SANKARA: Seminar Nasional Seni Pertunjukan dan Pengajarannya https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara <p data-start="261" data-end="627"><strong data-start="261" data-end="278">Journal title</strong>: SANKARA: Prosiding Seminar Nasional Seni Pertunjukan dan Pengajarannya<br data-start="352" data-end="355" /><strong data-start="355" data-end="367">Initials</strong>: SANKARA<br data-start="380" data-end="383" /><strong data-start="383" data-end="396">Frequency</strong>: 1 Issue every year (Oktober)<br data-start="427" data-end="430" /><strong data-start="430" data-end="437">DOI</strong>: <br data-start="452" data-end="455" /><strong data-start="455" data-end="472">ISSN (online)</strong> : <br data-start="491" data-end="494" /><strong data-start="494" data-end="513">Editor in Chief</strong>: I Gede Gusman Adhi Gunawan, S.Sn., M.Sn.<br data-start="547" data-end="550" /><strong data-start="550" data-end="563">Publisher</strong>: Prosiding SANKARA<br data-start="584" data-end="587" /><strong data-start="587" data-end="599">Indexing</strong>: Google Scholar, Garuda</p> <p data-start="629" data-end="1081"><strong data-start="629" data-end="703">SANKARA: Prosiding Seminar Nasional Seni Pertunjukan dan Pengajarannya</strong> merupakan jurnal prosiding yang dikelola oleh Program Studi Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas PGRI Mahadewa Indonesia. Jurnal ini dipublikasikan secara konsisten dan teratur sebanyak sekali setahun pada bulan Juni. Artikel yang diterbitkan dalam prosiding ini merupakan artikel yang telah diseminarkan pada kegiatan Seminar Nasional Seni Pertunjukan dan Pengajarannya.</p> <p data-start="1083" data-end="1169">Prosiding ini memuat tulisan-tulisan berbahasa Indonesia yang berkaitan dengan bidang Seni Tari, Seni, Musik, Seni Teater, Seni Pedalangan, Seni Pertunjukan Tradisional dan Kontemporer, Pendidikan Seni di berbagai jenjang, Estetika dan kajian seni, Manajemen pertunjukan, dan Pengajaran seni berbasis teknologi digital</p> <p data-start="1427" data-end="1615">Dengan cakupan tersebut, prosiding ini diharapkan dapat menjadi wadah diseminasi gagasan, hasil penelitian, dan praktik baik dalam bidang seni pertunjukan dan pendidikan seni di Indonesia.</p> en-US aguspermana@mahadewa.ac.id (Putu Agus Permanamiarta) waonegumiart@gmail.com (I Gede Gusman Adhi Gunawan, S.Sn., M.Sn.) Mon, 30 Jun 2025 00:00:00 +0000 OJS 3.2.1.5 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 PENDIDIKAN SENI DALAM ARUS POLITIK TIMOKRASI https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5879 <p>Dalam beberapa dekade terakhir, praktik seni dan pendidikan seni di Indonesia mengalami pergeseran orientasi seiring menguatnya logika timokrasi—yakni sistem nilai yang menempatkan kehormatan, prestise, dan pencapaian simbolik di atas makna dan proses kreatif. Seni di ruang-ruang pendidikan, yang seharusnya menjadi medium ekspresi personal dan kritik sosial, justru direduksi &nbsp;menjadi alat &nbsp;pencitraan&nbsp; institusional &nbsp;melalui &nbsp;lomba,&nbsp; festival,&nbsp; dan performa visual yang dikemas secara kompetitif. Latar belakang ini mendorong perlunya kajian kritis terhadap bagaimana timokrasi memengaruhi wajah pendidikan seni di Indonesia. Dengan menggunakan pendekatan interdisipliner, tulisan ini menelaah bentuk-bentuk konkrit penetrasi timokrasi—mulai dari kurikulum yang teknokratis, kultur lomba yang hegemonik, hingga peran guru sebagai pelatih teknis. Tulisan ini juga menawarkan solusi konkret dan kebijakan afirmatif, antara lain reformulasi indikator pembelajaran, penyelenggaraan festival seni non- kompetitif, pelatihan pedagogi seni kritis, serta pendanaan seni berbasis komunitas. Kajian ini menyimpulkan bahwa pendidikan seni hanya akan bermakna jika dilepaskan dari kepatuhan simbolik dan diarahkan pada keberanian tematik, proses reflektif, dan partisipasi sosial yang otentik.</p> Agus Cahyono Copyright (c) 2025 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5879 Mon, 30 Jun 2025 00:00:00 +0000 MUSIK ETNIK SEBAGAI IDENTITAS BUDAYA DAN EKSPRESI SENI https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5880 <p>Artikel ini bertujuan untuk mengungkap musik etnik sebagai identitas budaya, menjelaskan proses transmisi musik etnik, dan mendeskripsikan berbagai bentuk ekspresi seni yang mewujud dalam kreativitas penciptaan karya musik. