https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/issue/feedPedalitra: Prosiding Pedagogi, Linguistik, dan Sastra2024-11-11T13:49:10+00:00Open Journal Systemshttps://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4158PERAN BAHASA, SASTRA, DAN PENGAJARANNYA DALAM MENGATASI RENDAHNYA KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK2024-11-06T05:20:52+00:00Suherli Kusmanasuherli2@gmail.com<p>Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki sumber <br>daya manusia Indonesia dalam mempersiapkan era Indonesia Emas. Berdasarkan hasil-hasil <br>penelitian dalam pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah upaya mengatasi <br>rendahnya kemampuan berpikir kritis telah banyak dilakukan. Kajian ini dilakukan untuk <br>mengetahui bagaimana pembelajaran bahasa Indonesia berperan dalam meningkatkan <br>kemampuan berpikir kritis peserta didik. Orientasi pembelajaran bahasa Indonesia adalah <br>pengembangan literasi peserta didik, yang meliputi keterampilan berbahasa dan kemampuan <br>berpikir. Guru bahasa Indonesia dapat berperan dalam mengatasi rendahnya kemampuan <br>berpikir kritis peserta didik. Peran yang dapat dilakukan guru bahasa Indonesia adalah (1) <br>mengubah cara pandang guru tentang pembelajaran bahasa Indonesia; (2) menggunakan <br>model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa; dan (3) memanfaatkan teknologi untuk <br>mengatasi permasalahan pembelajaran bahasa Indonesia.</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4159IMPLEMENTASI PRINSIP UNDERSTANDING BY DESIGN (UBD) DALAM PERENCANAAN PEMBELAJARAN DAN ASESMEN: Upaya Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa di Era Global 2024-11-06T05:41:26+00:00I Wayan Gunarthagunartha212@gmai.comDewa Ayu Widiasridewaayuwidiasri@gmail.comI Nyoman Suarsainyomansuarsa1965@gmail.com<p>Di era global abad 21 ini, tantangan semakin banyak muncul dalam setiap aspek <br>kehidupan. Untuk mengatasi setiap tantangan tersebut, diperlukan keterampilan berpikir <br>tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills), yang salah satunya adalah keterampikan <br>berpikir kritis (Critical-Thinking Skills). Sampai saat ini, keterampilan berpikir kritis siswa <br>masih rendah. Oleh karena itu, keterampilan ini harus terus ditingkatkan. Artikel ini <br>bertujuan untuk memberi pemahaman yang mendalam kepada guru tentang penerapan <br>prinsip Understanding by Design (UbD) dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis <br>siswa. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (liabrary research), yang dilakukan <br>selama 2 bulan. Sumber data berupa artikel ilmiah dan sumber lain yang relevan. Data <br>dianalisis aecara deskriptif-kualitatif. Hasil penelitian sebagai berikut. UbD adalah <br>kerangka kerja pembelajaran yang bertujuan untuk membantu guru dalam mendesain <br>proses belajar-mengajar yang berkualitas. Pengembangan perencanaan pembelajaran yang <br>menikuti prinsip UbD memiliki tiga tahapan, yaitu menentukan tujuan, menentukan <br>asesmen, dan menentukan kegiatan belajar mengajar. Peningkatan keterampilan berpikir <br>kritis dapat diintegrasikan pada setiap tahapan UbD.</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4160PRAGMATIK KOGNITIF: PRINSIP KERJA SAMA DAN KESOPANAN BERBAHASA DI MAYANTARA 2024-11-06T05:49:44+00:00Nengah Arnawanengah.arnawa65@gmail.com<p>Makalah ini ditulis untuk membangun kesadaran penutur agar senantiasa melibatkan kognitif <br>sebelum, saat, dan sesudah bertindak ujar. Untuk kepentingan analisis, data dikumpulkan dari <br>pemberitaan tentang pidana tindak bahasa yang dinilai merupakan pelanggaran prinsip kerja <br>sama dan kesopanan. Pelanggaran prinsip kerja sama dan kesopanan merupakan pengingkaran <br>hakikat tindak ujar yang merupakan pokok kajian pragmatik. Pragmatik didefinisikan dari <br>berbagai sudut pandang. Apapun sudut pandangnya, pragmatik selalu berkaitan dengan studi <br>tindak ujar (speech acts) yang terikat konteks. Keserampangan bertindak ujar, khusunya di <br>ruang mayantara, telah banyak menyeret penuturnya ke ranah hukum; ada yang diselesaikan <br>secara restorative justice, namun tidak sedikit yang berujung pada sanksi pidana. <br>Sesungguhnya, penutur dapat menghindari ancaman pidana defamasi tersebut jika sebelumnya <br>mengaplikasikan pragmatik kognitif. Pragmatik kognitif memiliki peran urgen sebelum <br>seseorang mengatakan sesuatu. Pragmatik kognitif menekankan pentingnya pemenuhan <br>kondisi persiapan sebelum melakukan tindak ujar. Pada kondisi persiapan ini, penutur dapat <br>mengevaluasi dan mengonsiderasi pilihan diksi serta modus ujaran yang akan digunakan untuk <br>mewujdkan tindak ujarnya. Pada fase ini, kognisi penutur berfungsi menyeleksi diksi dan <br>modus ujaran. Proses seleksi diksi dan modus ujaran merupakan fungsi kognitif untuk berpikir. <br>Berpikir pada hakikatnya merupakan tindak bahasa internal.</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4162POTENSI PENERAPAN PENDEKATAN LINGUISTIK KRITIS DALAM PEMBELAJARAN ANALISIS TEKS PADA KURIKULUM MERDEKA BELAJAR JENJANG PENDIDIKAN SMA/SMK2024-11-06T05:55:57+00:00I Kadek Adhi Dwipayanadwipayana@mahadewa.ac.idI Nyoman Astawannyoman.astawan@gmail.com<p>Penelitian ini jenis kepustakaan yang menggunakan literature sebagai sumber primer. Tujuan <br>penelitian ada dua hal, yaitu mendeskripsikan penerapan linguistik kritis dalam pembelajaran <br>analisis teks dan relevansi pendekatan linguistik kritis untuk meningkatkan keterampilan <br>berpikir kritis dalam menganalisis teks yang merupakan inti pembelajaran bahasa Indonesia <br>pada Kurikulum Merdeka Belajar. Deskriptif analitik digunakan sebagai metode analisis data <br>untuk mengkaji relevansi teori linguistik kritis dengan pengembangan keterampilan berpikir <br>kritis yang dapat diterapkan bagi siswa jenjang SMA/SMK dalam pembelajaran analisis teks. <br>Urgensi penelitian ini berpijak pada tantangan perkembangan pembelajaran abad ke-21 yang <br>menuntut penguasaan learning skills (collaborations, creativity, commucations, dan critical <br>thinking) bagi siswa dalam setiap pembelajaran, termasuk menganalisis teks dengan berbagai <br>genre dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Critical thinking merupakan keterampilan utama <br>yang harus dikuasai dalam learning skills abad ke-21 agar siswa mampu resisten mengahadapi <br>perkembangan dunia informasi yang kompleks. Linguistik kritis menjadi fokus penelitian <br>sebagai pendekatan dalam pembelajaran analisis teks dengan dasar pertimbangan logis karena <br>kemampuannya mengungkap makna tersembunyi dan struktur kekuasaan secara terang <br>benderang. Pendekatan linguistik kritis dipandang mampu untuk meningkatkan keterampilan <br>berpikir kritis dengan memberikan langkah kerja analisis yang konkret. Hasil penelitian <br>diharapkan memberikan sumbangan secara praktis bagi para guru bahasa Indonesia dalam <br>mengaplikasikan pendekatan yang efektif di dalam pembelajaran analisis teks.</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4163KONTEKS IDEOLOGI PADA CERITA I BOTOL TEKEN I SAMONG: KAJIAN LINGUISTIK SISTEMIK FUNGSIONAL2024-11-06T05:59:48+00:00Ida Ayu Iran Adhitidayuiran@gmail.comGede Sidi Artajayagedesidiartajaya@gmail.comIda Bagus Astika Pidadaastikapidada@gmail.com<p>Penelitian ini mengkaji konteks ideologi pada cerita rakyat Bali berjudul “I Botol Teken I <br>Samong”, kajian Linguistik Sistemik Fungsional. Tujuan penelitian ini adalah memberikan <br>nilai edukasi terutama nilai kebudayaan serta sebagai tatanan dalam berperilaku. Data <br>penelitian bersumber dari teks Satua-Satua Bali karangan I Nengah Tinggen. Penelitian ini <br>menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan mengkaji data pada teks. Analisis data dikaji <br>dengan konsep Tri Kaya Parisudha dan Tri Hita Karana. Konsep Tri Kaya Parisudha tentang <br>1) pikiran yang baik direalisasikan saat memikirkan keadaan I Samong yang berada dalam <br>jebakan; 2) perkataan yang baik saat I Botol berkata kepada I Samong, tidak mampu membalas <br>budi karena sudah berusaha membuka pintu jebakannya I Botol; 3) perbuatan yang baik <br>tercermin saat I Botol bersama I Samong menemui hewan-hewan lain untuk memohon <br>pertimbangan tentang perlakuan I Samong kepada I Botol. Konsep Tri Hita Karana<br>mengandung keharmonisan antara lain:1) manusia dengan Tuhan direalisasikan saat I Botol <br>memiliki prisip yang kuat bahwa menolong sesama umat sesuai dengan ajaran Tuhan Yang <br>Maha Kuasa tentang hukum karma phala; 2) Hubungan manusia dengan lingkungannya <br>direalisasikan pada saat I Botol sangat peduli dengan lingkungan dan kedaan yang dihadapi; <br>dan 3) manusia dengan sesamanya direalisasikan saat nasihat dan petuah I Kancil kepada I <br>Botol.