GRAFFITI SEBAGAI MEDIA EKSPRESI SENI ANAK MUDA

Main Article Content

Risa Azahro Wanis
Yulia Herlining Tiyas
Dimas Saputra Aulia

Abstract

Gerakan seni jalanan atau street art sudah dikenal di Indonesia sejak penjajahan Belanda. Pada saat itu street art dijadikan sebagai alat propaganda untuk membangkitkan semangat berjuang rakyat Indonesia. Kemudian berkembang hingga sekarang di kalangan anak muda. Graffiti ini dianggap sebagai bentuk penyampaian ekspresi seni atau untuk menunjukkan eksistensi mereka dan komunitasnya. Selain itu graffiti termasuk seni yang tidak umum karena media yang digunakan adalah tembok. Sedangkan biasanya media untuk menggambar dan melukis yaitu kertas atau kanvas. Maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti apa motivasi mereka lebih memilih tembok sebagai media penyampaian ekspresi seni mereka dibandingkan dengan media konvensional liannya. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa motivasi mereka dalam membuat graffiti selain sebagai media ekspresi seni yaitu sebagai bentuk eksistensi mereka. Graffiti menjadi jembatan dalam proses pembentukan identitas, dengan graffiti mereka ingin dikenal oleh masyarakat. Mereka juga berusaha untuk mengubah stigma masyarakat tentang graffiti yang dianggap kegiatan illegal, merusak, dan tidak berguna.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Risa Azahro Wanis, Yulia Herlining Tiyas, & Dimas Saputra Aulia. (2023). GRAFFITI SEBAGAI MEDIA EKSPRESI SENI ANAK MUDA. Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni, 3(1), 21-30. https://doi.org/10.59672/batarirupa.v3i1.2827
Section
Articles

References

Angkadjaja, O. B. W. S. N. (2005). Efek Ekologi Visual Dan Sosio Kultural Melalui Graffiti Artistik Di Surabaya. Nirmana, 7(2), 99–108.

Barry, S. (2008). Jalan Seni Jalanan Yogyakarta (Cet. 1). Yogyakarta: Stadium, 2008.

de Ruiter, A. (2015). Imaging Egypt’s political transition in (post-)revolutionary street art: on the interrelations between social media and graffiti as media of communication. Media, Culture and Society, 37(4), 581–601. https://doi.org/10.1177/0163443714566901

Fawzi, M. (2016). Analisis karya seni graffity sleepy. Pendidikan Seni Rupa, 04, 244–252.

Prof. Dr. AFrizal, M. A. (2017). Metode penelitian kualitatif : sebuah upaya mendukung penggunaan penelitian kualitatif dalam berbagai disiplin ilmu (Cetakan ke). Depok : Rajawali Pers, 2017 © 2014.

Reny, T. D. (2016). Pengkaryaan Film Dokumenter : Seni Graffiti Di Kota Bandung Program Studi Fotografi Dan Film Universitas Pasundan.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitaif,Kualitatif dan R&D. In Alfabeta (Issue 465). Alfabeta,.

Susanto, M. (2002). Diksi Rupa: Kumpulan Istilah Seni Rupa. Yogyakarta: Kanisius.

Wicandra, O. B. (2006). GRAFFITI DI INDONESIA: SEBUAH POLITIK IDENTITAS ATAUKAH TREN? Nirmana, 8(2), 51–57.

Yani, W. A., & Winarno. (2016). Analisis Garis dan Warna Graffiti Darbotz pada Pameran Monster Inside Us. Pendidikan Seni Rupa, 04(02), 330–335.