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah deskriptif analitik. Data-data penelitian dikumpulkan melalui studi pustaka, pengamatan/observasi, dan data audio-visual yang diperoleh dari internet. Hasil yang didapat adalah tiga poin pokok kajian yakni persoalan identitas, pembelajaran musik etnis, dan berbagai bentuk ekspresi seni, ketiganya saling terkait dan berkelindan. Transmisi musik sebagai proses pewarisan, baik diselenggarakan melalui pendidikan formal maupun nonformal, memegang peranan penting berkaitan dengan keberlangsungan dan terjaganya tradisi musik etnik dalam budaya masyarakat. Dalam proses pembelajarannya, terjadi transmisi berbagai pengetahuan dan pemahaman tekstual musikal, serta pengalaman praktik musik etnik dari generasi kepada generasi berikutnya. Di sisi lain, ketika dihadapkan pada persoalan yang terjadi di era globalisasi dan digitalisasi, pengetahuan dan pengalaman tersebut akan menjadi sumber yang sangat penting, menjadi kekuatan dan ketahanan budaya dalam beradaptasi dengan ruang dan waktu. Dengan kekuatan dan ketahanan budaya tersebut, berbagai bentuk ekspresi seni yang muncul kemudian tidak kehilangan identitasnya, bahkan lebih dari itu, ekspresi yang dihadirkan adalah ekspresi kreativitas seni yang mampu beradaptasi dengan lingkungan, ruang, dan waktu, di samping tetap mempertahankan identitas musik tradisinya.</p> I Nyoman Cau Arsana Copyright (c) 2025 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5880 Mon, 30 Jun 2025 00:00:00 +0000 WAYANG KULIT BALI SEBAGAI MEDIUM PENDIDIKAN BUDAYA DAN EKSPRESI SENI https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5881 <p>Wayang kulit Bali merupakan seni pertunjukan tradisi yang mengandung warisan kearifan lokal dan pesan kehidupan yang mendalam. Di tengah derasnya arus globalisasi dan perkembangan teknologi digital, eksistensi wayang kulit Bali menghadapi tantangan serius, terutama dalam regenerasi pelaku, keterlibatan generasi muda, serta posisinya dalam sistem pendidikan. Penelitian ini membahas potensi wayang kulit Bali sebagai media pendidikan budaya dan ekspresi seni yang tetap relevan dengan perkembangan zaman. Melalui pendekatan pembelajaran yang dekat dengan kehidupan, melibatkan generasi muda, dan terbuka terhadap pembaruan, wayang dapat diintegrasikan dalam pendidikan formal dan nonformal serta dikembangkan melalui inovasi pertunjukan seperti Wayang Multimedia dan dengan format digital. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa strategi revitalisasi yang melibatkan lembaga pendidikan, komunitas seni, dan dukungan kebijakan publik mampu menjadikan wayang kulit Bali sebagai wahana pembentukan karakter, pelestarian nilai-nilai budaya, dan ruang ekspresi seni yang terus hidup di era modern.</p> I Gusti Made Darma Putra Copyright (c) 2025 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5881 Mon, 30 Jun 2025 00:00:00 +0000 EKSISTENSI DAN PERAN TARI KECAK DI PURA ULUWATU: ANTARA WARISAN BUDAYA TRADISIONAL DAN ATRAKSI WISATA GLOBAL https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5882 <p>Tari Kecak di Pura Uluwatu adalah ikon seni pertunjukan Bali yang merepresentasikan warisan budaya sekaligus menjadi atraksi wisata global. Penelitian ini menganalisis eksistensi, komodifikasi, dan pelestarian nilai sakral Tari Kecak di tengah tantangan pariwisata. Metode penelitian kualitatif digunakan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil menunjukkan bahwa meskipun Tari Kecak menghadapi tekanan komersialisasi, para penari dan pengelola tetap berkomitmen menjaga nilai spiritual dan budaya. Pelestarian dilakukan melalui edukasi penonton dan adaptasi pertunjukan tanpa menghilangkan esensi tradisionalnya. Pura Uluwatu sebagai lokasi pertunjukan memberikan keunikan spiritual dan visual yang memperkuat daya tarik wisatawan. Penelitian ini merekomendasikan strategi untuk menjaga keseimbangan antara pelestarian budaya dan perkembangan pariwisata, sehingga Tari Kecak dapat terus menjadi media edukasi budaya dan daya tarik pariwisata yang berkelanjutan.</p> Ni Putu Ratih Sri Astiti Copyright (c) 2025 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5882 Mon, 30 Jun 2025 00:00:00 +0000 EKSISTENSI TARI BARIS JANGKANG: PERSEPSI SAKRALITAS DAN DINAMIKA SOSIAL DI DUSUN PELILIT NUSA PENIDA https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5883 <p>Tari Baris Jangkang adalah tarian sakral yang berasal dari dusun Pelilit, Desa Penjukutan Nusa Penida Klungkung. Tari ini dipentaskan di pura desa, pura puseh dan pura dalem dusun Pelilit setiap puja wali. Tari ini juga kerap dipentaskan untuk penolak bala dan membayar sesangi (kaul). Tari ini dibawakan oleh 9 orang penari laki - laki dewasa yang telah tedun menjadi krama banjar (sudah menikah) sebagai simbol dari Dewata Nawa Sangha. Dengan menggunakan metode studi kasus, wawancara dan analisis virtual penelitian ini berfokus pada sejarah, peran dan fungsi sosial masyarakat dari tari Baris Jangkang ini.