</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4167PENGGUNAAN BAHASA BALI LISAN PADA PROSESI PERKAWINAN ADAT BALI2024-11-06T06:10:11+00:00I Nyoman Suwijasuwijainyoman1963@gmail.com<p>Bahasa Bali masih eksis digunakan dalam berbagai ranah kehidupan rakyat Bali. Salah <br>satu acara penting yang tidak luput dari penggunaan bahasa Bali adalah perkawinan adatnya. <br>Mulai dari perkenalan keluarga calon kedua mempelai, sampai dengan akhir prosesi <br>perkawinan menggunakan bahasa Bali. <br>Tujuan penelitian ini: (1) mengetahui prosesi perkawinan adat Bali, (2) mengetahui eksistensi <br>penggunaan bahasa Bali pada prosesi perkawinan adat Bali, dan (3) mendokumentasikan<br>model percakapan lisan pada perkawinan adat Bali. <br>Pengumpulan data penelitian kualitatif ini menggunakan metode studi dokumen, observasi,<br>dan simak, yang dibantu dengan teknik baca dan catat. Data hasil penelitian dianalisis secara <br>deskriptif analitis dan disajikan dengan metode informal. <br>Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosesi perkawinan adat Bali meliputi: (1) ngecub<br>(perkenalan keluarga), (2) mamadik (peminangan anak gadis), (3) masakapan (upacara ritual<br>perkawinan adat Bali), dan (4) majauman (mohon restu pada leluhur mempelai wanita).<br>Bahasa Bali lisan sangat eksis digunakan dalam prosesi perkawinan adat di Bali. Dokumentasi <br>model percakapan bahasa Bali dalam prosesi perkawinan adat Bali meliputi bahasa saat <br>ngecub, bahasa parum keluarga, bahasa saat mamadik, dan bahasa prosesi ritual majauman.</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4169Implementasi Pedagogi Kritis dalam Pembelajaran Apresiasi Sastra2024-11-06T06:16:47+00:00Ketut Yarsamayarsama23@gmail.com<p>Kualitas pendidikan dapat diwujudkan oleh pendidik yang dimulai dari proses pembelajaran yang <br>dilakukan di kelas. Hal ini berarti, guru memiliki peranan yang sangat strategis dalam meningkatkan mutu <br>proses belajar mengajar. Kualitas proses belajar mengajar yang dilakukan guru dapat diketahui dari sikap, <br>pengetahuan, dan keterampilan yang dimiliki peserta didik. Dalam proses pembelajaran, guru bukan hanya <br>mengarahkan peserta didik berpikir tingkat rendah, melainkan mengarahkan peserta didik berpikir tingkat <br>tinggi. Guru sangat penting menguasai pedagogi kritis. Pembelajaran apresiasi sastra dirancang untuk <br>meningkatkan kesadaran kritis peserta didik terhadap karya sastra sehingga memperoleh makna dan nilai <br>estetis. Guru harus mampu berpikir kritis , merespon perubahan ,dan memecahkan masalah. Pedagogi kritis <br>dalam pembelajaran apresiasi sastra mengarahkan peserta didik mampu menciptakan karya sastra. Guru <br>diharapkan menguasai dan menerapkan model-model pembelajaran abad ke-21. Model pembelajaran yang <br>sesuai dengan tuntutan belajar abad ke-21, yaitu: model Case Based Learning (CBL), Problem Based <br>Learning (PBL), Project Based Learning (PjBL), Inquiry, dan Discovery. Di samping itu, guru juga <br>menguasai dan mampu menerapkan metode pembelajaran, yaitu metode tanya jawab, diskusi, tugas, role <br>playing. Model dan metode pembelajaran tersebut merupakan bagian dari pedagogi kritis yang berpengaruh <br>signifikan terhadap pembelajaran apresiasi sastra</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4170PARTIKEL “SEDANGKAN” DALAM BAHASA INDONESIA: KAJIAN SINTAKTIS DAN SEMANTIS2024-11-06T06:25:45+00:00I Wayan NumertayasaNumertayasawayan@markandeyabali.ac.id<p>Tulisan ini merupakan ulasan yang bertujuan untuk menjelaskan penggunaan metode <br>Discourse Network Analysis (DNA) dalam analisis wacana kritis terhadap wacana di media <br>sosial. Tulisan ini artikel konseptual. Tulisan ini menjelaskan tentang 1) analisis wacana kritis <br>di media sosial, 2) konsep DNA, 3) penggunaan DNA dalam analisis wacana kritis pada <br>wacana media sosial. Temuan tulisan ini adalah 1) analisis wacana kritis di media sosial dalam <br>beberapa tahun terakhir beralih ke media sosial dan platform online. Pendekatan makro AWK <br>sangat cocok digunakan dalam menganalisis interaksi mikro di ruang online. Media sosial <br>seperti Facebook memainkan peran penting dalam wacana politik, aktivisme, dan konstruksi <br>identitas. Wacana online tidak boleh dianggap terpisah dari kehidupan offline. Media sosial <br>menghadirkan tantangan baru bagi AWK, terutama karena sifatnya yang cair dan dinamis. 2) <br>DNA memandang diskursus sebagai sarana utama dalam pembentukan pengetahuan dan <br>kebijakan melalui interaksi elemen-elemen diskursif. Bentuk jaringan, modularitas, dan <br>sentralitas menjadi konsep penting dalam DNA untuk memahami struktur, dinamika, dan <br>hubungan antar-aktor serta konsep dalam wacana di media sosial. Analisis modularitas <br>mengidentifikasi kelompok konsep yang saling berhubungan, sementara sentralitas <br>mengungkap peran dominan aktor atau elemen tertentu dalam menjaga keseimbangan jaringan <br>diskursif wacana. DNA memberikan wawasan mendalam tentang dinamika sosial dan politik <br>dengan mengurai keterkaitan antar-aktor, konsep, dan struktur dalam sebuah wacana media <br>sosial. (3) Penggunaan DNA dalam AWK adalah dengan memadukan konsep AWK Van Dijk <br>dan konsep DNA melalui penelitian netnografi. Berdasarkan temuan tersebut dapat <br>disimpulkan bahwa metode DNA dapat digunakan sebagai salah satu alternatif analisis wacana <br>kritis terhadap wacana di media sosial.</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4171MABEBASAN: Sebuah Apresiasi Sastra Kakawin2024-11-06T06:32:32+00:00Anak Agung Gde Alit Geriaaaalitgria@63gmail.com<p>Sastra kakawin merupakan karya sastra klasik, yakni sastra sebagai alat pemujaan <br>kepada Zat Yang Tertinggi, karena berisikan cerita kesusilaan sarat akan fungsi religius, <br>filsafat keagamaan, dihiasi kisah peperangan, dan lain-lain. Pada hakikatnya mengarah <br>pada kebenaran hakiki, yakni dharma sejati. Peran bahasa Jawa Kuna yang estetikreligius sebagai ciri kekayaan bangsa yang adiluhung sangatlah penting. Konsep <br>religiusitas tampak pada setiap manggala kakawin, sebagai cermin kreativitas rakawi<br>dalam melaksanakan yoga dengan kakawin sebagai yantra-nya. Lantunan suara indah <br>dengan hati ikhlas dan rasa bakti yang mendalam kepada Sang Pencipta merupakan cara <br>mengapresiasi sastra kakawin. <br>Kegiatan apresiasi sastra kakawin tampak pada tradisi mabebasan dalam <br>komunitas sekaa pasantian. Melalui kegiatan inilah masyarakat Bali mengakrabi <br>dan mengapresiasi karya-karya Jawa Kuna dan Bali. Tradisi ini dapat dianggap <br>sebagai ajang “kritik sastra”, karena melalui tradisi ini sebuah karya dibacakan, <br>diterjemahkan, diulas serta dikomunikasikan dengan sangat demokratis. Tradisi <br>mabebasan diperkuat dengan diterapkannya metode atau etika yang disebut Panca <br>Siksaning Anggita, yakni: pangwacen utama, paneges utama, pamitaken utama,<br>panyanggra utama, dan pamiarsa utama. Semua ini diaplikasikan dalam kegiatan <br>ritual, seperti: pajejiwan, nyenuk, mider githa, mamutru, dan sejenisnya.</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4172REPRESENTASI CITRA PEREMPUAN DALAM PUPULAN SATUA CUTET SEMPRONG PUUN KARYA NI WAYAN ANTARI DKK: KAJIAN FEMINISME2024-11-06T06:37:50+00:00I Nyoman Sadwika nsadwika70@gmail.comPutu Agus Permanamiartaaguspermana@mahadewa.ic.idLuh De Liskaluhdeliska86@gmail.com<p>Permasalahan yang diangkat penelitian ini berkaitan dengan representasi<br>citra perempuan dalam Pupulan Satua Cutet Semprong Puun karya Ni Wayan Antari<br>dkk: kajian feminisme. Berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir logis<br>dengan cara, bertanya, menganalisis, membandingkan, mengontraskan dan<br>mengevaluasi. Untuk sikap kritis selalu diperlukan untuk mempertanyakan apa yang<br>ada dibalik kata-kata dan darisiapa kata-kata itu berasal. Masalah yang dibahasdalam <br>penelitian ini adalah citra perempuan dalam aspek, a) citra perempuan dalamaspek <br>Fisik, b) citra Perempuan dalam aspek psikis, dan c) citra Perempuan dalam aspek<br>sosial. Teori yang digunakan adalah teori apresiasi sastra, cerpen, dan feminisme. <br>Jenis ata penelitian ini adalah data kualitatif sementara sumber data menggunakan<br>data primer. