MAHARDHIKA, BHINNEKA TUNGGAL IKA, DAN PANCASILA DALAM SASTRA KAKAWIN

Authors

  • Anak Agung Gde Alit Geria Universitas PGRI Mahadewa Indonesia
  • Ni Wayan Widi Astuti Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Keywords:

Estetik-Religius, Mahardhika, Bhinneka Tunggal Ika, Pañcasila

Abstract

Popularitas sastra kakawin yang bersifat estetik-religius sangat marak di kalangan kegiatan mabebasan di Bali. Di dalamnya sarat akan sěsuluh atau cermin kehidupan keseharian dalam berpikir, berkata, maupun berperilaku. Dalam Kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular yang ditulis sekitar 1380-an atau abad XIV, tersurat konsep mahardhika, bhinneka Tunggal Ika, dan Pancasila. Istilah mahardhika dipandang sebagai cikal bakal adanya kata merdeka; bhinneka tunggal ika sebagai bentuk persatuan dan keharmonisan; sementara Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Ketiganya itu sangat penting direnungkan, dipahami, dan diterapkan dalam kehidupan nyata keseharian, baik dalam jenjang pendidikan, sosial, dan budaya. Karenanya, nilai-nilai adiluhung Pancasila sebagai penguatan budaya pemersatu bangsa mesti diyakini dan tidak boleh dilupakan (pancasila ya gěgěn den teki haywa lupa).

         Demikian juga konsep Pancasila yang tersurat dalam manggala Kakawin Nilacandra karya Made Degung asal Sibetan Karangasem memberi pesan penting, yakni adanya sebuah konsep kekuatan persatuan dalam kehidupan keseharian demi keajegan nusantara di tengah globalisasi. Kakawin gubahan rakawi Made Degung asal Sibetan Karangasem ini mendapat respon positif di kalangan pencinta sastra klasik Bali, karena sarat akan filosofis Siwa-Buddha yang hingga kini masih hidup berdampingan dan harmonis di Bali. Kakawin  yang sarat akan wacana Siwa-Buddha yang khas model Bali ini selesai digubah pada Jumat Paing Sinta pananggal ke-13 tahun Saka 1915 (1993 Masehi atau abad XX). Melalui manggala kakawin ini rakawi senantiasa memuja Dewi Keindahan (Saraswati, prajñātmia atau dewan sastrane) sebagai sakti Dewa Brahma, Dewi Ilmu Pengetahuan, dan Jiwa dari Aksara. Diakhiri dengan permohonan pangawi ke hadapan Sang Pencipta agar dunia selamat juga pemimpinnya berdasarkan Pancasila (pañcaúileniwö).

Downloads

Download data is not yet available.

Published

2022-10-31