Bara Agni di Kerajaan Mengwi (1823-1871)
Keywords:
Bara, kerajaan MengwiAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latarbelakang konflik politik yang terjadi di Kerajaan Mengwi Pada Tahun 1823-1871, dan dampak dari konflik tersebut bagi kehidupan masyarakatnya. Konflik politik yang terjadi di kerajaan Mengwi (1823-1871) dilatarbelakangi oleh kecurigaan Gusti Agung Ngurah Made Agung Putra bahwa Agung Ketut Besakih adalah anak haram, sehingga Agung Ketut Besakih diasingkan di Kerajaan Klungkung. Gusti Agung Ngurah Made Agung juga telah memfitnah Agung Mayun dengan mengatakan beliau telah menodai putri dari Gusti Agung Ngurah Made Agung Putra, sehingga Agung Mayun diasingkan di Nusa Penida. Gusti Agung Ngurah Made Agung Putra juga telah melakukan kesalahan yang besar dengan mengadopsi Penari Gandrung untuk dijadikan anaknya. Tantangan dari luar kerajaan juga terjadi dengan diserangnya kerajaan Mengwi oleh Tabanan dan Marga tepatnya di Blayu dan Sibang. Utusan Blayu menghadap ke raja Klungkung agar melepaskan Agung Ketut Besakih dan Agung Mayun untuk menyelamatkan Blayu dan Sibang dari serangan musuh, ini disebabkan karena Gusti Agung Ngurah Made Putra telah lengah menjadi raja. Disini Gusti Agung Ngurah Made Agung Putra melarikan bersama dengan anaknya yaitu sipenari gandrung karena telah mengetahui akan dikepung oleh pasukan Munggu. Selama perlariannya akhirnya Gusti Agung Ngurah Made Agung wafat