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan <br>pendekatan analisis isi. Sumber data atau Objek dari penelitian iniadalah Pupulan<br>Satua Cutet Semprong Puun karya Ni Wayan Antari dkk. Pengumpulan data <br>penelitian ini menggunakan studi kepustakaan dengan teknik baca, simak, dan catat.<br>Untuk menganalisis data digunakan metode deskripsi analisisdan penyajian analisis<br>data menggunakan metode informal.</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4173NEEDS TOKOH LAW KINCAID DALAM NOVEL KASIH SETINGGI BINTANG KARYA SANDRA BROWN: KAJIAN PERSONOLOGI HENRY MURRAY2024-11-06T06:45:45+00:00Sri Oemiatisri.oemiati@dsn.dinus.ac.idPipiet Furisaripipiet.furisari@dsn.dinus.ac.idTri Mulyani Wahyuningsihtri.mulyani@dsn.dinus.ac.idEmik Rahayurahmanti.asmarani@dsn.dinus.ac.id<p>Artikel ini mengenai needs tokoh Law Kincaid dalam novel terjemahan berjudul Kasih <br>Setinggi Bintang karya Sandra Brown yang dianalisis menggunakan teori personologi Henry <br>Murray. Tokoh Law Kincaid dalam novel Kasih Setinggi Bintang diceritakan sebagai <br>seorang astonot tampan yang bergaya hidup bebas. Gaya hidup tokoh Law Kincaid dalam <br>novel Kasih Setinggi Bintang dikemas dengan alur cerita dan bahasa yang menarik. Hal <br>inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam needs yang ada dalam diri <br>Law Kincaid dengan pendekatan personologi Henry Murray. Penelitian ini penulis lakukan <br>dengan tujuan untuk mengetahui needs yang terdapat dalam diri tokoh Law Kincaid dalam <br>cerita novel Kasih Setinggi Bintang tersebut. Berdasarkan analisis yang penulis lakukan <br>didapat kesimpulan bahwa needs yang terdapat dalam diri tokoh Law Kincaid meliputi need <br>dominance, exhibition, nurturance, order, sentience dan need sex.</p>2024-11-11T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Pedalitra: Prosiding Pedagogi, Linguistik, dan Sastrahttps://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4174RELEVANSI KANAL “RIRI CERITA ANAK INTERAKTIF” DENGAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERITA FANTASI DI SMP2024-11-06T06:54:49+00:00Made Novia Cahyaninovia.cahyani@undiksha.ac.idI Gede Nurjayagede.nurjaya@undiksha.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai relevansi kanal YouTube “Riri <br>Cerita Anak Interaktif” dengan pembelajaran menulisteks cerita fantasi di SMP. Penelitian ini <br>menggunakan rancangan deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah cerita fantasi <br>yang terdapat dalam kanal YouTube “Riri Cerita Anak Interaktif” sedangkan objek dalam <br>penelitian ini adalah relevansi. Data dikumpulkan menggunakan metode simak catat, <br>dokumentasi, dan wawancara. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh <br>data, yaitu relevansi kanal “riri cerita anak interaktif” memenuhi standar kelayakan sebagai <br>bahan ajar keterampilan menulis teks cerita fantasi di SMP.</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4175PERSPEKTIF TEORI KRITIS: MENGGALI DOMINASI KEKUASAAN DALAM KARYA SASTRA MODERN2024-11-06T07:03:23+00:00Lilik Herawatililikherawati@syekhnurjati.ac.id<p>Artikel ini mengkaji representasi kekuasaan dalam karya sastra modern melalui perspektif <br>teori kritis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis representasi kekuasaan dan penindasan <br>dalam karya sastra modern melalui pendekatan teori kritis. Fokus utama adalah pada <br>bagaimana struktur kekuasaan yang dominan, seperti kolonialisme dan patriarki, <br>dipresentasikan serta dikritik dalam novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer dan <br>Nyai Gowok karya Budi Sardjono. Metode kualitatif deskriptif digunakan untuk <br>mengeksplorasi berbagai bentuk dominasi dan perlawanan yang digambarkan melalui narasi <br>dan karakter dalam kedua novel tersebut. Analisis ini menunjukkan bahwa kekuasaan tidak <br>hanya ditampilkan dalam bentuk fisik tetapi juga melalui bahasa, budaya, dan ideologi yang <br>memperkuat ketidakadilan sosial. Temuan penelitian ini menegaskan pentingnya peran sastra <br>sebagai medium kritik terhadap struktur kekuasaan sosial, ekonomi, dan politik dalam <br>masyarakat. Selain itu, penelitian ini juga menggarisbawahi peran bahasa dalam <br>menggambarkan dan menantang kekuasaan melalui sastra. Sastra modern, dengan kekuatan <br>bahasa dan narasinya, tidak hanya merefleksikan kondisi sosial, tetapi juga menjadi ruang <br>untuk resistensi dan kesadaran kritis terhadap ketidakadilan.</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4176ANALISIS WACANA KRITIS SARA MILLS TERHADAP CERPEN “SANGKAR PERKAWINAN” KARYA MUNA MASYARI2024-11-06T07:07:02+00:00KhazinKhazinmaleo471@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan citra perempuan dalam cerpen “Sangkar <br>Perkawinan” karya Muna Masyari. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif <br>kualitatif. Subjek penelitian ini adalah cerpen “Sangkar Perkawinan” karya Muna masyari. <br>Data penelitian ini berupa kata, frasa, atau kalimat yang mengandung informasi tentang <br>citra perempuan dalam cerpen “Sangkar Perkawinan” karya Muna Masyari. Data analisis <br>menggunakan pendekatan analisis wacana Sara Mills. Data dikumpulkan menggunakan <br>teknik membaca dan catat. Data yang diperoleh dari penelitian ini diananlisis menggunakan <br>content analysis. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan bahwa tokoh perempuan dalam <br>cerpen “Sangkar Perkawinan” karya Muna Masyari menggambarkan citra perempuan yang <br>harus kuat dengan pondasi tiga pilar sebagai simbol penyangga pernikahan yaitu jujur, <br>setia, dan menerima. Perempuan dalam tokoh utama Jumarti dituntut untuk mampu <br>menjaga marwah suami meskipun bertolak dengan hati nurani dan terkurung dalam sangkar <br>perkawinan melalui kesetiaan, keikhlasan dan memiliki martabat sebagai perempuan.</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4177PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN KARTU PASANGAN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN NASIHAT SISWA KELAS VIIJ SMP NEGERI 1 KOTA SORONG TAHUN AJARAN 2024/20252024-11-06T07:09:46+00:00Nining MirinoNiningmirino86@gmail.com<p>Pantun nasihat adalah bentuk pantun berupa penyampaian nasihat, ajaran moral, atau petuah, <br>pesan bijak maupun nasihat yang digunakan untuk mengarahkan perilaku dan mengajarkan <br>nilai-nilai kehidupan. Materi pantun nasihat tidak mudah bagi sebagian besar siswa kelas VIIJ <br>SMP Negeri 1 Kota Sorong. Penelitian ini bertujuan menawarkan penerapan model <br>pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan metode kartu pasangan. Penerapan <br>model dan metode pembelajaran ini berfokus pada peningkatan kemampuan menulis pantun <br>nasihat siswa kelas VIIJ SMP Negeri 1 Kota Sorong tahun ajaran 2024/2025. Dalam penelitian <br>tindakan kelas ini ada beberapa tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan <br>refleksi. Melalui tahapan tindakan di kelas, peneliti melakukan proses belajar mengajar guna <br>meningkatkan hasil belajar yang lebih baik dari sebelumnya. Diharapkan hasil penelitian ini <br>akan memberikan rekomendasi yang bermanfaat bagi para pengajar dan praktisi pendidikan <br>dalam memperbaiki pembelajaran menulis pantun nasihat di sekolah, serta dapat menjadi <br>sumbangan ilmiah dalam pengembangan kurikulum dan strategi pembelajaran yang relevan.</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4178SKEMA KOGNITIF DALAM NOVEL BENDERA SETENGAH TIANG KARYA ANNISA LIM2024-11-06T07:12:26+00:00Made Eva Trisnadewievatrisnadewi00@gmail.com<p>Novel "Bendera Setengah Tiang" karya Annisa Lim menawarkan banyak aspek menarik untuk <br>dianalisis melalui lensa pendekatan kognitif. Seperti, pembentukan skema kognitif tentang <br>kampus, pengaktifan skema kognitif tentang ketidakadilan, pergantian sudut pandang dalam <br>novel memungkinkan pembaca untuk melihat peristiwa dari berbagai perspektif, dan juga <br>Novel ini dengan mahir memicu empati dan simpati pembaca terhadap karakter-karakternya. <br>Novel "Bendera Setengah Tiang" karya Annisa Lim menawarkan pengalaman membaca yang <br>kompleks, di mana pembaca diajak untuk membangun peta kognitif yang dinamis. Penelitian <br>ini bertujuan untuk memetakan proses pembentukan peta kognitif pembaca saat berinteraksi <br>dengan teks. Melalui analisis mendalam terhadap struktur cerita, karakter, dan tema, penelitian <br>ini mengungkap bagaimana pembaca membangun pemahaman, interpretasi, dan relasi <br>emosional terhadap peristiwa yang terjadi dalam cerita. Novel "Bendera Setengah Tiang" tidak <br>hanya menyajikan cerita yang menarik, tetapi juga merangsang pembaca untuk