Ekonomi Agraria Masa Bali Kuno

Authors

  • Dewa Made Alit

Keywords:

ekonomi agraris, Bali kuno

Abstract

Munculnya peradaban bercocok tanam dan memelihara hewan ketika manusia sudah mulai hidup menetap. Mereka tidak lagi hanya mengambil keperluan hidup berdasarkan apa yang disediakan oleh alam tetapi mereka sudah mampu menghasilkan yang dibutuhkan dalam menyambung hidupnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana ekonomi agraris masa Bali Kuno.Pada dasarnya penelitian ini merupakan penelitian sejarah sehingga prosedur kerjanya mengikuti metode penelitian sejarah yang meliputi pengumpulan data (heuristik), kritik, interpretasi dan historiografi.Data dikumpulkan dengan melakukan studi pustaka.Data yang digunakan adalah data sekunder.

Hasil analisis data menunjukan bahwa pada masa Bali kuno masyarakatnya hidup dari sector agraris.Salah satu prasasti yang dikeluarkan oleh Marakata ada disebutkan istilah-istilah yang berkaitan dengan cara mengolah sawah dan menanam padi seperti amabaki, amaluku,atanem, amantun, ahani, anutu. Proses penanaman padi disebutkan sebagai berikut yaitu dimulai dari pembukaan tanah (amabaki), kemudian mluku (membajak tanah), tanem (menanam padi), mantun (menyiangi padi), ahani, menuai padi) dan nutu (menumbuk padi).Sistem pertanian yang begitu maju sangat didukung oleh system pengairan yang intensif suatu sistem pembagian air untuk mengairi sawah sudah dikenal dan menjadi ciri utama pertanian masyarakat Bali kuno yakni subak. Tanaman yang sudah dibudidayakan selain padi dan gaga juga kapulaga, kasumba, tals (keladi), pipikan (jahe), bawang merah, bawang putih (kesuna), pucang (pinang), durryan (durian), jerk (jeruk), hartak (kacang hijau), camalagi (asam), kapas, kapir (kapuk atau randu). Untuk menunjukan buah-buahan dan umbi-umbian yang bersifat umum (pahla gantung phala bungkah) dipergunakan istilah mulaphala (umbi-umbian) dan sarwaphala (buah-buahan).demikian pula dengan beberapa jenis pepohonan karena menaungi perumahan, pondok (kebwan) harus ditebang demi kelestarian lingkungan seperti pohon pring, hampyal, buluh, petung, waringin, bodhi, skar kuning, men atau mundeh. Dalam peternakan sudah dipelihara sapi, lembu, itik (bebek), wdus (kambing), bawi (babi), asu (anjing), hayam atau pitik (ayam), manuk (ayam jantan), jaran (asba), kebo atau kerambo (kerbau).

Downloads

Download data is not yet available.

Published

2014-02-28