</p> Ni Luh Putu Mirah Pratiwi Copyright (c) 2025 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5883 Mon, 30 Jun 2025 00:00:00 +0000 KEGIATAN APRESIASI SENI DALAM PELAJARAN SENI BUDAYA MELALUI YOUTUBE SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5884 <p>Kemampuan siswa dalam kegiatan apresiasi karya seni masih dalam proses penerimaan yang menyebabkan rendahnya tingkat apresiasi karya seni di kalangan siswa. Diperlukan penggunaan media inovatif untuk meningkatkan apresiasi seni siswa dalam pelajaran Seni Budaya. Media yang digunakan yaitu <em>Youtube</em> karena <em>platform</em> ini sangat populer di kalangan siswa. <em>Youtube</em> menyajikan konten yang mudah diakses kapan saja dan dimana saja serta memungkinkan siswa untuk belajar melalui dokumentasi karya seni dari berbagai budaya. Metode penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kegiatan apresiasi seni terdiri dari beberapa tahapan yaitu persiapan media, <em>setting</em> kelas, penyajian materi apresiasi, penggunaan media, pemberian tugas kelompok, presentasi konsep karya dan apresiasi seni yang dilakukan oleh guru dan siswa. Ditemukan beberapa kendala yang dihadapi siswa dalam mengakses <em>Youtube</em> diantaranya koneksi internet lambat dan kualitas video yang buruk. Hal ini dapat diatasi dengan mencari penyedia layanan internet yang lebih baik dan mengoptimalkan resolusi file video yang akan diunggah.</p> I Gusti Putu Agung Ratih Mahayani, Putu Agus Permanamiarta Copyright (c) 2025 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5884 Mon, 30 Jun 2025 00:00:00 +0000 TARI MEBIASE DALAM PROSESI NGELUUR DI DESA ADAT SANDAKAN https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5885 <p>Untuk memperkenalkan salah satu kekayaan budaya tradisi unik yang ada dibali. Dengan adanya penelitian ini penulis berharap tradisi mebiasa lebih dikenal pada masyarakat luas serta dapat menambah wawasan dalam bidang ilmu budaya dan tradisi. penulis berharap dari banyaknya tradisi yang ada di bali diharapkan tradisi mebiasa ini menjadi salah satu tradisi yang bisa lebih dikenal oleh Masyarakat luas khususnya di bali. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk memahami dan menjelaskan fenomena sosial secara mendalam dengan menafsirkannya dalam konteks, pengalaman, dan sudut pandang pihak-pihak yang terlibat. Metode pengumpulan data meliputi wawancara, observasi dan dokumentasi. Tari Mebiase adalah salah satu bentuk peninggalan nenek moyang yang biasanya dipentaskan dalam upacara ngeluur atau ritual keagamaan. Tari ini berfungsi sebagai pemuput atau pelengkap dalam rangkaian upacara adat yang dilaksanakan oleh masyarakat Banjar Sandakan. Tarian ini tidak hanya memperkuat nilai religius dalam upacara, tetapi juga melestarikan tradisi dan identitas budaya masyarakat setempat. Maknanya terletak pada penghormatan terhadap leluhur serta simbolisasi keharmonisan antara manusia, alam, dan Sang Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa).</p> I Gusti Agung Ketut Ariwinata Copyright (c) 2025 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5885 Mon, 30 Jun 2025 00:00:00 +0000 TARI LEGONG ANDIR DALAM PERSPEKTIF BUDAYA BALI: STUDI SEJARAH, NILAI ESTETIKA, NILAI PENDIDIKAN, DAN TEKNIK GERAKAN SEBAGAI PILAR SOSIAL BUDAYA https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5886 <p>Tari Legong merupakan salah satu warisan budaya dan seni yang kaya dari Bali, dengan sejarah yang panjang yang mencerminkan kompleksitas gerakan dan pertunjukannya. Tari Legong Andir Tista memiliki keterkaitan erat dengan sejarah Malat, yang menceritakan asal mula Malat melalui kisah Raden Prabangsa, putra Raja Jenggala dari Seril, yang diasingkan akibat tindakan jahatnya. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan menganalisis sejarah Tari Legong Andir Tista dalam konteks kebudayaan Bali, menggali nilai-nilai estetika yang terkandung dalam tarian tersebut, serta mengeksplorasi peran Tari Legong Andir dalam masyarakat Bali. Penelitian ini juga akan membahas teknik gerak Tari Legong Andir dan relevansinya dalam era globalisasi dan modernisasi, serta bagaimana tarian ini tetap mempertahankan keberadaannya. Metodologi yang diterapkan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dengan pengumpulan data melalui triangulasi yang mencakup observasi, wawancara, dan dokumentasi. Meskipun mengandung unsur sakral, Tari Legong Andir kini juga dipentaskan untuk tujuan pariwisata, menunjukkan kemampuannya untuk bertahan dan berkembang di tengah tantangan globalisasi. Oleh karena itu, penting untuk menjaga keberlanjutan tarian ini sebagai bagian integral dari budaya dan identitas masyarakat Bali, khususnya di Desa Tista.&nbsp;</p> Ni Made Devia Pratiwi Copyright (c) 2025 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5886 Mon, 30 Jun 2025 00:00:00 +0000 PROSES KREATIF DALAM PEMBELAJARAN DRAMA MUSIKAL BERBASIS LITERASI https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5887 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi&nbsp; proses kreatif dalam pembelajaran drama musikal berbasis literasi dan mengetahui jenis literasi yang dapat ditumbuhkan dalam proses pembelajaran tersebut. Latar belakang penelitian ini didasari oleh fenomena bahwa generasi Z, cenderung lebih memilih menonton tutorial di platform seperti YouTube atau Tiktok daripada membaca tutorial melalui buku panduan. Hal ini menunjukkan perlunya upaya menumbuhkan budaya literasi yang lebih kuat. Selain itu, penelitian ini juga mengantisipasi potensi plagiasi karya dengan menetapkan bahwa ide cerita dalam drama musikal harus bersumber dari buku. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan sampel purposive, yaitu mahasiswa yang menempuh mata kuliah drama musikal di Jurusan Pendidikan Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta pada tahun ajaran 2024/2025. Data dikumpulkan melalui observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi, kemudian dianalisis menggunakan tahapan analisis data menurut Creswell. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses kreatif dalam pembelajaran drama musikal ini mengikuti tahapan kreativitas menurut model Wallas, yang meliputi persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi. Selain itu, pembelajaran ini berhasil menumbuhkan literasi baca tulis, literasi digital, dan literasi budaya di kalangan mahasiswa.</p> Hana Permata Heldisari Copyright (c) 2025 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5887 Mon, 30 Jun 2025 00:00:00 +0000 NILAI PENDIDIKAN DAN PROSESI PEMENTASAN TARI BARIS MABUANG DALAM UPACARA ADAT DESA PEKRAMAN SULAHAN https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5888 <p>Tari Mabuang merupakan tarian sakral yang dibawakan oleh masyarakat desa Pakraman Lumbuan, Bali. Merupakan tarian Wali dan dibawakan sebagai pengiring upacara Dewa Yadnya. Tarian ini rutin dipentaskan pada saat upacara Piodalan yang diadakan di Pura Puseh desa Pakraman Lumbuan, pada saat itu juga diadakan upacara Nadi. Upacara Nadi dikenal dengan sebutan "Nyungkit" dan dilaksanakan enam bulan setelah upacara Nadi sebelumnya,&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, Teknik wawancara, studi Pustaka dan observasi dimana yang menjadi landasan penelitian adalah teori teori pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan apayang ada di lapangan.yaitu merupakan bagian dari tradisi Megama dan dibawakan dalam rangka upacara Nadi Piodalan. Tarian ini diawali dengan tari Baris Tumbak yang melambangkan empat arah mata angin Tari Mabuang dibawakan dengan menggunakan pasepan besar, diiringi dengan suara tetabuhan dan sesaji lainnya seperti Penjor Penawasanganaan, Peras Penyeneng, Segehan, dan Katik Sate. Tarian ini dibawakan oleh sekelompok penari pria dewasa dan memiliki ciri kesakralan serta penggunaan benda-benda ritual.</p> I Putu Gede Olga Wiguna Putra Copyright (c) 2025 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5888 Mon, 30 Jun 2025 00:00:00 +0000 EKSPLORASI ESTETIKA DAN STRUKTUR DALAM PENCIPTAAN TARI SIAT PETENG SEBAGAI MEDIA KESETARAAN GENDER https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5891 <p>Tari Legong Siat Peteng adalah sebuah tari berbentuk palegongan yang mengangkat strategi perang Ida I Dewa Agung Kanya yang bergelar siat peteng. Strategi tersebut merupakan sebutan strategi untuk perang Kusamba yang dilakukan pada dini hari dalam keadaan gelap, dan mampu membawa kemenangan bagi rakyat Klungkung atas pasukan Belanda.Penciptaan karya seni tari ini merupakan salah satu langkah yang dapat digunakan sebagai media kesetaraan