membangun <br>pemahaman yang mendalam tentang isu-isu sosial yang diangkat. Hasil penelitian diharapkan <br>dapat memberikan kontribusi pada kajian sastra, khususnya dalam memahami bagaimana teks <br>sastra memicu aktivitas kognitif pembaca</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4179KESADARAN KRITIS MELALUI PEDAGOGI KRITIS DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA2024-11-06T07:15:28+00:00Agung Surya Sayoghasuryasayogha11@gmai.com<p>Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana pedagogi kritis dapat <br>dijadikan sebagai pendekatan pembelajaran bahasa dan sastra yang efektif untuk <br>mengembangkan kesadaran kritis peserta didik. Pedagogi kritis memberikan <br>kerangka kerja yang memungkinkan peserta didik tidak hanya menguasai <br>keterampilan berbahasa tetapi juga menganalisis secara kritis teks sastra dan bahasa <br>dalam konteks sosial dan budaya yang lebih luas. Melalui pendekatan ini, peserta <br>didik didorong untuk mempertanyakan asumsi, nilai dan kekuatan yang mendasari <br>bahasa dan teks sastra. Makalah ini akan membahas tentang konsep dasar pedagogi<br>kritis dan bagaimana prinsip- prinsipnya dapat diterapkan pada berbagai kegiatan <br>pembelajaran bahasa dan sastra. Selain itu, artikel ini akan memaparkan beberapa <br>contoh konkrit pedagogi kritis yang diterapkan dalam praktik pembelajaran.<br>Temuannya menunjukkan bahwa pedagogi kritis mempunyai potensi besar untuk <br>meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa dan sastra serta mendorong peserta <br>didik menjadi pembelajar yang lebih mandiri dan reflektif. Metode penelitian yang <br>digunakan adalah penelitian pustaka dengan menggunakan data dari stud-studi <br>sebelumnya yang sesuai dengan topik penelitian tersebut.</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4180ANALISIS WACANA KRITIS SARA MILLS PADA CERPEN “PESTA TUBUH” DALAM KUMPULAN CERPEN SAGRA KARYA OKA RUSMINI 2024-11-06T07:18:17+00:00Kadek Windarikadekwindari03@gmail.com<p>Analisis wacana kritis dengan model Sara Mills memfokuskan pada perspektif feminis. <br>Model ini membahas isu-isu seputar feminisme yang ditampilkan dalam teks, novel, <br>gambar, foto, ataupun berita. Analisis wacana kritis menggunakan model ini lebih <br>menekankan pada relasi kekuasaan yang tercermin dalam struktur wacana, bagaimana <br>pembaca dan tokoh dalam teks bisa ditempatkan pada posisi yang berbeda, baik sebagai <br>subjek aktif (pelaku) maupun sebagai objek yang diwakili atau dilihat. Tujuan penelitian <br>ini ialah menganalisis dan mendeskripsikan wacana kritis dalam cerpen Pesta Tubuh karya <br>Oka Rusmini. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode <br>deskriptif. Data pada penelitian ini berupa teks feminisme yang menggambarkan <br>bagaimana perempuan ditampilkan dalam cerpen Pesta Tubuh karya Oka Rusmini. Sumber <br>data penelitian ini adalah teks cerpen Pesta Tubuh karya Oka Rusmini. Teknik <br>pengumpulan data yang digunakan adalah peneliti membaca keseluruhan cerita secara <br>berulang-ulang, kemudian mencatat hal-hal yang berkaitan dengan objek penelitian. <br>Teknik pencatatan menggunakan teknik pencatatan selektif yakni mencatat data dari <br>sumber data yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Kriteria yang dimaksud berupa <br>penggalan teks atau dialog tokoh maupun antar tokoh dalam cerpen yang diduga <br>menampilkan suatu permasalahan yang menunjukkan bagaimana perempuan ditampilkan <br>dalam teks.</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4181PEMANFAATAN TRADISI LISAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN2024-11-06T07:20:46+00:00Odilia Made Putri Ratna Pratiwiodiliapratiwi@gmail.com<p>Makalah ini bertujuan untuk menunjukkan cara sederhana dalam menerapkan<br>revitalisasi tradisi lisan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam<br>pembelajaran. Tradisi lisan, seperti cerita rakyat, legenda, mitos, dan pepatah, merupakan<br>warisan budaya yang disampaikan secara turun-temurun melalui cerita dan lisan. Tradisi<br>ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sarana pendidikan yang mengandung<br>nilai-nilai moral, sosial, dan budaya. Dengan memanfaatkan tradisi lisan, siswa diajak<br>untuk lebih kritis dalam memahami pesan-pesan yang terkandung serta mengaitkannya<br>dengan kehidupan sehari-hari. Makalah ini akan membahas beberapa cara praktis yang<br>dapat dilakukan guru, seperti memfasilitasi diskusi tentang nilai-nilai budaya dalam cerita<br>rakyat, atau mengajak siswa menulis refleksi tentang isu-isu sosial yang terkait dengan<br>tradisi lisan yang dipelajari. Hasil yang diharapkan dari penerapan metode ini adalah siswa<br>lebih terlibat dalam pembelajaran, lebih memahami isi tradisi lisan, dan mampu<br>menghubungkan pembelajaran dengan konteks sosial dan budaya. Dengan demikian,<br>pembelajaran melalui tradisi lisan menjadi lebih interaktif dan bermakna bagi siswa.<br>Metode yang digunakan adalah kajian pustaka sederhana, dengan mengacu pada contohcontoh penerapan tradisi lisan dalam pendidikan</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4182TRADISI LISAN SEBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DI ERA DIGITAL2024-11-06T07:22:58+00:00Putu Denia Dini HatiDeniadini4@gmail.com<p>Perkembangan dunia secara global membawa kita memasuki era society 5.0 yang <br>ditandai oleh transformasi digital dengan kolaborasi antara manusia dan teknologi. <br>Perkembangan ini turut berdampak terhadap kebutuhan pembelajaran dan menuntut adanya <br>paradigma baru dalam pembelajaran, termasuk pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. <br>Penelitian ini memaparkan gagasan mengenai integrasi pembelajaran berpusat pada siswa <br>(student-centered learning) dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di era Society <br>5.0. Pendekatan berpusat pada siswa menawarkan kesempatan untuk meningkatkan <br>keterlibatan siswa melalui pengalaman belajar yang relevan, interaktif, dan berbasis <br>pendekatan kritis. Pada pembelajaran bahasa dan sastra, integrasi aspek teknologi seperti <br>kecerdasan buatan, big data, dan Internet of Things (IoT) dapat memperkaya pengalaman <br>belajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur yang mengumpulkan <br>berbagai data dari sumber terpercaya seperti jurnal ilmiah, buku, dan hasil penelitian <br>dengan topik yang relevan untuk ditarik kesimpulan. Hasil penelitian ini menghasilkan<br>rekomendasi praktis bagi pengajar dalam merancang kurikulum pembelajaran bahasa dan <br>sastra yang relevan dan inovatif. Melalui penelitian ini, dipaparkan konsep-konsep tentang<br>pembelajaran berpusat pada siswa dan potensinya dalam meningkatkan hasil belajar, <br>mengembangkan keterampilan abad ke-21, dan menyiapkan siswa dalam berkontribusi <br>secara efektif dalam masyarakat global.</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4183TRADISI LISAN SEBAGAI MEDIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DI ERA DIGITAL2024-11-06T07:26:20+00:00Ni Made Wina Utariwinautari2003@gmail.com<p>Di era modern yang didominasi oleh teknologi digital, tradisi lisan memiliki potensi <br>sebagai alat yang efektif dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Makalah ini <br>bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana proses tradisi lisan melalui platform digital seperti <br>video, podcast dan media interaktif lainnya sebagau saran pembelajaran untuk merangsang <br>kemampuan berpikir kritis siswa. Tradisi lisan seperti cerita rakyat, mitos, legenda sering kali <br>membuat pendengarnya untuk berpikir lebih dalam. Dengan menggunakan tradisi lisan sebagai <br>bahan diskusi dalam kelas, siswa diajak untuk tidak hanya menghafal namun juga <br>mengembangkan kemampuan analisis, evaluasi, serta interpretasi terhadap makna yang lebih <br>luas. Makalah ini menyajikan metode pembelajaran yang memanfaatkakn teknologi digital <br>untuk memperkenalkan tradisi lisan secara efektif di dalam kelas. Melalui kombinasi antara <br>metode tradisional dengan teknologi modern, diharapkan dapat meningkatkan keterampilan <br>berpikir kritis siswa dan siswa lebih terlibat dalam proses belajar interaktif. Metode penelitian <br>yang digunakan adalah penelitian pustaka dengan menggunakan data dari studi-studi <br>sebelumnya yang sesuai dengan topik.