Etnobotani Tabia bun (Piper retrofractum Vhal.) (Kajian Teoritik)

DOI:

https://doi.org/10.5281/zenodo.5472059

Abstract

Kajian etnobotani Tabia bun bertujuan untuk mengetahui manfaat praktis tanaman tersebut, dan landasan pengetahuan tradisional setempat. Manfaat praktis sebagai bahan obat, bumbu masak maupun sebagai materi pelengkap upakara bagi masyarakat setempat. Masyarakat di Bali, Tabia bun atau Tabia dakep masih digunakan untuk pengobatan penyakit ayan (epilepsi) dan sebagai materi pelengkap upakara (banten) pebersihan. Kajian Fitokimia dan fitofarmaka (Etnobotani modern), buahnya mengandung alkaloid piperin, kavisin, piperidin, isobutildeka-trans-2-trans4-dienamida; saponin, polifenol, minyak atsiri, asam palmitat, asam tetrahidropiperat, 1 undesilenil-3,4- metilendioksibenzena, dan sesamin. Kandungan tersebut memberikan manfaat sebagai obat untuk mengatasi banyak penyakit, pada manusia dan hewan, dan juga sebagai campuran masakan, jamu, dan minuman lainnya.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Anonim, (2021). Etnobotani (terakhir diedit pada 7 Agustus 2021, pukul 18:34 [UTC]). Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Ethnobotany dikunjungi pada Kamis, 26 Agustus 2021, pkl. 10.33 Wita.

Agrotek, (2020). Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Cabai Jawa. Sumber: https://agrotek.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-cabai-jawa/ Dikunjungi pada 26 Agustus 2021 pkl. 09.01 Wita.

Badan POM RI. (2010). Acuan Sediaan Herbal. Vol. 5. Jakarta. 132 hlm.

Chaveerach, A., P. Mokkamul, R. Sudmoon, and T. Tanee. (2006). Ethnobotany of the genus Piper (Piperaceae) in Thailand. Ethnobotany Research & Applications 4:223-231.

Djumidi dan J.R. Hutapea. (1992). Pembuatan ekstrak cabe jawa dengan beberapa cairan penyaring dan penetapan ekstrak secara kromatografi lapis tipis. Warta Tumbuhan Obat Indonesia 1(3): 19- 20.

Djauhariya, E. dan R. Rosman. 2008. Status teknologi tanaman cabe jamu (Piper retrofractum Vahl.). Perkembangan Teknologi Tanaman Rempah dan Obat XX (2): 75-89

Doktrinaya, IKD (ed) (2020). Tabia Bun Berkhasiat Sembuhkan Epilepsi. Sumber: https://baliexpress.jawapos.com/read/2020/07/10/203402/tabia-bun-berkhasiat-sembuhkan-epilepsi

Emmyzar. (1992). Pemanfaatan komoditas cabe jawa dalam usaha meningkatkan pendayagunaan TOBGA. Warta Tumbuhan Obat Indonesia 1(3): 23-25

Evizal, R. (2013). Tanaman Rempah dan Fitofarmaka. Fakultas Pertanian Unila. Bandar Lampung.

Indonesian Chef Association, (2020). Rempah Unik Khas Kuliner Bali. Sumber: https://indonesianchefassociation.com/article/content/5-rempah-unik-khas-kuliner-bali Dikunjungi pada Kamis, 26 Agustus 2021 pkl. 10.44 Wita.

Jamal, Y., P. Irawati, A. Fathoni, A. Agusta. (2013). Chemical constituents and antibacterial effect of essential oil of javaness pepper leaves (Piper retrofractum Vahl.). Media Litbangkes 23(2): 65-72.

Moeloek, N., S,W. Lestari, Yurnadi, dan B.Wahjoedi. (2010). Uji klinik ekstrak cabe jawa (Piper Retrofractum Vahl) sebagai fitofarmaka androgenik pada laki-laki hipogonad. Majalah Kedokteran Indonesia 60(6): 255-262.

Muliarta, IM (Narasumber): Lontar Taru Premana dan Lontar Usada.

Rusdi Evizal (2013). Status Fitofarmaka Dan Perkembangan Agroteknologi Cabe Jawa (Piper Retrofractum Vahl.) Jurnal Agrotropika 18(1): 34-40, Januari-Juni 2013.

Soleh, M. (2003). Pengembangan sistem usahatani cabe jamu mendukung peningkatan pendapatan petani. Buletin Teknologi dan Informasi Pertanian 6:42-52.

Vinay, S., K. Renuka, V. Palak, C.R. Harisha, and Prajapati. (2012). Pharmacognostical and phytochemical study of Piper Longum L. and Piper retrofractum Vahl. Journal of Pharmaceutical and Scientific Innovation 1(1): 62-66

Published

2021-08-27

Issue

Section

Articles