI DALAM MEMBUAT KARYA SASTRA CERITA PENDEK 2024-11-17T23:48:26+00:00Bahar Amalbahar.amal@ft.unsika.ac.idChayani Noviana2310631080010@student.unsika.ac.idGadis Putri Utarie2310631080018@student.unsika.ac.idIndah Rafi Utari Azizah2310631080068@student.unsika.ac.idMarsella Fransiska2310631080024@student.unsika.ac.idRisma Aprilia2310631080087@student.unsika.ac.idParlindunngan Tarihoran2310631080082@student.unsika.ac.id<p>Peran <em>Artificial Intelligence</em> (AI) sebagai referensi dalam penulisan cerita pendek di kalangan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Singaperbangsa Karawang. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk menganalisis peran dan efektivitas penggunaan <em>Artificial Intelligence </em>sebagai sumber referensi dalam proses penulisan cerita pendek di kalangan mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Singaperbangsa Karawang dengan fokus pada pandangan, pemanfaatan, tantangan serta kekhawatiran terhadap keaslian karya. Metode yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif dengan penyebaran kuesioner untuk memperoleh data dari 30 mahasiswa. Hasil penelitian melalui analisis kuesioner menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa menganggap AI sebagai alat bantu yang berguna dalam penulisan kreatif, khususnya dalam menghasilkan inspirasi ide, dan mempercepat proses penulisan. Penggunaan AI dalam penulisan kreatif menunjukkan bahwa 76,7% mahasiswa merasa terbantu oleh AI dalam proses kreatif mereka. Namun, beberapa mahasiswa tetap skeptis terhadap AI, khawatir akan kehilangan keunikan dan orisinalitas dalam karya mereka, 23,3% mahasiswa memilih untuk tidak menggunakan AI dengan alasan menjaga keaslian dan etika karya mereka. Penelitian mengidentifikasi berbagai jenis AI yang digunakan, dengan <em>ChatGPT</em> menjadi pilihan utama responden. Hasil ini memberikan wawasan tentang bagaimana AI dapat dimanfaatkan secara optimal dalam pendidikan sastra, serta pentingnya keterampilan kritis dalam penggunaannya.</p> <p> </p> <p> </p>2024-11-22T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Stilistika : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Seni