</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4184PENILAIAN AUTENTIK (AUTHENTIC ASSESSMENT) BERBASIS GAME DIGITAL KAHOOT DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA2024-11-07T03:13:57+00:00I Wayan Agus Sukmadanaagussukmadanaa@gmail.com<p>Penilaian menjadi salah satu komponen pembelajaran yang dapat dikembangkan dengan memanfaatkan teknologi informasi guna mengukur kemampuan siswa secara autentik. Pada artikel ini menguraikan hasil penelitian mengenai pengembangan penilaian autentik untuk berpikir kritis dalam pembalajaran bahasa Indonesia di kelas. Penilaian kemampuan berpikir kritis siswa mesti dikembangkan melalui model Authentic Assessment. Game Kahoot merupakan salah satu instrumen penilaian berfikir kritis pada siswa. Game dalam pembelajaran adalah sebuah permaian yang telah dirancang khusus dengan tujuan mendidik siswa dengan memberikan konsep-konsep tertentu terhadap pemaiannya atau siswa. Pada game instrumen penilaian berpikir kritis dalam permainan dapat diulang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat pemahaman siswa. Game Kahoot dapat mengukur kemampuan berpikir kritis siswa melalui kecepatan serta ketepatan siswa dalam menjawab permasalahan yang disajikan guru dalam game ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman lebih mendalam mengenai pengembangan pembelajaran bahasa Indonesia di era digital. Penelitian ini merupakan penelitian deskripsif kualitatif dengan menerapkan metode studi kepustakaan (library research). Menggunakan teknik analisis data berupa teknik baca dan catat.</p>2024-11-11T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Pedalitra: Prosiding Pedagogi, Linguistik, dan Sastrahttps://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4186IMPLEMENTASI PEDAGOGI KRITIS DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA2024-11-07T03:23:39+00:00Ni Kadek Adiyani Rahmaputriadiayarahma09@gmail.com<p>Tujuan dari makalah ini adalah untuk menjelaskan implementasi pedagogi kritis dalam pembelajaran bahasa dan sastra. Pedagogi kritis menawarkan pendekatan yang berbeda dari metode tradisional dan menekankan pada kesadaran kritis peserta didik terhadap teks. Melalui metode studi literatur dengan mengkaji berbagai sumber ilmiah, seperti jurnal, artikel, dan buku, yang membahas tentang implementasi pedagogi kritis dalam pembelajaran bahasa dan sastra. Rumusan masalah yang akan dibahas antara lain:mendeskripsikan konsep pedagogi kritis dan relevansinya dalam pembelajaran bahasa dan sastra, menganalisis implementasi pedagogi kritis dalam praktik pembelajaran bahasa dan sastra, serta mengevaluasi dampak pedagogi kritis terhadap perkembangan peserta didik. Penggabungan pedagogi kritis ke dalam pembelajaran bahasa dan sastra antara lain,untuk mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis, menganalisis teks secara mendalam, dan memahami bagaimana bahasa dan sastra merefleksikan dan membentuk realitas sosial. Strategi yang dapat diterapkan termasuk memilih teks yang relevan dengan isu-isu sosial, menggunakan metode pembelajaran partisipatif dan mendorong diskusi kritis di kelas. Penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan pedagogi kritis memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasadan sastra. Peserta didik menjadi lebih aktif, kritis, dan mampu membuat hubungan antaramata pelajaran akademis dan kehidupan sehari-hari. Namun, pengenalan pedagogi kritisjuga menghadapi tantangan seperti kurangnya dukungan kurikulum, kurangnya pelatihanguru dan penolakan dari beberapa peserta didik.</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4187IMPLEMENTASI STRATEGI BERBASIS COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN ANALISIS KARYA SASTRA: SEBUAH GAGASAN KONSEPTUAL2024-11-07T03:28:44+00:00Ayu Sinta Dharmapadmiayusinta809@gmail.com<p>Pembelajaran analisis karya sastra menjadi tantangan tersendiri karena memerlukan pemahaman mendalam dan interpretasi kritis terhadap karya sastra. Penelitian ini menyajikan gagasan konseptual mengenai implementasi strategi berbasis cooperative learning dalam pembelajaran analisis karya sastra. Strategi cooperative learning merupakan salah satu pendekatan berpusat pada siswa yang menekankan implementasi pedagogis kritis. Strategi cooperative learning mendorong siswa untuk berkolaborasi dan berinteraksi secara aktif sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan keterlibatan dalam menganalisis teks sastra. Konsep pendekatan ini menuntut siswa untuk bekerja sama dalam kelompok kecil yang memungkinkan mereka untuk berdiskusi, mengungkapkan perspektif, serta saling memberi umpan balik. Melalui penyelenggaraan pembelajaran yang aktif dan kolaboratif, siswa diharapkan tidak hanya dapat mengembangkan keterampilan analitis, tetapi juga kemampuan sosial dan komunikasi mereka. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode studi literatur yang mengandalkan sumber-sumber tertulis, seperti buku, artikel, jurnal, dan dokumen lainnya, untuk mendapatkan informasi dan pemahaman yang mendukung argumen penelitian. Hasil dari penelitian ini adalah konsep dan rumusan bagi pendidik untuk mengintegrasikan strategi cooperative learning dalam pembelajaran sastra, serta pemahaman yang lebih baik tentang dampaknya terhadap motivasi dan hasil belajar siswa. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan metode pengajaran sastra yang lebih efektif dan menarik serta mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi.</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4188Implementasi Tradisi Lisan Dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Untuk Memperkuat Ketrampilan Berpikir Kritis2024-11-07T03:32:14+00:00Ni Komang Narenthy Satya Dewinarenthysatya29@gmail.com<p>Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting bagi kehidupan manusia.Pendidikan telah mengalami berbagai perubahan termasuk dengan kurikulum. Dalam kurikulum merdeka sastra telah resmi masuk ke dalam kurikulum.Salah satu manfaat sastra dalam kurikulum merdeka yaitu meningkatkan minat baca,mengasah kreatifitas,dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Berpikir kritis adalah suatu proses mental yang melibatkan evaluasi informasi secara mendalam, analisis terhadap argumen, dan pembentukan kesimpulan yang rasional. Oleh karena itu, kemampuan berpikir kritis menjadi semakin penting dimiliki oleh setiap orang.Keterampilan ini memungkinkan individu untuk menganalisis informasi secara objektif, mengevaluasi argumen, dan mengambil keputusan yang tepat. Tradisi lisan mengandung nilai-nilai budaya, moral, dan pengetahuan yang dapat merangsang siswa untuk menganalisis dan mengevaluasi berbagai informasi. Tradisi lisan seringkali menyajikan permasalahan kompleks yang membutuhkan analisis mendalam. Dengan membedah cerita-cerita tersebut, siswa diajak untuk berpikir kritis, mencari makna tersembunyi, dan menghubungkan berbagai elemen dalam cerita.Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi tradisi lisan dalam pembelajaran bahasa dan sastra untuk memperkuat ketrampilan berpikir kritis. Metode pengumpulan data yang digunakan pemakalah adalah studi pustaka atau studi literatur. Penelitian kepustakaan merupakan studi yang mempelajari buku-buku referensi serta hasil penelitian sebelumnya yang sejenis yang berguna untuk mendapatkan landasan teori tentang masalah yang akan diteliti</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4191Implementasi Literasi Pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis2024-11-07T03:46:46+00:00Ni Kadek Hari Raditya Putriputdek65@gmail.com<p>Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting bagi kehidupan manusia.Pendidikan telah mengalami berbagai perubahan termasuk dengan kurikulum. Dalam kurikulum merdeka sastra telah resmi masuk ke dalam kurikulum.Salah satu manfaat sastra dalam kurikulum merdeka yaitu meningkatkan minat baca,mengasah kreatifitas,dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Berpikir kritis adalah suatu proses mental yang melibatkan evaluasi informasi secara mendalam, analisis terhadap argumen, dan pembentukan kesimpulan yang rasional. Oleh karena itu, kemampuan berpikir kritis menjadi semakin penting dimiliki oleh setiap orang. Keterampilan ini memungkinkan individu untuk menganalisis informasi secara objektif, mengevaluasi argumen, dan mengambil keputusan yang tepat. Literasi dasar adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap individu. Ada enam jenis literasi dasar yang harus dikuasai, yaitu literasi membaca dan menulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi finansial, literasi digital, serta literasi budaya dan kewargaan. Setiap jenis literasi ini memiliki peran masing-masing dalam kehidupan sehari-hari dan perkembangan