Kearifan Lokal Pada Tradisi Mekare-Kare di Desa Adat Tenganan Pegringsingan

Local Wisdom on the Mekare-Kare Tradition in Tenganan Pegringsingan Traditional Village

Authors

  • Ni Ketut Purawati Prodi Pendidikan Sejarah, FKIP Universitas PGRI Mahadewa Indonesia
  • Ni Luh Putu Tejawati Prodi Pendidikan Sejarah, FKIP Universitas PGRI Mahadewa Indonesia
  • I Made Darmada Prodi Pendidikan Sejarah, FKIP Universitas PGRI Mahadewa Indonesia
  • Ribit Rantausari Prodi Pendidikan Sejarah, FKIP Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Keywords:

Kearifan Lokal, Tradisi Mekare-Kare, Tenganan Pegringsingan

Abstract

Abstrak

Indonesia memiliki potensi pariwisata yang besar, baik dari segi alam maupun dari segi sosial budayanya yang memiliki daya tarik cukup tinggi dan mampu mengikat para wisatawan untuk mengunjunginya. Salah satu daerah pariwisata yang di miliki Indonesia dan yang sangat terkenal adalah Pulau Bali. Setiap Kabupaten yang ada di Bali memiliki corak kebudayaan yang berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lainnya. Salah satunya Desa Adat Tenganan Pegringsingan yang letaknya di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Desa Adat Tenganan Pegringsingan memiliki berbagai kearifan lokal yang mampu menarik kunjungan wisatawan, salah satunya Tradisi Perang Pandan atau yang juga dikenal dengan tradisi Mekare-Kare. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: (1) Bagaimanakah sejarah Tradisi Perang Pandan di Desa Adat Tenganan Pegringsingan,(2)  Bagaimanakah pelaksanaan Tradisi Perang Pandan di Desa Adat Tenganan Pegringsingan,(3)  Apakah makna Perang Pandan bagi masyarakat Tenganan Pegringsingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah Tradisi Perang Pandan di Desa Adat Tenganan Pegringsingan, Untuk mengetahui pelaksanaan Tradisi Perang Pandan di Desa Adat Tenganan Pegringsingan, Untuk mengetahui makna Perang Pandan bagi masyarakat Tenganan Pegringsingan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Sistem Religi, Teori ketahanan Budaya, dan Teori Interaksionisme simbolik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tradisi Perang Pandan adalah tari perang yang tidak menentukan kalah dan menang, diobati atau tidak diobati tidak pernah menimbulkan inpeksi. Tradisi Perang Pandan ini bertujuan untuk menghormati Dewa Indra sebagai Dewa Perang dan Dewa kesuburan. Dewa Indra juga merupakan Dewa yang tertinggi  bagi masyarakat Desa Adat Tenganan Pegringsingan, karena beliau di percaya oleh warga masyarakat setempat yang menganugrahkan tanah yang begitu luas untuk di tempati oleh warga masyarakat Desa Tenganan Pegringsingan itu sendiri. Tradisi Perang Pandan diadakan pada sasih kelima.  Mengenai sejarah Tradisi Perang Pandan ini belum ada sumber tertulis yang menguraikan secara khusus. 

 

Downloads

Download data is not yet available.

Published

2021-09-01