EKSISTENSI SENI PERTUNJUKKAN TARI JOGED PINGITAN DI BANJAR SENGANAN KANGINAN, KECAMATAN PENEBEL KABUPATEN TABANAN

Main Article Content

Sindy Noviantari Subiartha
I Wayan Sugama
I Ketut Muada

Abstract

Penelitian ini membahas tentang keberadaan tari Joged Pingitan di Banjar Senganan Kanginan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan.Tari Joged Pingitan masuk kedalam tarian sakral yang dipercayai memiliki nilai religius dan magis yang kuat oleh masyarakat Banjar Senganan Kanginan. Nilai religius yang dimiliki dari tari Joged Pingitan dapat dilihat dari fungsinya sebagai tari wali/sakral untuk menjadi pengiring upacara.


            Dalam penelitian ini mengangkat tiga permasalahan pokok, yaitu tentang keberadaan tari Joged Pingitan, fungsi tari Joged Pingitan, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Tujuan dari penelitian ini untuk menjawab semua rumusan masalahdan menggali lebih dalam tentang tari Joged Pingitan.Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.


            Dari hasil penelitian ini menjelaskan bahwa tari Joged Pingitan di Banjar Senganan Kanginan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan keberadaannya sampai saat ini tetap dilestarikan, memiliki fungsi utama yaitu sebagai pengiring dan pelengkap pada saat upacara keagamaan dan mengandung banyak nilai-nilai seperti nilai estetika yang merupakan nilai keindahan, nilai religi, nilai pendidikan, dan nilai sosial.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Subiartha, S. N., Sugama, I. W., & Muada, I. K. (2021). EKSISTENSI SENI PERTUNJUKKAN TARI JOGED PINGITAN DI BANJAR SENGANAN KANGINAN, KECAMATAN PENEBEL KABUPATEN TABANAN. Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni, 1(2), 56-65. https://doi.org/10.59672/batarirupa.v1i2.1761
Section
Articles

References

Anandakusuma, Sri Rehsi. 1986. AUM Upacara Manusa Yadnya. Denpasar: CV Kayumas.

Bandem, I Made. 1996. Etnologi Tari Bali. Yogjakarta :KANISUS (Anggota IKAPI)

_____________.2004. Kaja dan Kelod Tarian Bali dalam Transisi. Jogjakarta: Institut Seni Indonesia Jogjakarta.

Dibia, I Wayan.2012. Buku Ilen-Ilen Seni Pertunjukkan Bali. Yayasan Wayan Geria.

____________. 1999. Buku Selayang Pandang Seni Pertunjukan Bali. Denpasar: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Djlantik, AA. 2004. Estetika Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Dwikusuma, Ni Luh Kade. 2018. Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Tari Joged Pingitan Di Banjar Senganan Kanginan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Denpasar: Institut Seni Indonesia.

Martana, I Wayan Adi.2018. Penerapan Pembelajaran Tari Telek Gaya Desa Jumpai Klungkung.Denpasar: Institut Seni Indonesia.

Puta, I Gusti Agung Mas. 1988. Yadnya. Denpasar: Parisada Hindu Indonesia Pusat.

Soedarsono, R.M. 1999. Seni Pertunjukan Indonesia & Pariwisata. Yogyakarta: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

______________. 2002. Seni Pertunjukan di Era Globalisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Soehardjo, A.J. 2012.Pendidikan Seni. Malang: Bayumedia Publshing.

Sucipta, I Wayan. 2010. Eksistensi Seni Pertunjukan Gambuh Di Desa Kedisan, Kecamatan Tegalalang, Kabupaten Gianyar, Bali. Denpasar: Institut Seni Indonesia.

Suharta, I Wayan. 2009. Buku Ajar Seni Pertunjukan Indonesia. Denpasar: Institut Seni Indonesia Denpasar.

Tim Penyusun, 2007. Wikipedia kata “eksistensi atau keberadaan” berasal dari bahasa latin existere yang artinya muncul.