seseorang. Dalam konteks pendidikan, menerapkan literasi dasar menjadi hal yang sangat penting. Bagaimana tidak, literasi dasar merupakan dasar yang harus dimiliki sebelum mempelajari materi yang lebih kompleks. Dengan menguasai literasi dasar, siswa akan mampu memahami materi yang diajarkan dengan lebih mudah dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4192KALIMAT SALAH NALAR2024-11-07T03:48:54+00:00I Ketut Budiartaiketutbudiarta369@gmail.com<p>Banyak kita temukan kalimat-kalimat yang tidak bisa diterima oleh nalar. Nalar kita selalu bertentangan apa yang disampaikan baik dalam teks lisan maupun tulis. Pikiran kita tidak bersesuaian dengan apa yang diungkap. Penafsiran dalam nalar kita berbeda dengan apa dengan kenyataan yang dimaksud. Misalnya, dalam acara resmi, seorang pembawa acara berujar ‘waktu dan tempat kami persilakan’. Secara struktur kalimat itu dapat kita terima. Namun secara nalar, terjadi perdebatan dalam pikiran kita. Yang dipersilakan waktu, tetapi yang naik ke atas panggung adalah orang atau yang dipersilakan untuk maju menyampaikan sesuatu. Apalagi, yang dipersilakan adalah tempat. Tempat tidak akan bisa berpindah, tetapi tetap saja yang berpindah adalah orang. Inilah kalimat yang mengalami pertengkaran dalam pikiran kita sebagai orang yang berlogika.</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4193IMPLEMENTASI PEDAGOGI KRITIS UNTUK MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA YANG BERMAKNA2024-11-07T03:51:19+00:00Ni Putu Wulan Diarywulandiary325@gmail.com<p>Pedagogi kritis dapat mengubah peran peserta didik dari penerima pasif menjadi pembelajar aktif. Hal ini menunjukkan bahwa pedagogi kritis dapat menawarkan alternatif yang menarik dengan berfokus pada pemahaman konteks sosial, budaya dan kekuasaan di balik teks. Pedagogi dalam pembelajaran bahasa dan sastra Artikel ini membahas tentang penerapan pedagogi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Penerapan pedagogi kritis memerlukan dukungan banyak pihak, termasuk guru, sekolah, dan lingkungan belajar. Guru harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang pedagogi kritis dan keterampilan untuk merancang kegiatan pembelajaran yang sesuai. Sekolah harus menciptakan lingkungan belajar yang kondusif untuk diskusi dan refleksi kritis. Dalam penelitian ini pemateri menggunakan metode penelitian kepustakaan. Pemakalah yang mengumpulkan data dalam artikel ini mengulas jurnal, artikel literatur, dan dokumen lain yang relevan dengan masalah penelitian. Artikel ini menyimpulkan Kemampuan pedagogis yang harus dikuasai guru Bahasa Indonesia adalah mampu menumbuh-kembangkan penguasaan kebahasaan peserta didik, baik dari aspek pengetahuan tentang bahasa yang meliputi unsur internal dari kajian bahasa, dan juga mengggunakan bahasa sebagai sarana komunikasai yang baik. Pada akhirnya, tujuan tertinggi dari pedagogi kritis adalah membantu peserta didik untuk menjalani hidup yang bermakna.</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4194PENERAPAN MODEL FLIPPED CLASROOM DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA: STUDI LITERATURE REVIEW2024-11-07T03:54:55+00:00Ni Nengah Hedianideanhediani17@gmail.com<p>Model flipped classroom menuntut perilaku kemandirian belajar siswa demi tercapainya tujuan pembelajaran. Akan tetapi kenyataannya kemandirian siswa dalam belajar kurang baik, maka sebagai guru sudah seharusnya melaksanakan pembelajaran yang dapat memfasilitasi terbentuknya kemandirian belajar siswa sehingga, hasil belajar siswa meningkat. Salah satu pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa adalah model flipped classroom. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian literature terkait dengan pentingnya meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia siswa melalui model flipped classroom. Metode SLR (Systematic Literature Review) dipilih dalam penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan dengan mendokumentasi serta review semua artikel mengenai hasil belajar bahasa Indonesia dengan model pembelajaran flipped classroom. Sebanyak 10 artikel dalam 5 tahun terkahir yang diperoleh dari Google Scholar dan sumber lainnya yang digunakan pada penelitian ini. Berdasarkan kajian literature yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan model flipped classroom dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan oleh faktor yang mendukung yaitu penggunaan model pembelajaran flipped classroom dan media pembelajaran interaktif.</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4195PENGARUH PEMBACAAN NOVEL GURU AINI TERHADAP SKEMA KOGNITIF PEMBACA TENTANG PENDIDIKAN2024-11-07T03:57:47+00:00Kadek Putri Ayu Warnitikadekputriayuwarniti1210@gmail.com<p>Novel "Guru Aini" karya Andrea Hirata telah menggambarkan tentang perjuangan seorang guru di daerah terpencil. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pembacaan novel tersebut terhadap skema kognitif pembaca mengenai pendidikan. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan analisis teks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembacaan novel "Guru Aini" memberikan pengaruh yang signifikan terhadap skema kognitif pembaca tentang pendidikan. Pembaca cenderung memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang tantangan yang dihadapi oleh guru dan siswa di daerah terpencil, serta menghargai peran pendidikan dalam mengubah kehidupan individu dan masyarakat. Selain itu, novel ini juga memicu refleksi kritis pembaca terhadap sistem pendidikan yang ada. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa novel "Guru Aini" tidak hanya menghibur, tetapi juga memiliki potensi untuk mengubah perspektif pembaca tentang pendidikan.</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4196PENGARUH WACANA SOSIAL EKONOMI DALAM IKLAN PENDIDIKAN SEKOLAH INTERNASIONAL DENGAN PENDEKATAN ANALISIS WACANA KRITIS2024-11-07T04:00:04+00:00Dewa Ayu Saraswatidewayusaraswati@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh wacana sosial ekonomi yang tercermin dalam iklan pendidikan sekolah internasional menggunakan pendekatan Analisis Wacana Kritis (AWK) dengan metode analisis isi dengan pendekatan kualitatif. Iklan sekolah internasional sering kali menonjolkan simbol-simbol kemewahan, modernitas, dan prestasi global sebagai daya tarik utama. Dalam konteks ini, wacana sosial ekonomi terkait status dan akses terhadap pendidikan berkualitas menjadi sorotan utama. Data penelitian diambil dari iklan Universitas Pelita Harapan (UPH) College di YouTube melalui pendekatan AWK model Van Dijk. Dengan fokus pada struktur makro, superstruktur, dan mikro, penelitian ini mengungkapkan bagaimana iklan tersebut mencerminkan nilai-nilai sosial ekonomi dan memperkuat ketidaksetaraan dalam akses pendidikan. Hasil analisis menunjukkan bahwa iklan menciptakan persepsi bahwa pendidikan berkualitas tinggi hanya dapat diakses oleh kelompok kalangan menengah ke atas, meskipun tersedia program beasiswa untuk siswa berprestasi dari latar belakang kurang mampu. Wacana secara tidak langsung membentuk persepsi bahwa pendidikan adalah simbol status sosial dan eksklusivitas, yang memperparah ketimpangan sosial dalam akses pendidikan. Penelitian berkontribusi terhadap pemahaman mengenai peran media dan iklan dalam membentuk wacana sosial ekonomi, terutama dalam konteks pendidikan, serta membuka ruang diskusi lebih lanjut mengenai keadilan sosial dalam sistem pendidikan.</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4197Revitalisasi Cerita Rakyat Dalam Karya Sastra Untuk Mengasah Keterampilan Berpikir Kritis Pada Anak-anak2024-11-07T04:02:53+00:00Ni Luh Made Anitasarisanitasari109@gmail.com<p>Penelitian ini mengkaji Peran Revitalisasi cerita rakyat dalam karya sastra sebagai sarana untuk mengasah keterampilan berpikir kritis pada anak anak di Usia 6-10 tahun, sebab Karya Sastra berupa Cerita rakyat kaya akan nilai-nilai budaya dan moral dapat digunakan sebagai alat untuk merangsang imajinasi bagi anak anak. Melalui revitalisasi, cerita rakyat dapat dihidupkan kembali dan mengajak anak-anak mengeksplorasi tema, karakter, dan konflik dalam cerita,serta amanat. Mereka dapat belajar bagaimana mengajukan pertanyaan, membandingkan sudut pandang, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cerita rakyat dapat berfungsi sebagai alat pendidikan yang efektif, sebab menggabungkan pembelajaran budaya dengan pengembangan keterampilan kognitif. Metode penelitian yang digunakan adalah Eksperimen berupa video Cerita Rakyat dan teks Teks cerita Rakyat</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4202UBUD DAN LOVINA DALAM CERPEN: KAJIAN PARIWISATA SASTRA2024-11-07T04:47:49+00:00Kadek Denya Chandra Pramudhitadenya@undiksha.ac.id I Wayan Artikawayan.artika@undiksha.