Artikel Studi Keanekaragaman Hayati dan Morfologi Tanaman Upakara Yadnya Hindu Bali

Authors

  • Surata I Ketut IKIP Saraswati Tabanan
  • Sudiana I Made IKIP Saraswati Tabanan
  • Seniwati Ni Putu IKIP Saraswati Tabanan
  • Nova Dwi Marhaeni I Gusti Agung Ayu IKIP Saraswati Tabanan
  • Suka Widana I Nengah Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.5281/zenodo.6410090

Abstract

Semua tingkatan upacara yadnya Hindu Bali memerlukan tanaman sebagai sarana upakara. Untuk dapat mengenali tanaman upakara sehingga memudahkan mendapatkan tanaman yang dierlukan, dibutuhkan panduan keanekaragaman jenis dan morfologi tanaman upakara. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan KH dan ciri morfologi tanaman upakara di wilayah Desa Adat Sanggulan dan Tengkudak. Observasi tanaman dilakukan di sepanjang jalur transek dengan panjang 1.5 km dan lebar 5 m. Tanaman upakara yang berhasil ditemukan dideskripsikan tentang nama jenis tanaman, habitat, cara hidup, bentuk hidup, status tumbuh, dan ciri morfologi. Hasil observasi dan dokumentasi menemukan 51 jenis tanaman upakara yang tergolong dalam 34 famili dengan kekayaan jenis sebanyak 1676 tanaman. Jumlah jenis tanaman di Sanggulan 41 jenis dengan kekayaan jenis 885 tanaman, sedangkan di Tengkudak sebanyak 31 jenis dengan kekayaan jenis 791 tanaman. Anggota famili terbesar adalah Arecaceae dengan 5 spesies  (19,23%), sedangkan anggota famili terkecil yaitu 21 famili beranggotan 1 spesies (3,85%). Bentuk hidup (habitus) tanaman paling dominan yaitu pohon 15 famili (44,12%), dan bentuk hidup paling sedikit 2 famili (5,90%) adalah herba. Cara hidup tanaman paling dominan fanerofit 28 famili (82,35%), dan paling sedikit 1 famili kamefit (2,94%). Mayoritas tanaman upakara yang dijumpai merupakan tanaman budidaya, hanya 3 jenis tanaman liar aren (Arenga pinnata Merr.), bambu tali (Gigantochloa apus), dan bambu petung (Dendrocalamus asper). Jenis tanaman terbanyak yang dijumpai yaitu puring (Codiaeum variegatum)  436 tanaman (26,01%) dan jenis yang paling sedikit sirih (Piper batle L.), naga sari (Mesua ferrea L.), belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.), kelor (Moringa oleifera Lam.), dan kembang telang (Clitoria ternatea  L.), masing-masing satu (1) tanaman  (0,06%). Kesimpulan yaitu, tidak terdapat perbedaan signifikan jenis tanaman upakara di Sanggulan dan Tengkudak. Semua jenis tanaman upakara yang ditemukan tumbuh dengan baik, karena kondisi fisik lingkungan di kedua wilayah sangat mendukung kehidupan tanaman.

Kata-kata kunci: keanekaragaman hayati, morfologi, tanaman, upakara

Downloads

Download data is not yet available.

Published

2022-03-31

Issue

Section

Articles