KAJIAN KESEIMBANGAN MOTIF PUKULAN KENONG DAN KEMPUL DALAM GAMELAN KEKELENTINGAN DI PURA KAHYANGAN JAGAT LUHUR NATAR SARI DESA APUAN BATURITI TABANAN
Main Article Content
Abstract
Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan dan motif adalah seperti wujud yaitu kesatuan terkecil dalam betuk musik yang terdiri dari tiga nada atau lebih, motif yang mengandung ritme yang jelas biasa disebut “motif ritmis” dan motif yang mengandung loncatan melodi yang nyata disebut “motif melodi”.
Kenong adalah instrumen berpencon Kempul merupakan instrumen berpecon atau bermoncol tergolong Gong tanpa hiasan.
Motif pukulan kenong dan kempul pada gamelan kekelentingan memiliki keseimbangan. Dimana keseimbangan ini teletak pada unsur musik yang berada pada motif tersebut. Musik memiliki delapan unsur diantaranya Melodi, motif pukulan kenong dan kempul ini menghasilkan sebuah melodi, karena motif ini memiliki tinggi rendahnya bunyi atau suara ketika dipukul dan menghasilkan panjang pendeknya sebuah nada. Irama, cara untuk merasakan sebuat ritme pada pukulan kenong dan kempul adalah dengan mendengarkan motif pukulan kenong kempul tersebut secara berulang-ulang dan secara tidak langsung badan dan kepala tanpa disengaja ikut bergerak. Birama yang digunakan dalam motif pukulan ini adalah empat per empat (4/4). Tangga nada yang digunakan dalam motif pukulan instrumen kenong dan kempul adalah tangga nada pentatonik yang berlaraskan pelog panca nada (lima nada). Harmoni motif pukulan kenong dan kempul terdapat pada dua buah nada yang dipukul bersamaan (ngepat), kempul (Nding) dan kenong (Ndung). Tempo, motif menggunakan tempo cepat, karena ciri khas dari motif pukulan kenong dan kempul adalah kecepatan. Dinamika, segi visual instrumen kenong lebih kecil dari instrumen kempul, sebaliknya volume suara yang dihasilkan oleh instrumen kenong lebih nyaring dari instrumen kempul. Timbre pada motif pukualan kenong dan kempul terletak pada hasil getaran dan suara dari kedua instrumen tersebut. Dari delapan unsur musik ini secara tidak langsung menjadikan motif pukulan kenong dan kempul pada gamelan kekelentingan bisa dikatakan mempunyai keseimbangan.
Balance is the ability to maintain and motifs are like form, namely the smallest unit in a musical form consisting of three or more notes, motifs containing a clear rhythm are commonly called "rhythmic motifs" and motifs containing real melodic jumps are called "melodic motifs".
Kenong is an instrument with a cone. Kempul is an instrument with a peck or a snout, which is classified as an unadorned gong.
The motif of kenong and kempul strokes in the kelentingan gamelan has a balance. Where this balance lies in the musical element that is in the motif. Music has eight elements including Melody, the kenong and kempul motifs produce a melody, because this motif has a high and low sound or sound when struck and produces a short length of a note. Rhythm, the way to feel a rhythm in the kenong and kempul punches is to listen to the motif of the kenong kempul beat repeatedly and indirectly the body and head move unintentionally. The bar used in this stroke motif is four quarters (4/4). The scales used in the kenong and kempul instrument stroke motifs are pentatonic scales that are aligned with the five-tone pelog. The harmony of the kenong and kempul motifs is found in two tones that are struck together (ngepat), kempul (Nding) and kenong (Ndung). Tempo, the motif uses a fast tempo, because the hallmark of the kenong and kempul motifs is speed. In dynamics, the visual aspect of the kenong instrument is smaller than that of the kempul instrument, on the other hand the volume of sound produced by the kenong instrument is louder than the kempul instrument. The timbre of the pukualan kenong and kempul motifs lies in the vibrations and sounds of the two instruments. Of the eight elements of this music indirectly make the motifs of kenong and kempul strokes in the kekelentingan gamelan can be said to have balance.
Downloads
Article Details
References
Andjani, Kirana. 2014. Apa Itu Musik?. Tangerang : GAJAH HIDUP.
Hardjana, Suka. 2003. Corat-Coret Musik Kontemporer Dulu dan Kini. Jakarta : SPI
Khan, Hazrat Inayat. Dimensi Mistik Musik dan Bunyi. Yogyakarta: Pustaka Sufi
Senen, I Wayan. Pengetahuan Musik Tari Sebuah Pengantar. Jakarta : Proyek
Pengembangan ISI di Jakarta. Sub/Bagian Proyek ASTI Yogyakarta, 1982/1983.
Setiawan, Erie. Memahami Musik dan Rupa Musik. Yogyakarta : Art Music Today.
Wiana, I Ketut. 2001. Makna Upacara dalam Agama Hindu. Surabaya:Paramita