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan representasi alam dan budaya Ubud dan Lovina serta informasi-informasi pariwisata Ubud dan Lovina dalam kumpulan cerpen Bulan di Atas Lovina tahun 1995 karya Yvonne De Fretes dan dalam buku Proses Kreatif dan Cerpen Saya tahun 2022 karya I Wayan Artika. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah kumpulan cerpen Bulan di Atas Lovina karya Yvonne De Fretes sebanyak 6 cerpen dan kumpulan cerita pendek dalam buku Proses Kreatif dan Cerpen Saya karya I Wayan Artika sebanyak 2 cerpen, sedangkan objek dalam penelitian ini adalah representasi alam, budaya, serta informasi-informasi pariwisata Ubud dan Lovina. Data dikumpulkan menggunakan metode simak dan catat. Hasil penelitian ini menunjukkan kumpulan cerpen Bulan di Atas Lovina tahun 1995 karya Yvonne De Fretes terdapat representasi alam, budaya, serta informasi-informasi pariwisata Ubud dan Lovina, sedangkan dalam buku Proses Kreatif dan Cerpen Saya tahun 2022 karya I Wayan Artika hanya terdapat representasi alam, budaya, serta informasi-informasi pariwisata di Lovina saja. Hasil penelitian ini dapat memperkaya pengetahuan mengenai sastra, terutama dalam bidang pariwisata sastra, sehingga dapat menjadi salah satu bahan referensi bagi peneliti lain yang juga berminat untuk meneliti sastra dengan menggunakan pendekatan yang sama.</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4198PERAN PEDAGOGI KRITIS UNTUK MEMBANGUN KESADARAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA2024-11-07T04:05:40+00:00Kadek Mutia Febriantimutiafebrianti8@gmail.com<p>Kajian pedagogis kritis dalam pembelajaran bahasa dan sastra merupakan upaya penting dalam membangun kesadaran sosial peserta didik yang lebih baik secara kritis. Tujuan penelitian ini untuk mengeksplorasi peran pedagogi kritis dalam membangun kesadaran sosial di kalangan siswa melalui pembelajaran Bahasa dan sastra. Pendekatan pedagogi kritis bertujuan mendorong siswa agar lebih peka terhadap isu-isu sosial budaya, politik dalam masyarakat, dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kekuasaan, ketidakadilan, dan penindasan melalui bahasa dan sastra. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian studi kepustakaan (Library Research). Cara pengumpulan data yang digunakan pemakalah dalam artikel ini adalah mengkaji artikel literatur, jurnal, dan dokumen lain yang sesuai dengan masalah yang terdapat di dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pedagogi kritis dalam pembelajaran bahasa dan sastra mampu meningkatkan kesadaran sosial siswa dengan mengaitkan teks sastra dan bahasa dengan konteks sosial. Siswa dapat lebih kritis dalam memahami dinamika kekuasaan yang terjalin dalam bahasa dan lebih reflektif terhadap kondisi sosial di sekitarnya. Selain itu, juga dapat menunjukkan bahwa pedagogi kritis memfasilitasi kerterlibatan aktif siswa dalam diaolog, berpikir kritis, dan tindakan sosial sebagi bagian dari proses belajar</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4199KRITIK DAN REALITAS SOSIAL DALAM LIRIK LAGU “NYANYIAN KECIL UNTUK SAWAH” YANG DIPOPULERKAN OLEH RELUNG KACA2024-11-07T04:11:41+00:00I Wayan Dede Putra Wigunadedeputra061@gmail.com<p>Lirik lagu merupakan media yang kerap digunakan oleh para musisi untuk menyampaikan kritik dan realitas sosial dengan gaya yang estetis. Hal itu pula dilakukan oleh Relung Kaca, sebuah grup musik dari Bali Utara. Relung Kaca merupakan salah satu grup musik yang lantang menyuarakan kritik sosial dalam karya-karyanya. Selain menciptakan lagu dengan unsur kritik sosial, mereka juga kerap membuat lagu dengan tema romansa percintaan, kesetiakawanan, dan pembelajaran hidup yang bermakna. Lagu-lagu yang mereka ciptakan merupakan karya yang berkualitas, namun nama mereka masih kerap terabaikan di masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wacana kritik dan realitas sosial yang terkandung dalam lirik lagu “Nyanyian Kecil untuk Sawah” karya Relung Kaca. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis wacana kritis dan paradigma kritis. Proses pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi dari berbagai sumber yang relevan dan valid. Teknik analisis data menggunakan model analisis wacana model Teun A. Van Dijk yang terdiri atas tiga dimensi, mulai dari teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa realitas sosial wacana dalam lirik lagu “Nyanyian Kecil untuk Sawah” karya Relung Kaca adalah terjadinya konflik agraria yang terjadi di Indonesia, khususnya di Bali. Relung Kaca memandang konflik agraria menyebabkan petani menjadi hidup miskin dan melarat.</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4200IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBANTUAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (TPACK) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA2024-11-07T04:14:04+00:00Ni Wayan Sudartisudarti@mahadewa.ac.id<p>Penelitian ini merupakan kajian konseptual yang memiliki tujuan mendeskripsikan mengenai implementasi model pembelajaran problem based learning (PBL) berbantuan media pembelajaran berbasis Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) sebagai upaya meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa sintak model pembelajaran Problem based learning (PBL) memiliki lima fase yakni 1) orientasi siswa pada masalah, 2) mengorganisasi siswa untuk belajar, 3) membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, 4) mengembangkan dan menyajikan hasil, 5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Penerapan model pembelajaran PBL memungkinkan siswa untuk bernalar kritis. Media pembelajaran berbasis Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) memiliki peran yang signifikan dalam dalam pembelajaran keterampilan Bahasa Indonesia. Variasi media pembelajaran berbasis Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) yang digunakan dalam proses pembelajaran berupa salindia, video youtube, google form, kahoot, dan quizziz. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan media pembelajaran berbasis Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) efektif dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis serta memungkinkan guru dan siswa untuk mengakses, berkreasi, dan menggunakan teknologi informasi dengan bijak dan efektif.</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4201BENTUK, FUNGSI, DAN MAKNA AJARAN KALEPASAN DALAM KAKAWIN PANCA DHARMA2024-11-07T04:17:01+00:00Ni Made Ari Dwijayanthimelodia.senja@gmail.com<p>Penelitian ini menganilisis teks Kakawin Panca Dharma yang terdiri dari lima teks kakawin yaitu Kakawin Dharma Sawita, Dharma Wimala, Dharma Niskala, Dharma Sunya, Dharma Putus. Fokus penelitian ini untuk mengungkapkan bentuk, fungsi, makna kalepasan, dan kedalaman pengalaman estetik pengarang kakawin dalam Kakawin Panca Dharma. Teori yang digunakan untuk menginterpretasi teks adalah teori semiotika dari Pierce sementara teori wacana dari Halliday digunakan untuk menganalisis bentuk, fungsi, makna, serta kedalaman pengalaman estetik dalam Kakawin Panca Dharma. Kalepasan pada intinya adalah pembebasan jiwa dengan kesederhanaan perilaku.</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4205PARTIKEL “SEDANGKAN” DALAM BAHASA INDONESIA: KAJIAN SINTAKTIS DAN SEMANTIS2024-11-07T15:13:47+00:00I Gusti Ngurah Mayun Susandhikagustingurahmayunsusandhika@gmail.com<p>Penelitian partikel “sedangkan” dalam Bahasa Indonesia kajian sintaktis dan <br>semantis mempunyai dua tujuan utama, yaitu (1) ikut membina dan melestarikan <br>bahasa Indonesia sebagai salah satu aspek kebudayaan bangsa Indonesia, (2) <br>mendeskripsikan partikel sedangkan dari segi fungsi, distribusi, dan makna.<br>Untuk mencapai tujuan di atas, dalain penelitian ini telah diterapkan suatu <br>kerangka teori struktural yang dikembangkan oleh Ferdinand de Saussure dalam <br>bukunya Cours de Linguistique Generale (1916) dan teori kohesi yang dikembangkan <br>oleh M.A.K. Halliday dan Ruqaiya Hasan dalain bukunya yang berjudul Cohesion in <br>English (1976). Teori ini ditunjang dengan metode dan teknik, seperti metode dan <br>teknik pengumpulan data, analisis data, dan penyajian kaidah. Di samping itu, <br>penelitian ini bersifat sinkronis.