gender.Tari tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media untuk menyampaikan pesan budaya dan menjadikannya sebagai sarana pelestarian budaya bagi generasi muda khususnya tarian ini menciptakan sebuah kesetaraan gender dalam berbagai bidang seperti pekerjaan, Pendidikan, politik ataupun kehidupan sosial. Dengan demikian tujuan &nbsp;penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur Tari Legong Siat Peteng sebagai media kesetaraan gender dalam aspek pekerjaan, Pendidikan dan lingkungan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik deskriptif. Adapun hasil penelitian yang diperoleh yakni menjadikan eksplorasi estetika dan struktur dalam Penciptaan Tari sebagai Media Kesetaraan Gender.<strong>&nbsp;</strong></p> Ni Kadek Ayu Febiana Copyright (c) 2025 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5891 Mon, 30 Jun 2025 00:00:00 +0000 MAKNA SIMBOLIK DAN FUNGSI TARI REJANG NGEWISNU DALAM PROSESI UPACARA PIODALAN DI DESA ADAT KEROBOKAN https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5892 <p>Makna Simbolik dan Fungsi Tari Rejang Ngewisnu dalam Prosesi Upacara Piodalan di Desa Adat Kerobokan diteliti karena dengan menggali makna simbolik dan fungsi tari tradisi, peneliti tidak hanya dapat menambah pengetahuan tentang seni dan budaya, tetapi juga memberikan kontribusi terhadap pemahaman yang lebih luas tentang nilai- nilai kemanusiaan yang terkandung dalam praktik budaya tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif . Penelitian kualitatif merupakan pendekatan penelitian yang bertujuan untuk memahami dan menjelaskan fenomena sosial secara mendalam dengan menafsirkannya dalam konteks, pengalaman, dan sudut pandang pihak-pihak yang terlibat. Prosesi ngewisnunin merupakan bagian penting dari upacara piodalan di setiap pura yang bertempat di Desa Adat Kerobokan karena prosesi ini disimbolkan sebagai penyambut dan saksi para Bhatara-Bhatari telah tedun untuk menyaksikan rangkaian upacara piodalan telah berjalan dengan lancar. Prosesi ngewisnunin yang diinterpretasikan dengan 11 penari putri asli dari Desa Adat Kerobokan khususnya dari Banjar Umalas Kangin dan Banjar Umalas Kauh dengan bentuk karya akan menonjolkan sebuah kesakralan 1 buah pengasepan sebagai sumber pemimpin yang dibawakan oleh satu penari. tari Rejang Ngewisnu diciptakan sebagai karya mengabdi pada KKN-T di Desa Adat Kerobokan.</p> Ni Made Dwi Purnamaningsih Copyright (c) 2025 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5892 Mon, 30 Jun 2025 00:00:00 +0000 EKSPLORASI SPIRIT HYANG PERTIWI DALAM TARI LEGONG KREASI MAHAWIDYA: KAJIAN KONSEPTUAL, ESTETIKA, DAN STRUKTUR PERTUNJUKAN https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5899 <p>Legong Kreasi Mahawidya merupakan tarian yang dibawakan oleh lima orang penari yang terinspirasi dari kekuatan Ibu Pertiwi. Tari Legong Kreasi Mahawidya diciptakan oleh Anak Agung Mas Sudarningsih, S.Sn., M.Pd., yang salah satu seniman yang bekerja di Sanggar Seni Pancer Langit. Penelitian ini berfokus pada proses desain kreatif dan pertunjukan dari Tari Legong Kreasi Mahawidya melalui spirit <em>hyang pertiwi</em> yang terkandung dalam Tari Legong Mahawidya. Dari hasil analisa data, hakikat ekspresi dari spirit <em>Hyang Pertiwi</em> melalui Tari Legong Kreasi Mahawidya tidak dijelaskan, namun diungkapkan secara otomatis dan dramatis dengan metode ekspresi simbolik. Oleh karena itu, diciptakanlah Tari Legong Kreasi Maha Widya dengan menggunakan prinsip Metode Konsep Langon dari lontar Purwadigama. Konsepnya ada tiga: (1) konsep penguasaan (<em>ungon</em>), (2) konsep penguatan (<em>ingon</em>), dan (3) konsep penguasaan <em>(angon</em>). Tata letak tari Kreasi Maha Widia tari Legong terdiri dari empat struktur yang disebut <em>Pepeson, Pengawak</em>, <em>Pengecet</em>, dan <em>Pekaad</em>. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperkenalkan Tari Legong Kreasi Mahawidya kepada masyarakat umum. Kedudukan Tari Legong Kreasi Mahawidya tidak terlepas dari inovasi dan ide kreatif yang menginspirasi senimannya. Pencipta tarian ini menerapkan ide-ide yang terinspirasi oleh alam, sumber pengetahuan dan kekuatan di alam semesta. Semuanya harus kembali ke tempat kita berdiri yaitu ibu pertiwi.</p> Ni Putu Melistasari Copyright (c) 2025 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5899 Mon, 30 Jun 2025 00:00:00 +0000 EKSISTENSI TARI GAMBUH DALAM RITUAL KEAGAMAAN DAN PARIWISATA : PERSPEKTIF NILAI-NILAI PENDIDIKAN https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5901 <p>Tari Gambuh merupakan seni pertunjukan klasik Bali yang mengandung banyak nilai sejarah, budaya, dan spiritual. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui eksistensi Tari Gambuh dalam ritual keagamaan dan pariwisata serta menganalisis nilai-nilai pendidikan yang terkandung di dalamnya. Data dikumpulkan menggunakan metode kualitatif melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Temuan dari penelitian ini adalah bahwa Tari Gambuh memiliki fungsi penting dalam ritual keagamaan sebagai persembahan kepada para dewa dan leluhur serta sebagai media wisata pelestarian budaya.&nbsp;Tarian ini mengandung nilai estetika, moral, sosial, emosional, dan keterampilan teknis yang mendukung pengembangan karakter generasi muda. Namun, modernisasi dan pariwisata menimbulkan tantangan dalam menjaga keaslian Tari Gambuh serta penurunan minat generasi muda terhadap seni tradisional. Solusi mencakup pendidikan seni di sekolah, pelatihan rutin, penggunaan media digital, dan kolaborasi dengan pariwisata. Penelitian ini menekankan pentingnya melestarikan Tari Gambuh sebagai warisan budaya dan media pendidikan karakter</p> Ni Komang Tri Putri Sari Andari Copyright (c) 2025 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5901 Mon, 30 Jun 2025 00:00:00 +0000 ANALISIS BENTUK, FUNGSI DAN MAKNA TARI TELEK DI MERAJAN AGUNG KESIMAN https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5902 <p>Tari Telek merupakan salah satu warisan budaya tradisional Bali yang memiliki nilai seni tinggi sekaligus fungsi keagamaan yang mendalam. Tarian ini tidak hanya menjadi hiburan seni tetapi juga memiliki dimensi spiritual dan simbolik yang kuat dalam tradisi masyarakat Bali. Dalam konteks upacara Pedudusan Agung di Merajan Agung Kesiman, Tari Telek memiliki peran khusus sebagai pengilen-ilen atau pengiring prosesi upacara. Hal ini menunjukkan bagaimana kesenian tradisional Bali tidak terlepas dari kehidupan religius masyarakatnya. Jumlah penari dalam Tari Telek biasanya berkisar antara 4 hingga 6 orang penari, meskipun dalam beberapa variasi atau upacara yang lebih besar, jumlah penari bisa lebih banyak. Penari-penari dalam Tari Telek ini memiliki peran penting dalam menyampaikan makna spiritual dan simbolik melalui gerakan yang halus dan ekspresif. Gerakan tangan, kaki, dan kepala sangat terkoordinasi dan penuh makna, dengan setiap penari memiliki bagian tertentu dalam menyampaikan keseluruhan cerita atau pesan dari ritual tersebut.Namun, seiring perubahan zaman, makna simbolik dan fungsi ritual dari tari ini perlahan mengalami pergeseran. Hal ini menjadi perhatian khusus, mengingat keberlanjutan nilai budaya dan religius yang terkandung dalam Tari Telek harus dijaga dan dilestarikan</p> Ida Ayu Putu Harini Copyright (c) 2025 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5902 Mon, 30 Jun 2025 00:00:00 +0000 TARI PUSPAWRESTI SEBAGAI SARANA PENGUATAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5903 <p>Pendidikan karakter adalah upaya terencana untuk membuat lingkungan dan proses pembelajaran di mana siswa secara aktif mengembangkan potensi diri mereka untuk memiliki kepribadian, moralitas, dan moralitas yang baik. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang dapat memberikan dampak positif dalam pengembangan karakter adalah seni, khususnya Tari Puspawresti. Tari Puspawresti adalah salah satu jenis tari tradisional yang berasal dari budaya Bali dan memiliki makna yang dalam terkait dengan keharmonisan, kesopanan, serta kedisiplinan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara dan studi pustaka. Melalui pendidikan karakter yang terintegrasi dalam tari, siswa tidak hanya mengembangkan keterampilan seni, tetapi juga nilai-nilai penting seperti disiplin, kerja sama, rasa hormat, kecintaan terhadap budaya lokal, dan pengembangan kecerdasan sosial serta emosional. Penerapan Tari Puspawresti dalam kegiatan ekstrakurikuler memberikan dampak positif terhadap siswa, memperkuat rasa kebanggaan akan budaya lokal dan mengajarkan pentingnya melestarikan warisan budaya bangsa. Kegiatan ini juga meningkatkan kecerdasan emosional siswa dengan membantu mereka mengekspresikan perasaan secara positif dan mengelola emosi dalam interaksi sosial. Disiplin dan ketekunan yang diajarkan dalam tari membentuk mental tangguh siswa, yang sangat bermanfaat dalam menghadapi tantangan kehidupan.