<br>Dengan menerapkan kerangka teori dan metode tersebut di atas, maka di dalam <br>analisis terhadap partikel sedangkan dalam bahasa Indonesia ditemukan fungsi partikel <br>sedangkan sebagai konjungsi, dapat berdistribusi pada posisi awal (kalimat), dan <br>posisi medial (kalimat), serta bermakna adversatif</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4206ANALISIS EKOKRITIK DALAM KUMPULAN PUISI KEKASIH TELUK KARYA SARAS DEWI SERTA RELEVANSINYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA2024-11-07T15:18:49+00:00Ni Made Meidy Sri Astutimademeimeisri@gmai.comArtonius Umbu Pinggeartonius12051999@gmail.com<p>Pada era yang serba modern ini, tingkah laku atau etika generasi muda semakin <br>rendah khususnya dalam memperhatikan kondisi lingkungan. Kerusakan lingkungan yang <br>terus meningkat akibat aktivitas manusia telah menjadi perhatian di berbagai bidang. <br>Kondisi ini tidak lepas dari perhatian dunia pendidikan. Sastra, terutama puisi kerap kali <br>dijadikan sebagai media guna dapat menyuarakan isu-isu kerusakan lingkungan dapat <br>menjadi sarana menunjang kesadaran manusia khususnya siswa dalam menjaga <br>lingkungan. Usaha untuk menumbuhkan dan mengembangkan hal tersebut ialah <br>menganalisis kumpulan puisi Kekasih Teluk karya Saras Dewi karena konsisten <br>mengangkat isu kerusakan lingkungan. Hasil analisis ekokritik terhadap kumpulan puisi <br>Kekasih Teluk karya Saras Dewi akan memungkinkan siswa untuk mengembangkan <br>kemampuan berpikir kritis, yang memperluas perspektif mereka tentang isu-isu <br>lingkungan serta membangun kesadaran ekologis. Tujuan penelitian ini ialah 1) Untuk <br>mengetahui representasi krisis lingkungan yang terdapat dalam kumpulan puisi Kekasih <br>Teluk karya Saras Dewi. 2) Untuk mendeskripsikan hasil analisis ekokritik terhadap <br>kumpulan puisi Kekasih Teluk karya Saras Dewi serta relevansinya terhadap kemampuan <br>berpikir kritis siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan <br>pendekatan moral. Teori yang digunakan untuk membedah krisis lingkungan adalah teori <br>ekokritik sastra Greg Garrad. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian <br>ini adalah metode kepustakaan dibantu dengan teknik baca dan catat. Hasil penelitian ini <br>menunjukkan bahwa data dalam bentuk krisis lingkungan dengan konsep–konsep <br>ekokritik sastra sejumlah 8 (delapan) kutipan bait puisi. Ditemukan data yang berkaitan <br>dengan ekokritik sastra menurut Greg Garrard adalah hutan belantara (wilderness), <br>bencana (apocalypse), perumahan/tempat tinggal (dwelling), binatang (animals), dan <br>bumi (earth). Analisis ekokritik berdasarkan hasil penelitian dapat menjadi langkah <br>alternatif dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa lebih luas, terutama <br>dalam memahami dan melihat dari tindakan manusia yang digambarkan melalui puisi.<br>Adapun kemampuan berpikir kritis yang dideskripsikan dalam penelitian ini adalah <br>kemampuan berpikir kritis analisis, evaluasi, dan pengembangan argumen peserta didik.</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4208SASTRA SEBAGAI WAHANA BERPIKIR: MENGURAI HUBUNGAN SASTRA DENGAN KOGNISI2024-11-08T01:26:51+00:00I Made Sujayasujaya@mahadewa.ac.idNi Luh Gede Liswahyuningsihliswahyuningsih@gmail.com<p>Makalah ini merupakan kajian konseptual mengenai hubungan sastra dan kognisi. Pembahasan dalam makalah ini dilatarbelakangi oleh kebijakan “Sastra Masuk Kurikulum” yang dirilis Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi pada tahun 2024. Program yang dipayungi Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 12 Tahun 2024 itu bertujuan untuk menguatkan kompetensi dan budaya literasi membaca. Dalam program tersebut, sastra tidak hanya dijadikan bahan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia saja, namun juga untuk semua mata pelajaran. Kebijakan ini menempatkan sastra bukan sekadar sebagai hiburan semata melainkan juga sumber ilmu pengetahuan dan pemikiran. Sastra sesungguhnya memang erat kaitannya dengan kognisi. Sebagai produk budaya yang menggunakan wahana utama berupa bahasa, sastra juga mencerminkan suatu proses kognitif, bahkan lebih kompleks. Sastra tidak saja merepresentasikan keterampilan berpikir kritis, namun juga keterampilan berpikir kreatif.</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4209Tradisi Lisan sebagai Lentera Pemikiran Kritis dalam Pendidikan Modern2024-11-08T01:39:21+00:00Ni Rai Ayu Chandra WangiChandra.wangi@gmail.com<p>Perkembangan teknologi informasi telah mengubah lanskap pendidikan. Namun, tradisi<br>lisan sebagai warisan budaya tetap memiliki nilai yang tak tergantikan. Makalah ini mengkaji<br>potensi tradisi lisan dalam memupuk pemikiran kritis di kalangan siswa. Dengan mengintegrasikan<br>tradisi lisan ke dalam pendidikan modern, diharapkan dapat tercipta generasi muda yang tidak<br>hanya menguasai pengetahuan akademik, tetapi juga memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif<br>dan reflektif. Mulai dari kegiatan bercerita, diskusi kelompok, terdapat banyak cara untuk<br>memanfaatkan kekayaan tradisi lisan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui cerita,<br>mitos, dan pepatah, tradisi lisan mengajarkan nilai-nilai dan merangsang imajinasi siswa. Makalah<br>ini membahas bagaimana tradisi lisan dapat diintegrasikan ke dalam pendidikan modern, serta<br>tantangan dan peluang yang dihadapi dalam upaya pelestarian dan pemanfaatan tradisi lisan dalam<br>konteks pendidikan modern saat ini. Dengan menggabungkan tradisi lisan dalam pendidikan<br>modern, pendidikan dapat menjadi lebih relevan dan bermakna. Metode penelitian yang digunakan<br>adalah penelitian studi pustaka dengan menggunakan data sebelumnya yang berkaitan dengan<br>topik.</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4210JEJAK SASTRAWAN LEKRA PUTU OKA SUKANTA DI BANJAR TEGAL: KAJIAN SASTRA 2024-11-08T01:43:20+00:00I Wayan Artikawayan.artika@undiksha.ac.id<p>Yang dikaji pada artikel ini adalah jejak-jejak sastrawan Lekra (Lembaga <br>Kebudayaan Rakyat, organ kebudayaan PKI, yang hidup pada periode 1950-1965); <br>asal Kota Singaraja (Kabupaten Buleleng, Bali), Putu Oka Sukanta. Kajian ini <br>menggunakan teori sastra pariwisata atau literary tourism. Pendekatan yang dipilih <br>adalah deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan pihak <br>keluarga dan pengarang. Data lapangan (lingkungan dan infrastrukturnya) <br>dikumpulkan dengan metode observasi. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. <br>Putu Oka Sukanta hanya masih diingat di lingkungan keluarga dan tidak dikenal di <br>lingkungan desanya. Hal ini disebabkan karena pergantian generasi dan Putu Oka <br>Sukanta selanjutnya tinggal di Jakarta. Ia meninggalkan tanah kelahirannya sejak <br>tahun 1958. Ingatan masyarakat terhadap pengarang lebih sensitif jika dikaitkan <br>dengan keterlibatan Putu Oka Sukanta dengan PKI (Partai Komunis Indonesia) dan <br>Peristiwa Gestok (G30S/Gerakan 30 September). Buku-buku bacaan pengarang <br>semasih tinggal di Banjar Tegal, Jalan Pahlawan, Gang 13 Nomor 1 tidak ada lagi <br>karena disita oleh tentara. Rumah tempat tinggalnya dulu dan sekarang ditempati oleh <br>keponakannya tidak menunjukkan kekhasan rumah sastrawan.</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/pedalitra/article/view/4220INOVASI PEMBELAJARAN BAHASA: MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE CBL DAN PJBL2024-11-11T03:37:03+00:00Ida Ayu Agung Ekasriadiekasriadi@mahadewa.ac.id<p>Makalah ini membahas penerapan inovasi pembelajaran berbasis Case-Based Learning<br>(CBL) dan Project-Based Learning (PjBL) dalam meningkatkan keterampilan berpikir <br>kritis peserta didik pada pembelajaran bahasa. Tujuan utama kajian ini adalah menjelaskan <br>bagaimana metode CBL dan PjBL dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta <br>didik melalui analisis kasus nyata dan pengembangan proyek kolaboratif. Kajian ini <br>menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis literatur yang mendalam. Hasil kajian <br>menunjukkan bahwa penerapan CBL mendorong peserta didik untuk berpikir kritis melalui <br>analisis kasus kompleks, sementara PjBL meningkatkan kemampuan mereka untuk <br>menerapkan pengetahuan bahasa dalam proyek nyata yang menuntut kolaborasi dan <br>pemecahan masalah. Kajian ini menyimpulkan bahwa kombinasi kedua metode tersebut <br>efektif dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, dan kreativitas peserta <br>didik dalam konteks pembelajaran bahasa.</p>2024-11-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024