</p> Komang Gede Juana Artha Copyright (c) 2025 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5903 Mon, 30 Jun 2025 00:00:00 +0000 OPTIMALISASI PEMBELAJARAN TARI LEGONG MANIK GALIH DALAM UPAYA PELESTARIAN BUDAYA DI SANGGAR AYUNINGSARI DESA ADAT KAPAL KABUPATEN BADUNG https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5906 <p>Tari Legong Manik Galih, sebuah bentuk tari tradisional Bali yang kaya akan makna artistik dan filosofis, merupakan komponen penting dalam melestarikan budaya lokal. Meski demikian, terdapat beberapa kendala dalam mempelajari tarian ini, seperti kurangnya minat generasi muda dan fasilitas yang kurang memadai. Menemukan dan mengembangkan strategi untuk memaksimalkan pembelajaran Tari Legong Manik Galih di Sanggar Ayuning Sari, Desa Adat Kapal, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, menjadi tujuan penelitian ini. Metodologi studi kasus dan pendekatan deskriptif kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Data dikumpulkan terlebih dahulu melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi sebelum diverifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun metode pengajaran konvensional di sanggar ini tetap efektif dalam menjaga kekhasan gerakan, namun tetap efektif dalam menjaga kekhasan&nbsp;gerakan.</p> Ni Putu Yusita Aurel Yatara, Ni Putu Yusita Aurel Yatara Copyright (c) 2025 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5906 Mon, 30 Jun 2025 00:00:00 +0000 TARI REJANG SARI: MENGUNGKAP BENTUK, FUNGSI DAN MAKNA IMPLIKASI TARI DENGAN KONSEP PENDEKATAN RITUAL https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5907 <p>Bidang penelitian pendidikan seni tari memiliki pendekatan dan implementasi dalam bentuk desain penelitian yang dapat dikaji secara terbuka sebagai sebuah bidang kajian. Hal ini dapat diamati dari penulisan-penulisan tesis mahasiswa pendidikan seni tari. Mengungkap bentuk, fungsi dan makna substansi kajian implementasi filosofis dan kontekstual ini bertujuan untuk (1) menjelaskan substansi kajian dalam penelitian tari Rejang Sari dengan pendekatan konsep ritual dan (2) menjelaskan implementasi kajian bentuk fungsi dan makna tari Rejang Sari dengan pendekatan filosofis, simbolis dan kontekstual. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan data disusun dalam bentuk analisis deskriptif. Data dan informasi dikumpulkan menggunakan studi dokumen, wawancara, dan observasi, kemudian hasil analisis data menggunakan model interaktif. Hasil penelitian menunjukkan dua temuan. Pertama, penelitian pendidikan seni tari memposisikan kesenian (objek kajian) sebagai pendekatan konsep ritual. Kedua, model substansi kajian bentuk, fungsi dan makna pada penelitian seni tari khususnya tari Rejang Sari dilaksanakan secara terbuka berdasarkan aspek Sradha (<em>Ngayah</em>) dan Visualisasi ketulusan.</p> I Gusti Krisna Putra, I Gusti Krisna Putra Copyright (c) 2025 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5907 Mon, 30 Jun 2025 00:00:00 +0000 TARI REJANG TERATAI PUTIH: EKSPLORASI, FILOSOFI, MAKNA DAN STRUKTUR DALAM BUDAYA BALI https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5908 <p>Salah satu tarian sakral yang menjadi warisan budaya Bali adalah Tari Rejang Teratai Putih. Tarian ini memiliki kedudukan penting dalam ritual adat, yang melambangkan kesucian, ketulusan, dan pengabdian manusia kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan). Tujuan penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih dalam mengenai makna, struktur, dan filosofi Tari Rejang Teratai Putih, serta menjelaskan pentingnya upaya pelestarian tari ini melalui pendidikan dan pelatihan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan observasi, wawancara, rekaman, dan studi dokumentasi untuk menganalisis makna, filosofi, serta simbolisme Tari Rejang Teratai Putih dalam konteks ritual keagamaan Bali. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tari Rejang Teratai Putih, memiliki struktur dan makna simbolisme bunga teratai yang kuat sebagai lambang kesucian, kedamaian, dan pengabdian spiritual kepada Tuhan, memiliki filosofi dan struktur yang mendalam, berperan sebagai bagian integral dari budaya Bali, serta berfungsi untuk menjaga tradisi dan identitas budaya Bali melalui gerakan, kostum, dan elemen ritual yang terkandung di dalamnya.</p> I Gusti Ayu Agung Suantari Dewi Copyright (c) 2025 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5908 Mon, 30 Jun 2025 00:00:00 +0000 TRANSFORMASI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA: INOVASI UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN MINAT SISWA KELAS X SMK NEGERI 5 DENPASAR https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5909 <p>Perkembangan pembelajaran seni budaya secara inovatif pada zaman modern menggunakan teknologi yang semakin canggih, akan memberikan banyak dampak positif dalam berbagai yaitu bidang Pendidikan. Saat ini, transformasi dan inovasi merupakan kunci utama dalam memajukan dunia pendidikan. Merdeka belajar adalah upaya kemerdekaan dalam berpikir dan berekspresi artinya siswa memiliki kebebasan dan kemandirian dalam proses pembelajaran. Pada saat mengajar dikelas guru mempunyai transformasi dan inovasi yang diperlukan setiap melaksanakan proses mengajar di kelas. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan proses Transformasi Pembelajaran Seni Budaya untuk Meningkatkan Kreativitas dan Minat Siswa Kelas X SMK N 5 Denpasar. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan studi eksploratif. Data dikumpulkan dengan teknik observasi,wawancara, dan hasil dokumentasi . Pembelajaran seni budaya saat ini dianggap kurang menarik dan membosankan. Kondisi ini dapat mengakibatkan minat siswa cenderung menurun, sehingga diperlukan inovasi baru untuk menciptakan pengalaman belajar yang interaktif, kreatif dan menyenangkan berbasis media digital. Oleh karena itu, dari hasil proses Transformasi pembelajaran secara inovatif yang diterapkan sebagai tujuan belajar di zaman sekarang. Penelitian ini dapat dijadikan pengendalian mutu pendidikan dengan cara inovatif untuk menyesuaikan permasalahan yang harus dipecahkan di zaman modern ini.</p> Ni Gusti Made Candra Wulandari Copyright (c) 2025 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5909 Mon, 30 Jun 2025 00:00:00 +0000 PENDIDIKAN KARAKTER DALAM SENI PERTUNJUKAN https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5911 <p>Pendidikan karekter merupakan aspek penting dalam membangun sumber daya manusia yang berintegritas, berakhlat mulia, dan bertanggungjawab. Dalam kontek ini, seni pertunjukan memiliki peran yang sangat strategis sebagai media yang efektif dalam menanamkan nilai-nilai karakter kepada peserta didik. Seni pertunjukan seperti teater, tari, dan music bukan hanya sebatas hiburan, melainkan serana membentuk keperibadian melalui pengalaman estetika, kerjasama, dan refleksi nilai-nilai kehidupan. Masalah yang ditemukan diantaranya; (1) seni pertunjukan sebagai media pendidikan karakter, (2)nilai-nilai pendidikan karakter dikembangkan dalam seni pertunjukan, dan (3) contoh kasus dan implementasinya dalam seni pertunjukan. Tujuan penulisan ini, menjelaskan konsep pendidikan karakter dan seni pertunjukan, mengkaji kontribusi seni pertunjukan dalam pembentukan karekter serta mengidentifikasi nilai-nilai karakter yang terkandung dalam seni pertunjukan.</p> I Ketut Muada Copyright (c) 2025 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5911 Mon, 30 Jun 2025 00:00:00 +0000 EKSISTENSI TARI REJANG DEWA SEBAGAI MEDIA PEMBENTUKAN IDENTITAS BUDAYA DI DESA SUMERTA, DENPASAR https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5916 <p>Pelestarian seni pertunjukan sakral merupakan berperan dalam menjaga kesinambungan tradisi dan identitas budaya masyarakat Hindu-Bali. Tari Rejang Dewa, sebagai salah satu bentuk tari ritual sakral, dipentaskan secara rutin dalam rangkaian upacara <em>piodalan </em>di seluruh pura yang ada di Desa Sumerta, Denpasar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk penyajian, karakteristik, serta mengungkap makna dan fungsi sosial Tari Rejang Dewa dalam memperkuat identitas budaya masyarakat setempat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, melalui teknik pengumpulan data berupa observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tari Rejang Dewa tidak hanya berperan sebagai media persembahan suci kepada para Dewa, tetapi juga sebagai sarana pewarisan nilai-nilai budaya dan penguatan solidaritas sosial. Setiap unsur pementasan : gerakan, busana, dan iringan musik memuat makna spiritual dan simbolik yang mendalam. Di tengah arus globalisasi, masyarakat Desa Sumerta tetap berkomitmen melestarikan Tari Rejang Dewa sebagai warisan budaya yang memiliki relevansi penting dalam kehidupan religius dan sosial masyarakat setempat.</p> Ni Made Pira Erawati, I Gede Gusman Adhi Gunawan Copyright (c) 2025 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/sankara/article/view/5916 Mon, 30 Jun 2025 00:00:00 +0000